Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiongkok Mau Bikin Indonesia Kacau? Pikir-pikir Dulu!

20 Desember 2016   02:57 Diperbarui: 20 Desember 2016   10:08 2829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : intelijenmiliter2.files.wordpress.com edit abanggeutanyo

Gatot tidak mampu menyembunyikan lagi keprihatinannya akibat ancaman Tiongkok pada Indonesia. Lihat saja apa pandangan Li Keqiang, PM Tiongkok mengancam Indonesia. pada Nopember lalu. "Jika memang Pemerintah gagal melindungi warga keturunan kami disana dan terulang lagi sejarah kelam itu (1998-red), maaf jika kami pemerintah Tiongkok pun akan mencoba menaikkan banding kami ke Badan Persatuan Bangsa-Bangsa untuk mengirimkan pasukan pengamanan kami ke Indonesia, Demi memindahkan keturunan kami disana," ujar  Li sebagaimana dikutip di  Infoberita.      

Berdasarkan sejumlah lontaran kalimat dan pernyataan Pangab tentang issue ancaman terhadap NKRI pada dasarnya ada 5  potensi kekacauan terhadap negara dan bangsa kita, yaitu :

  1. Ancaman konspirasi Global
  2. Ancaman proxi war akibat munculnya radikalisasi ekstrim
  3. Ancaman politikus titipan dan dukungan luar
  4. Ancaman Narkotika dan melemahkan mental bangsa
  5. Ancaman kekacauan oleh ustad medsos

Dari ke Lima hal tersebut, urutan 1, 2, 3 dan 4 tak terlepas dari posisi dan pengaruh China. Sedangkan urutan nomor 5 adalah reaksi dan spontanitas tanggung jawab moral para ustad-ustad meskipun ada ŷang hanya mengetahui sebesar biji Zarrah. Tujuan penyampaian dan mengingatkan melalui medssos itu sesungguhna positif dan bagus, akan tetapi mungkin disana sini ada beberapa sharing medsos disampaikan dengan tulisan atau kata keras dan tidak cek dan recek sehingga kesannya sama juga seperti membangkitkan radikalisme ektrim. 

Atas dasar penjelasan di atas ternyata jelas, China adalah ancaman paling nyata bagi masa depan bangsa dan negara ini. Mungkin Itulah sebabnya manuver Presiden Jokowi dalam kebijakan LN khususnya dengan Tiongkok kontras dengan paradigma kebijakan LN pada masa SBY. Sebuah kebijakan tidak populer dan membuat posisi Indonesia makin banyak mendapat lawan, apalagi untuk melawan raksasa naga Tiongkok.

Meski secara militer Indonesia tidak sebanding dan mungkin kalah kelas dari Tiongkok akan tetapi tidak mudah bagi RRT menguasai Indonesia. Alasannya banyak, beberapa diantaranya adalah :

  • Meski kalah jumlah dan kalah peralatan TNI efektif melaksanakan skema perang lasykar atau gerilya ala Vietcong di hutan-hutan dan desa-desa
  • Bantuan rakyat semesta (seluruh Agama) dipihak TNI membela negara akan terjadi kembali meskipun dalam beberapa dekade terakhir negara kurang "perduli" terhadap kebutuhan standard warga. Harga dan pasokan kebutuhan pokok telah dikuasai oleh gurita mafia dalam kartel Bahan Pokok dan inimnya pendapatan warga ekonomi ke bawah adalah salah satu bukti kurang peduli beberapa dekade dimaksud.
  • Indonesia berbentuk negara kepulauan, tidak semudah menguasai daratan Indonesia secara cepat dan menyeluruh . Kemenangan disebuah pulau tidak menjamin kemenangan di pulau lain
  • Indonesia akan dibantu Jepang. Jepang berpihak pada Indonesia bukan karena hubungan historis masa lalu melainkan hubungan klasik tak sedap atas pendudukan Mansyuria dan pulau Senkaku (Diaoyu) dan persaingan klasik lainnya antara jepang dan China belum hilang sampai kini
  • AS akan memperkuat milisi lokal pro barat seperti di FSA moderat di Suriah dan menganeksasi sejumlah pulau-pulau terluar dekat ke Darwin Australia
  • Rusia dan Korut akan membantu milisi pro Tiongkok
  • Dalam jangka panjang (lebih 5) tahun RRT akan menang  secara militer tetapi tidak dapat mengambil manfaat apa-apa pada Indoneisa akibat perhatian tercurah pada laut Cina Selatan, memperebutkan kepulauan Spratlys melawan Vietnam, Filipina dan Taiwan. 
  • Meski tidak mendapatkan apa-apa akan tetapi  Indonesia akan dijadikan daratan baru untuk wargaTiongkok utuk menguasai kantong-kantong bisnis industri dan bisnis kebutuhan pokok berbasis  di kota-kota besar.

Prediksi di atas memperlihatkan tidak mudah China menguasai Indonesia secara militer. Bahkan dari sisi sejarah masa lalu pun hal itu tidak mudah dilaksanakan. Lihat saja pada  abad XIII, Kublai Khan mengirim 20.000 hingga 30.000 anggota pasukan lautnya untuk menaklukkan Singosari. Usaha itu dapat digagalkan oleh Raden Wijaya, yang kemudian menjadi pendiri Kerajaan Majapahit, sebagaimana dikutip dari opini Bapak Ginanjar Kartasasmita bertajuk Awas Bahaya Cina Terhadap Kedaulatan NKRI! di  repelita.com edisi 25 Mai 2016.

Pada sisi lain kebehasilan Prajurit Kostrad TNI AD berhasil menjuarai kejuaraan internasional. Mengalahkan prajurit Tiongkok (di urutan 2) dalam kompetisi Australia Army Skill at Arms Meeting (AASAM) yang berlangsung di Puckapunyal Military Area, Victoria, Melbourne, Australia  dari 3-30 Mei 2016 adalah sebuah tanda meningkatnya skill dan kemampuan TNI sehingga tidak dianggap enteng oleh Tiongkok. 

Jika Tiongkok mampu menguasai Indonesia secara militer sebetulnya tidak jauh beda dengan kondisi negara saat ini, segala kebutuhan telah banyak didatangkan dari Tiongkok. Ketergantungan Indonesia pada TIongkok sangat tinggi. Bahkan total utang RI pada Tiongkok pada Maret 2016 saja --sembilan bulan lalu-- mencapai lebih Rp 12,03 triliun.   finance.detik.com  

http://pekanews.com
http://pekanews.com
Kini kita baru tersadar, kemungkinan besar gebrakan pada masa awal  pemerintahan Jokowi disebut di atas adalah sebuah tanda atau arah bagaimana negara akan menyikapi kebijakan LN dalam posisi sulit dan dilematis berkaitan dengan "pemaksaan" RRT dan kebijakan peninggalan atau warisan sebelumnya. Ekspektasi ada Tiongkok kini sudah tidak dapat ditutupi lagi dan membuat Jokowi benar-benar dongkol. Gambar di atas --mungkin tanpa sengaja-- memperlihatkan betapa dongkolnya Presiden Jokowi pada Tiongkok atas sejumlah problem warga Cina Perantauan (Overseas China) di Indonesia. Belum lagi 600 trilyun rupiah BLBI dikemplang dibawa kabur keluar Indonesia oleh sebagian besar taipan Tiongkok juga belum tuntas. 

Jokowi sedang mengembalikan jati diri negara dan bangsa ini pada jalur hubungan LN yang setara dan seimbang dengan tetangga termasuk China.  Ironisnya Presiden Jokowipun malah kini dituding pro Tiongkok gara-gara bersikap dilematis pada kasus Ahok, investasi mega proyek untuk China, migrasi massif warga Cina Perantauan (Overseas China) ke Indonesia, dan lain-lain. Padahal ia justru sedang membalikkan stigma  "a million friends and zero enemies” menjadi "a little friend but too much enemies," tanpa perlu perang. hehehehheee... 

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun