Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siapa yang "Pesan" Rektor Impor?

11 Agustus 2019   04:22 Diperbarui: 11 Agustus 2019   23:44 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi. Sumber poskotanews.com

Apakah lemhanas atau Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta pihak terkait lainnya pernah menggodok rencana tersebut lalu memasukkannya ke dalam buku putih Kementrian Pertahanan 2015 yang lalu?

Mengacu pada buku setebal 144 halaman yang dapat diakses untuk umum di sini tidak ada kebijakan transformasi keahlian pendidikan secara jelas di sana. Yang ada, "cara" mencapai tujuan srtategis Hankam. Disebutkan salah satunya adalah melalui kerjasama internasional di bidang pertahanan. Salah satu negara terpenting di luar ASEAN adalah Tiongkok.

Mungki kita salah rujukan. Baik kita mengacu pada master plan penyusunan rencana strategis perguruan tinggi. Perhatikan ini. Berdasarkan data yang diperoleh di di sni disebutkan menyusun renstra di perguruan tinggi. Khusus dalam issu Trend Global Perguruan Tinggi dilakukan beberapa penyikapan, yaitu :

  • Masifikasi-- Untuk berhasil di era ekonomi berbasis pengetahuan-- Menuju pendidikan tinggi
  • Globalisasi-- Mobilisasi dosen dan mahasiswa antar negara-- Kompetisi tanpa batas negara
  • Pengaruh teknologi-- Modalitas baru dalam pembelajaran-- Jejaring global

Terlihat hanya sebatas mobilisasi dosen dan mahasiswa. Bukan mendatangkan rektor dari luar negeri.

Siapa sebetulnya paling berkepentingan medatangkan rektor impor. Adakah pihak yang lebih berkepentingan terhadap itu sehingga mengkondisikan sedemikian rupa pada Presiden? Survey dan pengalaman membuktikan segala sesuatu yang dipolitisir tidak akan berjalan sesuai target, sia-sia dan kacau.

JIKA tidak ada dasar hukumnya sebaiknya rencana mendatangkan Rektor impor dialihkan pada peningkatan kualitas Dekan dan Dosen serta tenaga administrasi di perguruan tinggi. Untuk mendapatkan rektor (bukan reaktor-red) memberdayakan tenaga akademik dalam negeri jauh lebih efektif.

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun