Literasi keuangan masyarakat Indonesia harus diakui masih lemah. Bayangkan, tidak sampai 1% yang menggunakan Non tunai dalam kegiatan ekonominya. Artinya sebagian besar warga kita masih senang berada pada zona nyaman alias "alergi" dalam menggunakan Non Tunai.
Masih lemahnya kesadaran warga kita dalam menggunakan pembayaran Non Tunai mungkin juga hal yang wajar. Beberapa benang merah yang membuat masyarakat kita masih berkutat pada zona nyamannya seperti itu, yaitu :
- Kebiasaan tidak suka dengan hal baru atau alergi dengan perubahan.
- Berada pada zona nyaman adalah hal yang paling mudah daripada memilih sesuatu yang tidak mereka mengerti. "Sistem pembayaran Tunai sudah biasa dan telah turun temurun digunakan para leluhur, aman tenteram daripada menggunakan sistim yang tidak jelas," dalam pandangan awam.
- Informasi menyesatkan dari segelintir orang yang tidak mengetahui suatu masalah tapi bergaya seperti mengetahui masalah berimplikasi pada masyarakat. Apriori menjadi tantangan hebat dalam aneka sosialisasi termasuk dalam kampanye alat pembayaran transaksi Non Tunai.
- Sebagian kelompok masyarakat yang lebih kritis dari kelompok awam ternyata belum memperoleh informasi dan sosialiasi yang terpadu, sistematis dan kontinu tentang sosok pembayaran Non Tunai. Jelas hal ini belum menyentuh alam pikiran mereka sehingga belum berkeinginan beralih pada sistim pembayaran Non Tunai.
Penyikapan seperti di atas memang wajar, sama seperti alam pikiran beberapa diantara kita dahulu ketika terlintas sikap "menolak" saat hadirnya program Excel dalam aplikasi komputer, sedikit tidaknya pernah mengeluh. Kita lebih senang menggunakan program Lotus ketimbang Excel yang nyelimet. Kemudian saat Windows 8 menghadirkan menu start anyer dalam komputer banyak sekali pengguna komputer merindukan model start "klasik" pada versi terdahulu. Apa yang terjadi saat ini? Ternyata orang mulai sadar bahwa fiture dan fasilitas serta kemampuan aplikasi pada windows 8 atau 8.1 ternyata mampu menjembatani kebutuhan pengguna komputer di seluruh dunia.
Hal yang sama juga terjadi pada gerakan nasional Non Tunai. Saat ini masyarakat belum terbebaskan dari sejumlah rantai yang membelungu wawasan dan pengetahuan mereka. Bagaimana memutuskan belengu rantai yang selama ini telah melilit masyarakat kita pada zona nyaman yang lebih tertarik sistim pembayaran Tunai daripada Non Tunai.
Inilah tantangan dalam masyarakat kita yang harus dapat diatasi segera, bukan mengharapkan keajaiban masyarakat, cepat atau lambat pasti akan tersadar dengan sendirinya.
Inilah salah satu tujuan acara sosialisasi GNNT tesebut. Kompasianer Aceh (terutama penulis sendiri) dan di beberapa kota lainnya telah mendapat transfer knowlidge tentang Non Tunai dan Keuangan Digital. Meski sekilas namun melalui paparan narasumber dan tanya jawab dengan audien sedikit tidaknya telah membantu mengenal lebih dalam sosok Non Tunai dalam transaksi abad modern di planet kita ini.
Konsep pembayaran Non Tunai ternyata efisien, cepat, mudah dan aman. Ssitem pertahanan Non Tunai telah dirancang menghadirkan ke empat konsep pembayaran disebut di atas. Apalagi di sekitar kita telah ditembus oleh aneka provider seluler atau mobil phone dan jaringan internet sebagai salah satu faktor pendukung sistem Non Tunai. Teknologi komunikasi Near Field Communications (NFC) disekitar kita mampu menjembatani Dompet dengan Hand Phone (HP) menjadi sangat dekat, dampak kerjasama antara teknologi dan seni yang apik
Sel Chip yang terdapat pada kartu Non Tunai mirip kartu ATM yang indah dan menarik telah dibuat demikian tinggi proteksinya. Tingkat keamanannya mampu melindungi konsumen layaknya menggunakan aneka kartu pembayaran dan transaksi lainnya.
Seni dan teknologi antara Dompet dan HP membuat isi fisik Dompet tak perlu setebal dahulu lagi yang bertujuan mengurangi jenis risiko pada umumnya (pembobolan, perampokan, copet, penggandaan data dan lain-lain).
Jujur harus diakui tidak akan ada satupun program yang mampu menjamin 100% aman dari aneka kejahatan. Akan tetapi secara teoritis sistim proteksi yang menyertai produk pembayaran non tunai telah memperhitungkan jenis risiko standard terhadap sebagaimana berlaku pada buku tabungan, ATM, Kartu Debet, Kartu Kredit serta sistem pembayaran elektronik (e-Money) lainnya.
Skema pembayaran digital yang ditawarkan ada dalam dua pilihan, menggunakan HP atau kartu Chip. Piihan tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat memilih sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Kedua pilihan tersebut memenuhi prinsip pembayaran yang efisien, cepat, mudah dan aman.