Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Indahnya Keberagaman Dahulu Masih Terkenang Sampai Kini

30 Mei 2019   21:20 Diperbarui: 30 Mei 2019   21:40 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Danau Sebedang Sambas ketika hujan. Suasana hampir sama 8 tahun lalu di lokasi ini meski belum sebagus ini bangunannya. Gambar Uray Dessy Eka Putri. picgra.com

Ini adalah kisah nyata penulis alami saat bertugas di Kalimantan Barat beberapa tahun silam dimana salah satu rekan kerja saya adalah putra asli setempat non muslim dari Suku Dayak Ahe, namanya Markoni.

Dalam sebuah perjalanan dinas kami ke pedalaman Kalimantan Barat saat itu sedang bulan puasa Ramadhan. Seperti biasa setelah kerja setengah hari  kami berangkat dari Potianak menuju Sambas sekitar 6 jam pada saat itu menggunakan kendaraan dinas.

Berangkat pada siang hari dengan maksud agar bisa berbuka puasa ketika tiba sore hari di kota Sambas. Meski demikian saya berusaha berhenti setiap 3 jam untuk memberi kesempatan pada saudara Markoni menikmati kebiasaannya yaitu merokok, ngopi dan tentu saja makan siang karena selain tidak berpuasa tampaknya beliau ini juga musti merokok hampir  3 jam sekali.

Tiga jam pertama dalam jalan santai tibalah kami disebuah kecamatan. Saya menghentikan kendaraan di dekat sebuah rumah makan umum yang tetap buka meski puasa.

"Kita istirahat dulu,"  kata saya padanya..

"Bapak tidak puasa," tanya dia

"Puasa "jawab saya

"Jadi kenapa kita berenti di rumah makan," tanya dia lagi agak bingung

"Jadi bagaimana...?"

"Lanjut saja pa," jawabnya tangkas

"Ok kalau begitu, berenti dulu. Bapak merokok aja dulu sebatang dua batang..." Saya paham karena saya juga masih perokok berat saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun