Masih ingat salah satu jargon yang dilontarkan calon Presiden dari nomor 02 di stadion Kridosono Yogyakarta di kampanye akbar 8 April 2019 lalu? Sekadar mengingatkan kembali, saat itu dengan nada berapi-api dan menggetok meja, Prabowo berucap.. "...ada bajingan pada segelintir elite di Jakarta yang merusak negara.."
Terlepas siapa bajingan dalam kelompok elite yang dimaksud tapi menandakan letak dan kedudukan elite yang dibenci tersebut berada di kota Jakarta, ibu kota negara Republik Indonesia.
Sehubungan dengan rencana pemindahan ibu kota yang mungkin akan berlangsung berapa tahun lagi ada baiknya kita telusuri "sisi lain" dari topik ibukota pindah, yaitu para Perampok elite di Jakarta yang disebut Prabowo pada saat itu telah merampok BUMN, bagaimana "nasib" mereka jika ibu kota betul-betul jadi pindah?
Jika ibu kota negara pindah maka pemerintah akan membangun kembali kantor dan bangunan luas di lokasi baru. Aneka kantor pemerintahan dari kantor presiden, kantor wapres, kantor kementerian dan markas pusat Polisi serta TNI serta aneka gedung pendukung di jajaran eksekutif dan legislatif akan bertumpuk di lokasi baru.
Tidak saja itu, gedung-gedung kantor pelayanan masyarakat provinsi dan pemerintah kotanya akan dikembangkan. Selain itu kantor kedutaan asing juga akan pindah ke lokasi baru yang berimplikasi pada terciptanya gedung-gedung baru yang menyediakan aneka layanan kebutuhan masyarakat, rumah sakit, tempat ibadah, mall modern, kolam renang, stadion, jalan protokol yang sangat luas dan sebagainya.
Jadi perlu waktu sekitar 5-10 untuk bisa berpindah ke lokasi ibu kota yang baru setelah referendm atau pemilihan umum tentang rencana tersebut disetujui rakyat Indonesia.
Andai referendum atau Pemilu khusus nanti menghasilkan (sebut saja) 55% setuju dan 45% tidak setuju (mirip hasil Pilpres sementara) artinya rencana tersebut dapat dilanjutkan.
Bagaimana nasib para perampok elite di Jakarta yang disebut-sebut telah merampok BUMN itu, apakah mereka ikut pindah atau akan tinggal di Jakarta saja menikmati suasana santai dan nyaman kota Jakarta lebih lengang mirip Jakarta 1980-an?
Logikanya mereka pasti ikut pindah. Setidaknya jiwa-jiwa koruptor yang bersemayam pada sendi-sendi sejumlah lembaga tinggi negara itu pasti akan ikut serta dengan alasan ikut serta membangun ibukota negara yang baru tercinta.
Prospek pembangunan kota metropolitan baru secara masif untuk menjadi ibu kota sebagaimana disebut di atas adalah peluang menggiurkan apalagi nanti sudah dalam posisi lelang pasti mereka akan memainkan langkah taktis untuk mendapatkan uang dari pembangunan ibu kota baru.