Berdasarkan daftar peristiwa serangan bom (aneka katagori) dari wikipedia/Category:Terrorist_incidents peristiwa bom bunuh diri katagori terorisme pada 10 Oktober 2015 lalu adalah yang ke 4 sepanjang 2015 ini. Beberapa peristiwa sebelumnya terkait aksi terorisme adalah :
- Pada 5 Juni 2015, di Dyarbakkir. Serangan bom menewaskan 4 orang dan melukai hampir 100 orang. Pemerintah Turki menuduh pelakunya adalah IS dan PKK
- Pada 20 Juli 2015, di Suruc, Provinsi Sanliurfa, serangan bom bunuh diri yang merenggut korban jiwa 33 orang serta melukai 104 orang.
- Pada 6 Januari 2015, di Istanbul. Serangan bom bunuh diri menewaskan dirinya sendiri dan dua polisi di pos Polisi Sultatanahmet.
Berdasarkan data pada link di atas, total serangan (katagori serangan bom dan serangan teroris) sejak 1996 sampai 2015 terjadi sebanyak 28 kali. Dalam kurun waktu 19 tahun terjadi 28 kali serangan bom dalam aneka katagori. Artinya dalam 19 tahun terakhir rata-rata terjadi hampir 2 kali peristiwa katagori serangan teroris setaip tahunnya. Tahun ini hongga Oktober 2015 sangat disesali telah terjadi 4 kali peristiwa serangan katagori serangan teroris.Turki rawan pengeboman dan aksi terorisme akhir-akhir ini
Turki rawan serangan teroris sejak Krisis Suriah
Reccep Tayyip Erdogan, terpilih menjadi Presiden Turki pertama pada 28 Agustus 2014 melalui era pemilu langsung pertama sekali dalam sejarah Turki. Sebelumnya ia pernah menjadi PM Turki pada 2003 hingga 2014 setelah digantikan oleh Ahmad Dovutoglu.
Sejak Erdogan menjadi Presiden melalui pemilu paling demokratis pertama Turki, banyak kemajuan dalam ekonomi dan pembangunan untuk Turki. Di samping itu banyak juga terjadi unjuk rasa akibat berbagai issu, mulai dari masalah lingkungan, pembangunan hingga persoalan keamanan dalam negeri dan kriisis Kurdi dan Suriah.
Dalam krisis Suriah, Erdogan (Turki) sulit ditebak atau misterius. Satu sisi secara terbuka membantu pemberontak Suriah tapi satu sisi lagi kurang bersemangat beraksi secara langsung di Suriah menumbangkan rezim Assad. Sikap misterius tersebut menandakan Turki menyimpan misi "tersendiri" dalam krisis Suriah. Hal itu dapat terbaca melalui beberapa taktik Turki yaitu :
- Dukungan terang-terangan pada pejuang islam Arab anti rezim Suriah dengan menyiapkan sejumlah dana, wilayah dan persenjataan bagi pemberontak termasuk al Nusra yang berafiliasi dengan al-Qaeda.
- Melalui amandamen pada 2014, kelompok al Nusra dikeluarkan dari daftar jaringan al-Qaeda.
- Mengajukan wilayah larangan terbang diantara perbatasan Suriah-Turki
- Menembak jatuh beberapa pesawat tempur Suriah yang dituding melanggar wilayahnya
- Melarang warga Kurdi Turki menyeberang ke Kobane untuk membantu saudara mereka yang terkepung oleh IS, bahkan melarang masuk bantuan kemanusiaan dari wilayah Turki ke Kobane (Suriah)
- Tidak mau terlibat dalam aliansi AS-Arab untuk menyerang IS sebelum syarat yang diajukan disetujui AS dan UE
- Meningkatkan ketegangan dan eskalasi dengan pejuang PKK di utara Turki
- Fokus utama Turki dalam krisis Suriah adalah hanya menyingkirkan Bashar al-Assad
- Memberi peringatan keras dan ancaman terhadap pesawat tempur Rusia yang melanggar wilayahnya
- Menjadi salah satu tempat pelatihan pejuang moderat yang difasilitasi oleh CIA dan negara Arab
- Turki mengizinkan AS memasang barikade Rudal anti Rudal (Patriot) di tenggara Turki (Sumber breitbart.com/2015/10/14)
Dari sikap tersebut apakah Turki merasa sangat terlambat beraksi di Suriah karena sudah didahului oleh Iran dan Rusia atau memang memanfaatkan kasus Suriah untuk menghadapkan pejuang arab Suriah untuk memberangus PKK dan afiliasinya yang telah menjadi duri dalam daging dalam 3 dekader terakhir dalam negara Turki.
Apapun sikap Turki dan alasan politik beraroma tujuan tersembunyi di dalamnya nyatanya kondisi keamanan dalam negeri Turki semakin terancam.
Satu sisi Turki mendukung kampanye aliansi AS melawan IS, Turki justru menuduh IS sebagai pelaku serangkaian teror di Turki.
Satu sisi IS melakukan aksi pemboman di Turki sayangnya Turki lebih fokus pada aksi serangan besar-besaran terhadap PKK.
Satu sisi Turki memberi fasilitas pada AS (NATO) memerangi IS tetapi Turki tidak mau terlibat langsung melakukan serangan terhadap IS.
Satu sisi Turki setuju dengan kampanye anti IS ternyata Turki mengizinkan pemasangan rudal Patriot di tenggara Turki di perbatasan dengan Suriah yang bisa menjadi semacam ancaman pada pesawat tempur Rusia yang sedang menjalankan misi yang pernah didiskusikan antara Rusia dan sejumlah kepala negara NATO sebelum beraksi pada September lalu.