Masih adakah tempat kita belajar cinta sejati di atas muka bumi ini? Tentu saja ada, salah satunya belajar pada kisah perjalanan hidup bapak Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) dan ibu Hasri Ainun Besari (ibu Ainun).
Banyak sudah pelajaran positif kita lihat dan dapatkan dari kedua pasangan tersebut. Dari dunia perfiliman, novel, lagu hingga ribuan artikel dan puisi telah tercurah pada kedua pasangan itu sebagai lambang pelajaran cinta, keluarga dan aneka sisi positif untuk kita terutama bangsa Indonesia yang telah mulai langka menemukan lambang kekuatan cinta sejati.
Bahkan monumen keduanya yang berdiri kokoh di lapangan Andi Makassau, Pare-pare Sulawesi Selatan seakan tak pernah sepi menerima tamu pengunjung yang seakan ingin merasakan kehangatan cinta dari keduanya.
Sejak kepergian istri tercinta pada 22 Mei 2010, meski coba bertahan dengan semangat dan kekuatannya BJ Habibie terlihat limbung sebab separuh jiwa dirasakan telah terenggut dari dirinya. Dalam segala tawa dan kesedihannya tanpa Ainun di sisinya BJ Habibie ternyata mampu bertahan selama 9 tahun lebih hingga akhirnya pada hari ini Rabu 11 September 2019 tak mampu lagi mendampingi kita semua.
Kepala RSPAD Dr Terawan mengumumkan secara resmi kepergian BJ Habibie menyusul istri tercinta ke pangkuan ilahi rabbi. Putra Habibie, Tareq Kamal Habibie mengakui hal tersebut. Dengan berkaca-kaca ia mengakui sang ayahanda telah meninggal dunia pada usianya 83 tahun.
BJ Habibie dilahirkan pada Parepare 25 Juni 1936 sedangkan Hasri Ainun Besari dilahirkan di Semarang 11 Agustus 1937. Banyak pelajaran positif kita peroleh dari keduanya salah satunya pelajaran cinta sejati sebagaimana disebutkan di atas.
Mulai saat ini di seluruh negeri dan bangsa ini berduka rasanya telah kehilangan tokoh paling terhormat pernah dimiliki dalam perjalanan sejarah modern negeri kita. Akankah kita memperoleh sosok lain pengganti BJ Habibie di masa akan datang?
Wallahualam bissawwab...
Innalillahi wa inna ilahi rajiu'n..
Selamat jalan pahlawan ku..