Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suriah Ancam Israel Cukup dengan Rudal "Uzur" Scud, Mengapa?

28 Maret 2017   01:52 Diperbarui: 28 Maret 2017   20:00 5658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi. Sumber : Pinterest dan Businessinsider.co.id. Edit abanggeutanyo

Sejak saat itu sejumlah media barat menyroti "pesan" berisi ancaman tersebut. Sejumlah media seakan mengolok-ngolok Suriah dengan ancaman rudal peninggalan era 70-an produkmilik rezim Uni Soviet dahulu melawan kecanggihan teknologi arsenal pertahanan Israel. Dan hingga kini, 20 menit lalu saat tulisan ini sedang disiapkan, Dailymail  mewartakan ancaman misil Scud Suriah tersebut.

Meskipun S-200 juga merupakan produk peninggalan Uni Soviet era 60 hingga 70-an namun ancaman Suriah menggunakan rudal Scud ang terbukti kurang ampuh dalam perang Teluk Persia,  Perang Irak-Iran dan lainnya.  Oleh karena itu apakah karena sudah tidak ada rudal lain lebih mematikan maka Suriah terpaksa menggunakan Scud untuk menantang Israel ataukah memang cukup dengan Scud saja untuk menyerang Israel. Apakah mungkin Scud dengan teknologi lebih sederhana ketimbang S-200 tidak akan dapat dicegat sang intersep The Arrow Israel?  

Jika dugaan pertama menjadi sebab maka tak heran Suriah menggunakan sarana dan pra sarana apapun demi mempertahankan kehormatan dan identitasnya untuk melawan Israel yang dinilai banyak pengamat ilegal mengambi kesempatan dalam kondisi Suriah terdesak seperti saat ini meskipun secara teknis Suriah - Israel masih terlibat perang ang mengakibatkan dataran tinggi Golan jatuh ke Israel akibat  koalisi Mesir - Suriah - Jordania kalah atas Israel dalam pertempuran 6 hari pada  5 Juni  hingga  10  Juni 1967 lalu.

 Akan tetapi jika dugaan ke dua menjadi sebab yakni cukup teknologi Scud saja untuk menerobos keperkasaan The Arrow Israel maka patut dipertanyakan penolakan Israel terhadap claim Suriah pada malam 16 Maret lalu bahwa misil anti misil Arrow-3 Israel mampu melaksanakan intersep dan melumpuhkan S-200 Suriah sebagaimana telah diopinikan ke seluruh dunia.

Fokus tulisan ini adalah mengupas kemungkinan S-200 atau SA-5 Gammon telah memangsa korbanna pesawat tempur Israel ?  Dan apakah karena itu Suriah kin mengancam serang Israel cukup dengan rudal Scud saja untuk menerobos the Iron Dome "pagar betis" pertahanan udara Israel?

Mari simak kajian Michael Peck salah seorang kontributor untuk  Nationalinterest.org . Menurutnya ada sejumlah kejanggalan dibalik claim Israel sukses merontokkan S-200  Suriah. Salah satu sisi menarik itu adalah mengapa Suriah harus menunggu pesawat Israel keluar dari area udara Suriah tepatnya di perbatasan Jordania baru melepaskan S-200 dan dicegat Arrow hingga jatuh dekat sebuah sungai di Jordania. Padahal -menurutnya- misil S-200 itu dirancang untuk mencegat pesawat pembom di ketinggian atmosfir dimana pesawat F-16 itu jauh lebih lebih lambat ketimbang kecepatan S-200.

Arrow diciptakan untuk menyerang target di atas atmosfir pada ketinggian 40 km. Bentuk disainnya yang kurang aerodinamis menjadi kurang kompatibel dengan suhu tinggi di atas atmosfir menyebabkan terjadi gesekan tinggi sehingga membuat suhu Arrow menjadi sangat tinggi. Tahanan yang besar  membuat Arrow tak mampu mencegat S-200 yang memang diciptakan untuk menyerang target pada ketinggian sangat tinggi di atas bumi. Bentuk disain eorodinamis serta sistim teknologinya mendukung misi pencegatan menjadi tugasnya.  

Untuk memperjelas analisnya, Michael meminta pandangan ahli, salah satunya adalah Ted Postol salah satu profesor di Institut Teknologi Massachusetts, AS. Profesor ini ternyata memiliki pandangan senada dengannya. Dari pendekatan saintis dan teknologi disandang S-200 Profesor Ted menyimpulkan tak mungkin Arrow mencegat S-200. 

Sementara itu Barbara Opall-Rome salah satu penulis berita pertahanan menilai S-200 memiliki kemampuan mengecoh pencegatnya dengan menciptakan 5 target di udara sehingga mampu mengecoh pencegatnya. Masih menurut Barbara, Arrow tidak dirancang untuk melumpuhkan S-200.

Michael, Postol dan Barbara mungkin benar. Dua hari setelah peristiwa tersebut dikabarkan sistim pertahanan Suriah berhasil menjatuhkan sebah drone Israel. Apakah Drone itu dikemas sedemikian rupa untuk menjaga muka Israel? Tak tahulah..

Berdasarkan sejumlah kajian di atas apakah mungkin Israel benar-benar telah melumpuhkan S-200? Jika benar bisa jadi ini sebuah pesan untuk Rusia bahwa "The game is over." Permainan Rusia pada S-300 tidak akan efektif lagi untuk menciptkan rasa takut lawan-lawannya di timur tengah  sebab telah ada senjata penangkis Arrow buatan Israel. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun