[caption id="attachment_320247" align="aligncenter" width="491" caption="Dua unit rumah warga di Dusun Ta'a"][/caption]
Sebanyak dua unit rumah panggung milik warga di Desa Maria Utara Kecamatan Wawo Kabupaten Bima NTB, Selasa (4/2) sekitar pukul 01.30 Wita dini hari, ludes terbakar. M Yasin pemilik rumah 12 tiang dan Hj Siti Hawa hanya bisa menatap pilu rumah yang dilalap si jago merah karena mereka tidak kuasa menyelamatkan barang-barang berharga miliknya.
M Yasin pemilik rumah panggung 12 tiang mengaku, tidak mengetahui sumber api karena mereka sekeluarga tidur pulas mulai sekitar pukul 22.00 Wita. Dia bangun setelah istrinya tersambar api yang membakar kasur. Teriakan istri dan ponaannya Mukminah menyebabkan dirinya terbangun.
Menyaksikan api yang sudah membakar sebagian rumah, dirinya berjuang untuk menyelamatkan keluarganya yang terperangkap api. Namun, setelah semua turun baru teringat ternyata masih ada anak bungsunya Nurdamayanti (9 Tahun) masih tertinggal di kamar. “Tanpa berpikir panjang saya langsung naik kembali ke rumah dan menemukan anak saya masih tertidur pulas. Saya langsung menggendong melewati bara api. Akibatnya, tangan saya tersambar bara api di pintu,” ujarnya di TKP, Selasa dini hari.
Dia mengaku dalam rumah itu ada Siti Mariam istrinya bersama dua orang anaknya masing-masing Aryadi (16 tahun) kelas II SMA dan Nurdamayanti (9 ahun) kelas III SD, serta ponaannya,Mukminah (60 tahun). Usai menyelamatkan keluarganya, baru dirinya membuka pintu kandang kambing dan ayam.“Karena kelelahan saya langsung lemas dan diantar warga ke Puskesmas Wawo untuk mendapatkan perawatan bagian tangan dan wajahnya yang tersambar api,” katanya.
Ayah dua anak dan guru ngaji ini mengaku istrinya memiliki 30 gram emas, gabah kering sebanyak 30 karung, satu unit mesin air dan tumpukan kayu untuk persiapan bagun rumah. Buku Iqra, Yaasin, dan Al Quran masing-masing 12 buah. Kerugian ditaksir sekitar 120 juta.
Lain halnya dengan Hj Siti Hawa H Muhsin, pemilik rumah Sembilan tiang ini setelah mendengar ada teriakan kebakaran langsung turun dengan membawa sebuah tas tempat penyimpanan uang dan sempat meminta tolong kepada warga yang baru datang agar menyelamatkan mukenahnya. Namun, naas rumah dan barang berharga miliknya tidak ada yang mampu diselamatkan. Tas yang diduga berisi uang senilai Rp100 juta lebih yang direncanakan akan didepositokan Selasa pagi, ternyata hanya tas untuk seprei, sedangkan tas berisi uang ikut ludes terbakar.
Demikian juga dengan emas yang diperdagangkan sekitar ratusan gram atau dua kilogram (kg) berupa kalung, gelang dan anting-anting juga ikut ludes. Pagi harinya uang yang dapat diselamatkan hanya Rp2,555.000 saja, sedangkan lainnya terbakar dan menyisakan potongan uang kertas saja. Gabah kering sebanyak 25 karung, kayu jati tiga kubik, seng sebanyak 19 lembar, pemanas nasi dua, kompor hok dua unit, kasur enam buah, TV berwarna dua unit masing-masing 21 inc dan 14 inc, plus TV hitam putih satu unit, barang dagangan senilai Rp20 juta, HP Nokia satu buah, buku deposito BNI dua buah senilai Rp60 juta dan Rp50 juta, buku tabanas senilai Rp100 juta dan sertifikat tanah atas nama Hj Siti Hawa. Kerugian ditaksir sekitar Rp350 juta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H