Mohon tunggu...
Adinda Balqis Yuswadi
Adinda Balqis Yuswadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Hanya seorang introvert yang hidup di tengah extrovert

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Antara Membaca, Menulis, dan Menyunting Bagai Beliung dengan Asahan, Tak Terpisahkan

19 September 2021   15:05 Diperbarui: 19 September 2021   15:09 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menulis adalah suatu kegiatan menciptakan catatan menggunakan aksara di atas suatu media, seperti batu, kulit, ataupun kertas. Melalui kegiatan menulis, kita mampu melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.

Pada zaman dahulu, menulis merupakan kegiatan untuk orang-orang terpandang atau berderajat tinggi (para keturunan raja, kaum bangsawan, cendekiawan, dan sebagainya). Bumi berputar zaman beredar, keadaan zaman selalu berubah. Seiring perkembangan media massa, terutama sejak diciptakannya teknik percetakan, kegiatan menulis semakin berkembang pesat di dunia. Ditemukannya mesin cetak pada tahun 1440 oleh Gutenberg merupakan sebuah dorongan besar di dunia tulis. Dorongan besar tersebut menyebabkan publikasi tulisan kini dapat dilakukan secara massal, kendati awalnya kegiatan menulis merupakan proses yang panjang karena dilakukan satu persatu secara manual.

Bagai beliung dengan asahan, kegiatan menulis tentu saja sangat karib dengan kegiatan membaca. Rasa-rasanya kurang jika kita hanya membahas salah satunya. Berkembangnya media elektronik serta kemudahan akses internet menyebabkan orang-orang makin giat menulis karena dipermudahnya publikasi karya. Dan hal tersebut harus diselaraskan dengan kemampuan daya literasi guna memilah informasi mana yang perlu dibaca.

Saat ini, siapapun bisa menulis (seperti mengarang cerita fiksi, membuat surat, hingga membagikan informasi) di internet. Namun, jika hal tersebut dilakukan tanpa membaca, maka sama saja bohong. Membaca yang dimaksud adalah melakukan riset mengenai isi yang ada di dalam tulisan; memastikan bahwa isi yang ditulis adalah benar. Bahkan cerita fiksi pun harus diawali dengan riset agar realistis dan mudah diterima oleh para pembaca.

Akal tak sekali tiba, tidak ada suatu usaha yang sekali terus jadi dan sempurna. Setelah membaca dan menulis, ada kegiatan selanjutnya yang disebut menyunting. Jika kita ingin menciptakan sebuah tulisan yang bagus, maka kita tidak boleh melupakan kegiatan menyunting. Dengan menyunting, kita dapat memperbaiki tulisan menjadi lebih baik, seperti membenarkan kesalahan ketik yang terlewat maupun memastikan kembali kebenaran informasi yang tertera.

Kesimpulannya adalah, dalam kegiatan menulis, membaca dan menyunting merupakan hal yang tak boleh dilewatkan. Tulisan merupakan mahakarya yang dibuat oleh manusia. Suatu ketidaksempurnaan memang hal yang lumrah bagi manusia, namun itu tidak berarti kita berdiam diri begitu saja pada suatu kesalahan; kita harus memperbaikinya dan terus belajar agar menjadi lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun