Eskalasi perang Suriah belum memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir. Yang terjadi bahkan sebaliknya, semakin sengit dan tajam seiring perkembangan signifikan diraih tentara nasional Suriah, The Syrian Arab Army (SAA) dukungan Rusia dan Iran merebut kembali kawasan - kawasan dikuasai pemberontak yang kini di bawah payung National Liberation Front (NLF) dan milisi jihad Hayat Tahrir al-Sham (HTS).
Kelompok HTS merupakan kelompok jihadi militer paling kuat di Suriah telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh barat karena berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Perkembangan terkini dari The Syirian Obervatory bahwa NLF dan HTS sebagaimana dikutip dari syria.liveuamap.com telah meninggalkan kawasan strategis kota Khan Shaykhun. JIKA hal itu benar terjadi maka ini adalah buah "penantian"lima tahun SAA merebut kembali kota yang telah diduduki selama 5 tahun oleh kelompok kelompok bersenjata pemberontak Suriah.
Sejumlah kawasan strategis di Laatmen, Lahaya, Marakba, Morek, Kafr Zita, Latmenah dan Khan Shaykhun telah "ditinggalkan" kelompok bersenjata NLF dan HTS.
Upaya Turki mendatangkan bala bantuan logistik dan peralatan tempur serta pasokan petempur segar dalam dua gelombang dari arah Turki dan Idlib ke Khan Shaykhun hingga ke Morek (pos Pemantau nomor 9) terlambat memotong kecepatan SAA dan aliansinya menguasai jalur utama Haigway M5 yang menghubungkan Hama ke Aleppo (melalui kota strategis utama Khan Shaykhun).
Bala bantuan Turki secara terang-terangan membantu NFL dan HTS dengan dua gelombang rombongan panjang konvoi 50 kendaraan pengangkut aneka perlengkapan hingga tank dan kendaraan lapis baja telah membuat pemerintah Suriah berang, menudingnya pelanggaran kedaulatan sebuah negara dengan amat terang benderang.
Bukannya menanggapi reaksi pemerintah Suriah yang merasa integritas dan kedaulatannya dicabik-cabik malah Erdogan mengirim drone pemantau untuk (alasan) memantau pengiriman balabantuan ke pos pemantau ke 9 di Morek. Turki mengatakan bantuan itu adalah untuk pos observasi (OP) mereka di Morek dan serangan itu sangat tidak dapat ditolerir. Suriah melanggar kesepakatan Turki dan Rusia.
Sikap Turki menjalin kesepakatan dengan AS mengatur zona damai di Suriah utara juga dianggap sebagai tindakan yang sangat tidak dapat diterima dan merusak kedaulatan Suriah.
Tak tahan diperlakukan semena-mena SAA naik pitam. Konvoi Turki gelombang ke dua yang datang dari arah Maarat al-Nouman diserang pesawat tempur Suriah dikawasan desa Hish menyebabkan sejumlah kendaraan kelompok Failaq al-Sham yang ikut dalam rombongan konvoi tersebut dihajar bom pesawat tempur Suriah.
Menurut informasi, jet tempur Suriah diancam F16 Turki yang sedang "mengawal" dari arah utara. Menanggapi situasi tersebut sebuah Su-35 meluncur dari arah pangkalan udara Khmeimim lalu melakukan escort. Saat itu pesawat tempur Turki telah masuk ruang udara Suriah sejauh 30 - 40 km dan diperingatkan untuk keluar dari kawasan itu oleh Su-35. Lalu F 16 Turki keluar dari zona bahaya tersebut sebagaimana dilaporkan southfront.org.