Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Turki "Pemenang" Adu Politik Perang Idlib

14 September 2018   11:16 Diperbarui: 14 September 2018   12:53 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi . Dokumen abanggeutanyo

Jumlah pasukan Turki dan peralatan tempurnya masuk ke kawasan Idlib (salah satu Provinsi di Suriah) semakin meningkat tajam sejak awal September. Pergerakan pasukan Turki dan peralatan tempurnya secara masif tersebut setelah rekonsiliasi unit-unit tempur kelompok pemberontak Suriah yang selama ini dalam payung Free Syrian Army (FSA) sejak Februari 2018 bersatu dalam kesatuan baru yang disebut Natioanl Front for Liberation atau National Liberation Front (NLF).

NLF yang terdiri dari berbagai grup milisi FSA tersebut kemudian berbentuk menjadi Syrian Liberation Front (SLF) pada Mei 2018 masih dalam dukungan Turki. Meski namanya payung organisasinya telah berubah menjadi SLF namun media dunia cenderung menyebutnya sebagai NLF. 

Beberapa lainnya masih tetap memberi julukan FSA untuk grup apapun (nasional dan jihadis) pemberontak yang melawan pemerintahan Bashar al-Assad dukungan Rusia -Iran.

Jumlah petempur National Liberation Front (NLF) dukungan Turki saat ini mencapai 70.000 personil. Jumlah tersebut BELUM termasuk personil Turkish Backed Free Syrian Army (TFSA) yang tersebar antara Afrin dan Jarabulus (kawasan Suriah diperbatasan Turki yang direbut TFSA dari ISIS tahun lalu). Jumlah TFSA di kawasan tersebut masih simpang siur, kemungkinan setidaknya 10 ribu personil.

Jika kelompok TFSA dan NLF digabungkan maka tak kurang hampir 100 ribu orang jumlah personil di pihak pemberontak kini berada di kawasan Idlib. Belum termasuk jumlah pasukan Turki (The  Turkish Armed Forces atau TSK dalam singkatan bahasa Turki) yang sejak Februari 2018 lalu mulai menidirikan 12 pos pemantau (salah satu kesepakatan dari serangkaian pertemuan Astana) di kawasan Idlib hingga Hama jauh ke dalam wilayah Suriah. Turki melenggang dengan tenang tanpa gangguan dari siapapun.

Jumlah pasukan TSK semakin banyak menjelang rencana pasukan Suriah -The Syiran Arab Republic (SAA) sedang bersiap melakusanakan ofensif besar ke Idlib. Pergerakan pasukan komando TSK dan batalion lainnya kini semakin massif dengan membawa peralatan monitoring pemantauan melainkan aneka senjata berat artileri dan tank dengan intensitas mobilitas logistik sangat tinggi telah terjadi sejak awal September 2018 hingga saat ini.

Berapa jumlah pasukan TSK kini telah masuk ke kawasan Idlib, 10 ribu, 20 ribu atau lebih? Bisa jadi lebih bisa jadi kurang, tidak ada angka pasti tentang hal tersebut kecuali oleh militer Turki. Namun jika mengacu pada mobilitas intensitas masuknya kendaraan truk pengangkut peralatan dan pasukan Februari 2018 bisa jadi angkanya bisa mencapai 10 ribu personil.

Jika seluruh kekuatan pasukan TSK bergabung dibantu NLF dan TFSA dapat dibayangkan apa yang akan terjadi di kawasan Idlib dan sekitarnya ketika mereka berhadapan dengan kekuatan pasukan Suriah dan aliansinya? (diprediksi berkekuatan 70 ribu pasukan dan milisi). Belum lagi kekuatan ISIS dan Al-Qaeda Suriah akan meramaikan suasana dengan mengambil kesempatan dimanapun mereka dapatkan peluang.

Benar, bencana kemanusiaan akan terjadi tanpa pilih kasih dan lokasi. Beberapa penilaian senada hal tersebut disampaikan oleh lembaga dan pejabat negara sebagai berikut :

  • PBB mengatakan akan terjadi bencana kemanusiaan sebagaimana dikemukakan UNICEF. Diperkirakan 1 juta penduduk sipil terancam mengungngsi jika pasukan Suriah melaksanakan ofensif ke Idlib ( middleeastmonitor).
  • Jurubicara Deplu AS mengatakan, AS tidak akan tinggal diam jika Rusia dan pemerintah Suriah menyerang Idlib
  • Akun twitter Donald Trump berkiacau, mengatakan akan terjadi kuburan massal dan bencana kemanusiaan. Ratusan ribu oang akan terbunuh, jangan biarkan itu terjadi," sebagaimana dikutip dari  /twitter.
  • Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengingatkan hal serupa, serangan ke Idlib akan mengakibatkan pembunuhan massal, sekaligus meminta reaksi internasional jika ofensif Idlib terjadi.
  • Mohammad Marandi, salah satu profesor dari universitas Iran memprediksikan sangat besar potensi AS akan bereaksi jika Suriah dan Rusia melaksanakan ofensif Idlib sebagaimana dilansir dari  sputniknews.
  • Dutabesar Inggris untuk PBB mengingatkan bahwa masih lebih banyak bayi ketimbang teroris di Idlib, sekaligus meminta Rusia -Suriah menahan diri.
  • Hal senada muncul dari PM Inggris dan Perancis menilai krisis kemanusiaan akan terjadi jika Suriah melaksanakan ofensif sekaligus menekankan ancaman bahwa Inggris dan Perancis akan mengambil langkah keras jika terjadi serangan senjata seakan mengingatkan reaksi keras Inggris dan Perancis tahun lalu terhadap SAA atas tuduhan penggunaan senjata kimia di Duma, Eastern Ghouta.

Di saat Turki dan AS mengingatkan bakal terjadi bencana kemanusiaan seperti di atas saat bersamaan Turki dan AS memperkuat "punggawa" besutan masing-masing. Kubu AS --atas nama koalisi internasional-- telah memasok 1200 truk berisi aneka senjata dan amunisi sejak awal 2018. Sedangkan Turki semakin massif menusuk ke Idlib bahkan Hama dengan alasan monitoring, melawan Terorisme dan stabilitas kawasan Idlib berdasarkan serangkaian perjanjian Astana.

Turki bahkan memperbaharui keputusannya dengan mendeklarasikan kelompok Al-Nusra atau HTS (Al-Qaeda di Suriah) sebagai kelompok teroris. Padahal di sisi lain Turki bebas melenggang dari kawasan dikuasai Hayat Tahrir al-Sham (HTS) tanpa sedikitpun ancaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun