Pihak debitur terlihat seolah-olah "pasang" urat anti malu. Saraf malunya seakan-akan sudah mati, tetapi yakinlah nurani dalam lubuk hati terdalamnya masih merasa terhina.
Jadi jelaslah sudah kegiatan hutang itu sesungguhnya lebih banyak mengandung janji-janji yang tidak terealisir sangat -sangat bikin kecewa. Oleh karena itu ada pepatah mengatakan "Berhutang dapat memutuskan persahabatan."
Lalu bagaimana jika kita benar-benar butuh dana dan menuntut harus berhutang (jadi debitur)? Persiapkan kerangkanya sebagai berikut:
- Lihatlah skala prioritas utang itu untuk apa. Skala prioritas nomor pertama tidak? Dan sudah berapa lama menunda skala prioritas itu
- Lihatlah sumber pembayarannya dari mana. Harap dicatat sumber yang realistis yang telah menghasilkan dan akan menghasilkan hingga beberapa periode pelunasan itu ke depan.
- Lihatlah bunganya sebesar apa
- Lihatlah individu atau lembaga pemberi pinjaman atau utang itu sekelas apa? Apakah individu penghisap darah atau individu atau lembaga yang menerapkan sistem bunga sewajarnya
- Gunakan dana tersebut untuk kepentingan dan tujuan pinjaman, jangan sekali-kali dipakai untuk tujuan pribadi.
- Konsisten berusaha semaksimal mungkin membayarnya dengan bekerja cerdas dalam mengolah uang pinjaman.
Jika kita lakukan langkah di atas dan ternyata kita memang "terlilit" oleh utang itu tapi memang ada niat serius untuk membayar pasti kelihatan itikad baik kita pada kreditur atau pihak pemberi bantuan, meskipun kewajiban kita melunasinya tetap terus terjadi.
Dalam posisi kreditur pun kita musti berhati-hati menyalurkan bantuan, pinjaman uang atau barang. Banyak sudah ditemukan tulisan berupa tips menghindari memberi bantuan pada ciri-ciri orang lembaga tertentu yang tidak dapat disebutkan satu per satu pada artikel ini.
Dengan penjelasan di atas kiranya dapat memberi pelajaran pada kita bahwa usahakan hidup tidak berhutang atau terlilit hutang. Namun jika kondisinya mengharuskan maka beberapa pedoman di atas kiranya dapat membantu.
Cerdas Berutang adalah cerdas bagaimana melunasi utang atau menepati janji, bukan cerdas mengelak saat ditagih. Untuk mengulur waktu beragam alasan muncul ke permukaan bumi dari masalah kecebong disambar petir hingga taifun di laut Cina selatan pun disampaikan yang tak perlu kita dengarkan saat menagih utang.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang terbebas dari utang. Lepas dari jeratan utang.