Menurut catatan, kondisi Venesia seratus tahun lalu belum tenggelam seperti saat ini. Pembangunan pabrik industri logam, kimia dan plastik yang memompa air tanah -entah bagaimana kaitannya- menimbulkan gas metan sehingga merusak ekosistim tanah dan lambat laun menurunkan permukaan tanah Venesia.
Seratus tahun lalu, Venesia kebanjiran 6-7 kali dalam setahun, akan tetapi akibat eksploitasi tanah dan lingkungannya untuk kepentingan industri dengan sangat ekstrim kini air laut pasang menerjang Venesia sampai 100 kali dalam setahun bahkan ditempat tertentu tetap abadi dikepung air laut. (sumber : Di Sini)
Rasa-rasanya terlalu ekstrim membandingkan Jakarta Utara dengan Venesia. Akan tetapi sekadar menjadi pembanding yang bertujuan untuk meningkatkan mawas diri tak salah kita bandingkan antara Venesia dan Jakarta Utara.
Dari sisi luas wilayah, Venesia salah satu provinsi di negara Italia ini memiliki luas 424 km² sementara Jakarta Utara berstatus sebagai kota adminstratif, memiliki luas hanya 137 km².
Meski bukan Provinsi, penduduk Jakarta Utara mencapai (perkiraan) 1,6 juta orang termasuk kepulauan Seribu, sementara Venesia hanya dihuni oleh sekitar 400 ribu penduduk atau 25% penduduk Jakarta Utara.
Dari sisi ketinggian geografis terhadap permukaan laut, Venesia kini berada pada 0 mdpl, sedangkan Jakarta Utara sedikit lebih lega, ketinggiannya berkisar antara 0 - 2 mdpl.
Jakarta Utara dikelilingi ratusan pulau kecil yang terbentang sepanjang 32 km, sementara Venesia dikelilingi oleh 50-an pulau dan laguna yang membentang seluas 212 mil persegi.
Venesia dibangun di atas tumpukan jutaan batang kayu yang ditanam ke dalam tanah setelah tenggelam selama 1000 tahun ke laut. Sementara itu kondisi tanah Jakarta Utara pada umumnya adalah batuan hasil pengendapan jutaan tahun lalu. Strukturnya tidaklah padat sehingga air tanahnya terpengaruh oleh air laut.
Sejak satu dekade terakhir teramat sering kita melihat Jakarta (terutama Jakarta Utara) diterjang rob. Apakah ini artinya beberapa bagian di Jakarta Utara permukaan tanahnya telah sejajar dengan permukaan laut, belum dapat dipastikan.
Jika 10 tahun lalu kondisi permukaan Jakarta Utara turun signifikan (tanpa diharapkan) kondisinya akan terus turun dan memberi dampak penurunan di wilayah Jakarta lainnya terutama di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.
Menurut informasi dari berbagai sumber, rata-rata permukaan Jakarta Utara setiap tahunnya turun mencapai 3 cm. Penurunan tanah yang terparah adalah di daerah Penjaringan mencapi 4,8 cm setiap tahunnya. Dengan kata lain, dalam 20 tahun ke depan permukaan Jakarta Utara bisa turun 50 cm - 98 cm.