Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Saudi Arabia, Kesalnya ke Iran Marahnya ke Yaman

27 Maret 2015   14:38 Diperbarui: 11 Agustus 2019   12:50 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puluhan jet tempur Kerajaan Saudi Arabia (KSA) pada 25/3/2015 malam,  meraung-raung di atas langit Yaman, tepatnya terkonsentrasi di atas langit ibukota Sanaa, sasaran utamanya di sekitar bandara udara Sanaa dan pangkalan militer al-Dulaimi.

Raja KSA, Salman al-Saud memerintahkan langsung instruksi penyerangan yang melibatkan 5 ngara sekutu KSA dalam koalisi negara Teluk (P-GCC) ditambah 5 negara solidaritas lainnya seperti Oman, Pakistan dan Mesir serta Jordania dan tentu AS dan negara pendukung lainnya. Diperkirakan 100 pesawat tempur sekutu KSA dan 150 ribu pasukan telah disiagakan sepanjang 1800 km sepanjang perbatasan KSA dan sebelah utara Yaman.

KSA kini sangat kesal, tak heran lebih berani terbuka. Tidak perlu sabar menanti gempuran balasan pasukan pro Presiden Hadi yang masih setia pada pemerintah Yaman sedang menahan laju pemberontak Houti KSA pun unjuk gigi.

Atas nama melindungi rakyat Yaman dari pemberontak Houti (termasuk kelompok pro Abdullah Saleh mantan presiden yang digulingkan sebelumnya) yang telah melengserkan presiden Abedrabbo Mansour Hadi (dukungan negara Arab) KSA tak terbendung menggempur porakporanda markas pemberontak Houti di beberapa lokasi di ibukota Sanaa dan Aden. Iran pun kini  giliran kebakaran jenggot sambil memetakan kembali skenario rahasianya.

Beberapa indikasi marahnya KSA bagaikan kebakaran jenggot, adalah :

  • Meskipun  Yaman bukan anggota P-GCC tapi investasi KSA di Yaman tergolong dominan. Hampir seluruh bidang pembangunan di Yaman mendapat dukungan investor KSA dan pemerintah Arab Saudi. Mulai dari sektor Pebankan, Perikanan dan kelautan, Persenjataan, industri makanan, Pariwisata serta aneka Perdagangan mendapat sokongan KSA. Sejak 2011, Yaman mengalami kebangkrutan. Akibatnya, 80% total investasi dari KSA di Yaman jatuh atau terhenti pembangunannya, termasuk pembangunan real eastet mewah di Sanaa senilai 500 juta dollar Amerika. Investor KSA merugi. (sumber Di Sini).
  • Tujuan ekspor utama Yaman adalah KSA. Total investasi KSA di rekening Yaman pada 2011 saja mencapai 4 miliar dollar Amerika. Dari total ekspor ikan Yaman ke 13 negara pada 2014  sebesar 2 miliar dollar Amerika, hampir setengahnya diterima untuk konsumsi KSA.
  • Neraca perdangangan Yaman dalam 5 tahun terakhir selalu difisit. Tak heran ketergantungannya pada impor semakin besar. KSA merupakan importir utama untuk menopang Yaman. KSA membantu keuangan pemerintah Yaman. Menurut laporan NATO, dalam sepuluh tahun terakhir, sebesar 75% dana pemerintah Yaman bergantung dari KSA setiap tahunnya. Sumber : http://www.nato.int
  • Dari 30 jutaan jiwa populasi Yaman, 2/3 nya berusia di bawah 24 tahun. Kelompok usia ini mempunyai akar sejarah yang kuat pendukung Houti yang pada awalnya berbasis di utara Yaman berbatasan dengan Arab Saudi yang sejak 10 tahun terakhir menguasai 70% penduduk ibukota Yaman. Keberadaan dan eksistensi Houti telah menguat di kalangan pemuda Yaman sejak 2004 lalu ketika militer rezim lama, Ali Abdullah Saleh (dari Yaman Utara sendiri) melakukan ofensiv terhadap Husayn Badr al-Din al-Houthi, pimpinan Houti pertama.
  • Penyatuan Yaman Utara dan Yaman Selatan (menjadi Republik Yaman) pada 1990 menempatkan posisi Ali Abudllah Saleh sebagai Presiden Yaman. Lengsernya Ali akibat dampak Arab Spring yang berawal dari Mesir ikut memberi dampak revolusi di Yaman. Ali pun di depak dari kekuasaannya meninggalkan sejumlah luka dan dendam dari kubunya terutama pendukung setianya yang diam-diam adalah pendukung pemberontak Houti yang mengakar kuat pada kelompok pemuda Yaman.
  • Posisi Teluk Aden yang strategis secara ekonomis sangat menentukan pengaruh geopolitik di kawasan Timur Tengah sangat menentukan pengaruh ekonomi dunia. Penguasaan teluk Aden oleh bajak laut Somalia bekerjasama dengan Houti telah memberikan warning bahaya ke negara negara teluk dan timur tengah akibatnya masuknya senjata, narkoba dan perdagangan ilegal yang dikendalikan mafia internasional di teluk Aden.
  • KSA berharap seluruh bantuan dan perhatian yang telah dicurahkan atas bergabung Yaman menjadi satu negara dan memberi bantuan finansial serta mendongkrak ekonomi Yaman agar selangkah lebih maju ternyata menjadi duri dalam daging yang berpotensi membahayakan eksistensi monarki Arab Saudi.
  • Perseteruan sejarah turunan antara pengaruh Syiah dan Sunni atau Wahabi dalam geopolitik Timur Tengah memang sering didesas desuskan sebagai biang keributan. Akan tetapi dalam percaturan di Yaman ini kelihatannya ada konsesus antara AS dan Iran dalam hal pembatasan Nuklir Iran dengan konsekwensi Iran memperoleh pengaruhnya di sebagaian Yaman dan sebagian lagi menjadi pengaruh Arab Saudi.

Tentu tak heran kali ini KSA tak perduli dengan posisi Iran yang berada dibalik pemberontak Houti dalam setiap bidang, Saudi Arabia terpaksa menentukan sikapnya meski harus mengajak negara teluk arab yang telah mempunyai kesepakatan saling membantu dalam militer dalam perjanjian P-GCC.

KSA tentu tidak ingin menduduki Yaman, akan tetapi setelah dua dekade berharap penyatuan Yaman dan sejumlah bantuan finansial dan ekonomi serta sektor lainnya pada Yaman hanya berakhir dengan mengganasnya kelompok Houti pr Iran (syiah) tentu pantas KSA kebakaran jenggotnya. Ironisnya, sejumlah investasi milik KSA di Yaman telah diambil alih oleh pemberontak Houti yang mendapat sokongan sebagian besar warga Yaman.

Bantuan intelijen AS akan memetakan tentang bagaimana menggerakkan milisi Houti ke Selatan dan kelompok pro presiden Hadi yang didukung KSA nantinya akan dikonsentrasikan ke utara yang lebih banyak berbatasan dengan KSA Oleh karenanyalah operasi ini akan berjalan enam bulan. Dengan demikian maka eksistensi KSA setidaknya tidak akan terusik atau terancam.

Dengan demikian pantas sejumlah analis perang dan timur tengah memperkirakan Yaman akan masuk dalam perang saudara mirip Suriah dan Libya akibat skenario pemetaan bantuan AS dan Iran. Beberapa analis lainnya memperkirakan Yaman akan menjadi Somalia ke dua.

Di balik semua itu diperkirakan aksi militer jangka panjang pimpinan KSA ini nantinya akan memecah Yaman kembali lagi ke nol, yakni pemisahan kembali Yaman menjadi Yaman Utara danYaman Selatan.

Jika pun KSA nantinya akan me-rerecovery pembangunan Yaman dan memberi bantuan pada penduduk di utara tentunya akan disalurkan pada pihak yang dianggap tepat menerimanya. Tidak lagi diberikan pada pihak yang justru melawan dan mengancam eksistensi monarki KSA mengatasnamakan issue klasik : pengaruh Syiah atau Wahabi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun