Pada ksempatan lain, Jokowi secara mendadak mencari surau atau masjid karena waktu salat Dzuhur hampir lewat. Seketika Jokowi meminta dicarikan masjid terdekat. Setiba di masjid tersebut ia bergegas turun dari kendaraan presiden RI-1 menuju toilet dan berpapasan dengan beberapa pria yang tidak mengira sosok yang sedang kebelet itu adalah presiden RI. Ia pun dinobatkan menjadi imam untuk seluruh rombongan yang ikut shalat pada kesempatan tersebut.
Jokowi juga berkunjung ke sebuah TK yang membuat pengajar dan anak-anak sangat sruprise mendapat kunjungan mendadak tesebut. Seakan tak percaya dengan apa yang terjadi, Jokowi berbincang bincang dengan sejumlah guru TK dan beberapa murid dalam perjalanannya sejauh 60 km menuju lokasi waduk raksasa tersebut.
Dalam kunjungannya ke lokasi proyek bendungan Paya, di sebuah desa Paya Seunara, Sabang, mobil kepresidenan Mercy RI-1 mendadak berhenti di sebuah desa. Ia lantas menemui sejumlah orang yang sedang ongkang-ongkang di sebuah rumah. Ia lalu berdiskusi mengenai pembebasan lahan untuk proyek tersebut. Setelah pertemuan singkat itu seorang warga mendadak mencegat Jokowi dan memberinya kenang-kenangan sebuah cincin batu giok, Lavender asal Meulaboh.
Jokowi mampu menghipnotis rakyat Aceh. Banyak komentar positif padanya dari berbagai kalangan termasuk warga di desa saat ia berhenti sejenak dalam perjalanan daratnya dari Lhokseumawe ke beberapa lokasi kunjungan.
Tim relawan Jokowi dari Bara JP sangat bangga atas kunjungan Jokowi. “Kami bangga dengan Pak Jokowi, meskipun sudah menjadi Presiden, dia tetap mau bersalaman dan selalu ingin dekat dengan rakyat dimanapun dia berkunjung,” ujar Muktarrudin, relawan Jokowi ini
Jokowi lain dari yang lain. "nyoe bereh that jeut ke Presiden" kata seorang dalam bahasa Aceh yang dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti "Mantap, ini dia baru Presiden," karena baru kali ini Presiden datang ke Aceh mirip seperti rakyat biasa dan membandingkan dengan sejumlah tampilan presiden sebelumnya saat berkunjung ke Aceh apalagi sampai pedalaman Aceh.
Keterkaitan emosional Jokowi terhadap Aceh yang tinggi itu mungkin sangat beralasan. Yang pertama ia adalah tipikal pemimpin yang lebih gesit, impresif dan langsung action yang berbeda dengan beberapa presiden terdahulu. Ke dua, Jokowi juga pernah menjadi warga Aceh saat menjadi salah satu manajer pada PT KKA (Kertas Kraft Aceh) pada 1985 -1987. Kebetulan sekali ibu Iriana melahirkan anak pertamanya saat Jokowi bertugas di Aceh.
Jadi kedekatan emosional itu memang sangat melekat pada Aceh, meski sangat disayangkan pada saat pemilihan Presiden lalu, pasangan Jokowi dan Jusf Kalla justru kalah di seluruh Aceh.
Hari ini (10/3/2015) sore Jokowi dan rombongan meninggalkan Banda Aceh menuju Jakarta. Meninggalkan sejuta kenangan dan sejumlah janji program yang seyogyanya dapat diimplementasikan setibanya di Jakarta.
Di sis lain, Jokowi juga meninggalkan sejumlah kenangan tidak mengenakkan atas penyikapan anti Jokowi yang digelar dalam aksi demontrasi sejumlah Mahasiswa dari BEM Banda Aceh.
Blusukan Jokowi memang mantap, mampu menghilangkan dahaga Aceh. Semoga tidak sesaat, hehehehehe..