Trik dibalas intrik. Taktik dibalas anti taktik. Intelijen dibalas kontra intelijen dan strategi dibalas adu siasat, mudah terbaca dalam perang Suriah.
Sempat menuai harapan damai setelah pertemuan Astana pada 26 Desember 2016 lalu tampaknya kini nasib damai Suriah kian jauh panggang dari api alias semakin tak berkesudahan sesuai harapan, makin sarat adu taktik, intrik dan siasat.
Beberapa contoh adu siasat membuat upaya damai Astana mirip nasib belasan pembicaraan dan usulan damai sebelumnya berakhir gagal antara lain adalah :
- Saudi Arabia tidak memperlihatkan tertarik dengan proses damai tersebut. Entah karena tidak dilibatkan atau merasa tidak sesuai dengan strategi dan sejumlah pengorbanan telah dikeluarkan, intinya adalah Saudi Arabia tidak bernafsu pada pembicaraan damai Astana.
- Pembicaraan damai berlangsung di Astana, demobilisasi dan reinforcement dikalangan FSA, ISIS, SDF/PG dan SAA terjadi di lapangan. Pemboman Rusia terhadap posisi FSA terjadi sehari proses damai ditandatangani.
- Dua hari menjelang pertemuan Astana terjadi pertikaian internal di kubu FSA. Kini terdapat dua kelompok utama dalam FSA yaitu kelompok di bawah komando Harakat Ahrar al-Sham (HAS) dengan jumlah pendukung lebih 12 faksi.
- Empat hari pasca pembicaraan damai di Astana, kubu pimpinan Jabhat Fatih al-Sham atau JFS (dahulu al-Nusra) membentuk organisasi baru, Hayyat Tahrir al-Sham (HTS). Kelompok ini menyerang kubu kleompok HAS dengan alasan mendukung proses damai di Astana. Perpecahan dua kelompok FSA itu membuktikan prediksi sebelumna bahwa di kalangan FSA sendiri tidak akan dapat bersatu pasca perang Suriah bahkan apabila Assad mampu dijatuhkan.
- Ofensif pasukan Turki dan FSA dalam operasi Euphrat Shields mengurung kota Al-Bab telah berlangsung sejak sebulan lalu. ironisnya TAF/FSA tidak mau merapat ke kota Al-Bab dari sisi barat dimana pasukan SAA sedang berusaha mencapai kawasan Al-Bab melalu jalur Noah Brandt dan jalur jalan nasional 212. Di sebelah jalur 212 itu terdapat jalur alternatif (M4) terpisahkan antara 1,8 - 400 meter saja tempat TAF/FSA standby di jalur M4 tersebut sejak dua minggu lalu. Pasukan TAF/FSA seperti sengaja menanti kedatangan SAA dari arah Dayr Qaq dengan cara membiarkan jalur 212 dan jalur M4 sepanjang 3,7 km dilalui SAA untuk mencapai posisi terdekat dengan posisi mereka.
- Perkiraan akan terjadi clash jika SAA bertemu TAF/FSA benar jadi kenyataan. Ketika pasukan SAA melalui jalur M-4 mereka disambut serangan FSA menyebabkan 2 SAA tewas. 1 tank hancur dan 1 BMP dikuasai FSA.
- Turki tidak mengakui ada tentaranya terlibat dalam pertempuran itu akan tetapi pada saat bersamaan sebuah je tempur Rusia mengaku salah sasaran menjatuhkan bom pada salah satu kelompok tentara di kawasan dekat pertempuran tadi. Ternyata belakangan baru diketahui tentara Turki tewas akibat serangan "salah sasaran" Rusia itu adalah tiga pasukan TAF. Turki. Bahkan Rusia mengabarkan bahwa Turki menyiapkan anggota intelijen dalam pertempuran dengan SAA -FSA kemarin (10/2).
- Setelah tiga pasukan TAF tewas akibat serangan udara RuAF, kini giliran pesawat tempur Turki (TAF) -- saat menyerang posisi ISIS-- juga menyerang posisi SAA dekat Al-Bab. "Turkish air force hit 11 targets, artillery hit 154 ISIS and some SAA target in Al Bab area." tulis sumber liveuamap.com.
- TAF/FSA seperti memasang jebakan-jebakan pada sejumlah wilayah ISIS. Ada wilayah ISIS wajib dikuasai, ada wilayah kesannya dibiarkan meskipun bisa dikuasai dan ada kawasan yang memang tidak ingin dikuasai. Kawasan wajib dikuasai adalah wilayah harus dirampas dari ISIS. Kawasan dibiarkan adalah wilayah untuk SDF/YPG dan kawasan tidak ingin dikuasai adalah wilayah "diperuntukkan" untuk SAA.
- JIka sebelumnya dalam operasi Eufrat kelompok Ahrar al Sham tidak dilibatkan, beberapa jam lalu saat tulisan ini sedang disiapkan ternyata kelompok ini sudah berada di sekitar Al-Bab bergabung dengan FSA/TAF. Sumber : twitter.com/metesohtaoglu. Di sisi lain, tercapai kesepakatan langka antara SAA dengan SDF/YPG dalam rangka joint operation menghadapi ISIS di Deir Ezzor. Mungkinkah kerjasama dengan SDF/YPG itu akan membanu menghubungkan The Rojava dari timur ke barat yang kini telah terputus sejak Turki ofensif dalam operasi Eufrate Shilields?
Turki akan terjebak dengan mimpi buruk apabila perang SAA-TAF menjadi pemicu perang besar di kawasan timur tengah. Turki dan negara Arab lain lupa melihat posisi ISIS adalah musuh bersama maka seharusnya diperangi bersama. Juga lupa, di sudut lain posisi Israel duduk dengan sangat manis, mereka pasti akan mengambil keuntungan dari dalam konflik hidup mati Suriah-Turki.
Jika Turki mampu melihat sisi buruk disebutkan di atasi dan mencerna dengan jeli sebaiknya Turki tidak perlu terlibat langsung atau tidak dalam perang Suriah. Fokus penting adalah pada upaya peningkatan stabilitas keamanan dalam negeri mengingat teror melanda Turki telah belasan kali dalam 2 tahun terakhir, maka Turki harus berpikir cool and smart, hehehehe..
Harapan penulis prediksi ini TIDAK akan terjadi dan JANGAN terjadi.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H