Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rusia Siap Tempur di Suriah, Pamer Kekuatan Demi Perdamaian?

25 September 2015   11:10 Diperbarui: 25 September 2015   11:51 1540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suriah menjadi kawasan terpenting Rusia di Timur Tengah setelah Vladimir Putin menerapkan National Strategy Concept pada 2000 lalu menandakan Rusia (setelah bubarnya Uni Soviet) kembali lagi ke kancah politik Internasional untuk mengulangi kejayaan Uni Soviet masa lalu sebagia penyeimbang pengaruh Globalisasi AS dan sekutunya.

Menurut pandangan Rusia, kawasan Timur Tengah adalah kawasan Shatterbelt, yakni kawasan konflik internal Arab dan kawasan yang sangat bernilai bagi AS (sehingga Rusia juga merasa perlu memainkan peranannya).

Suriah menjadi pilihan mengingat geografisnya memungkinkan untuk akses langsung dari wilayah terluar Rusia di Magaramkentsky (Dagestan) yang berbatasan dengan Azerbaizan memungkinkan akses langsung ke Iran.

Dari Iran keluar melalu teluk Persia ke laut Arab. Kemudian berbelok ke kanan menuju teluk Aden hinga masuk ke laut Merah. Lalu menyusuri terusan Suez. Lalu keluar dari Suez bertemu laut Miditerania tempat pelabuhan Tarsus itu berada. Di sinilah jalur paling rawan karena Israel untuk kepentingan AS dan negaranya siap memata-matai seluruh aktifitas kapal yang akan keluar dan masuk terusan Suez termasuk aktifitas Rusia dari dan ke pelabuhan Tarsus.

Jalur "Sutera" yang sama dengan i atas juga dilakukan oleh Tiongkok memberi bala bantuan via laut menuju ke Suriah. Tak heran, posisi Iran ini sangat strategis menyokong Rusia dan China dalam peranannya di Timur Tengah dan terutama Suriah.

Kini Rusia memperlihatkan sikap terang-terangannya lebih terbuka kepada Nato (AS dan sekutunya) bahwa Suriah sangat penting bagi Rusia bukanlah karena Suriah secara ekonomi kaya kandungan alamnya, tak lain adalah posisi Geografis dan rute sutera tersebut jangan sampai terhapus sebab jika terhapus maka bukan saja pelabuhan strategis merka di Tarsus akan hilang tapi juga pengaruh Rusia di Timur Tengah akan pudar dan membiarkan AS dan sekutunya bermain tunggal mempengaruhi Timur Tengah seperti di kawasan lainnya.

Rusia juga tak ingin menanggung malu mirip peristiwa invasi ke Afganistan sehingga telah mempelajari sejumlah potensi masalah sehingga tidak akan berpotensi mengalahkan Rusia seperti kalahnya Uni Soviet dahulu.

Pantas Rusia mati-matian mempertahankan Suriah. Bahkan kini mereka mengirimkan armada perang yang amat besar sekaligsu menyampaikan pesan pada Eropa dan AS (NATO) bahwa Rusia siap menggunakan nuklirnya jika merasa diinvasi dalam wilayahnya mungkin termasuk pelabuhan Tarsus (Suriah) dan Crimea yang mereka maksudkan.

Menlu Rusia Labarov pernah menyampaikan hal itu beberapa kali saat mengingatkan NATO agar tidak terlalu ikut campur dalam masalah mereka di Crimea dan Ukraina. Selain itu juga memberi ultimatum pada Denmark atas sikap pembelaannya pada kasus pelanggagran wilayah Swedia oleh kapal selam Rusia pada Maret 2015 lalu.

Apakah Rusia sekadar gertak sambal atau sangat serius? Kelihatannya Rusia sangat serius membangun masa kejayaan seperti era Uni Soviet dahulu. Itu artinya sama dengan seriusnya mereka mempersiapkan kemungkinan terburuk yakni terjadinya peang nuklir.

Tentang persiapan serius Rusia untuk perang nuklir disampaikan oleh Jenderal Hans-Lothar Domröse komandan Nato. Dalam satu wawancaranya dengan majalah di Jerman, Focus online, ia melihat Rusia  sangat serius dan siap melancarkan serangan umum dengan dua ribu senjata nuklir taktis. "Putin, sangat serius, penjudi yang amat berbaaya," katanya dalam wawanara 26 mei 2015 seperti dikutip di sini : biznewsindex

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun