CPNS kembali datang tahun ini, setelah tahun sebelumnya perhelatan penerimaan CPNS menuai cukup banyak ragam persoalan. Banyak suka dan duka yang mencuat serta berbagai macam cerita yang tercipta karenanya.Untuk tahun ini, baru saja dimulai pendaftaran, persoalan sudah muncul.
Hingar-bingar penerimaanAgak kronis, di beberapa tempat khususnya jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) menuai berbagai problema. Sedihnya, problema ini sering kali berulang. Entah, sepertinya ini hobi yang mengasyikkan.
Dalam gambar 1, terlihat dalam kualifikasi pendidikan tertulis S-1 Ilmu Pendidikan. Ruang lingkupnya besar sekali, tapi tunggu dulu sepertinya panitia pelaksana keliru memasukkan kualifikasi seharusnya.
Maksudnya semua S-1 bidang keilmuan Pendidikan atau S-1 jurusan Ilmu Pendidikan, yang setahu saya pada jenjang S-1 tidak ada jurusan ini. Biasanya digunakan pada jenjang S-3 yang kemudian di konsentrasikan ke keilmuan yang lebih spesifik. Draft formasi ini berada di salah satu kabupaten di Provinsi Bengkulu
Dalam gambar 2, lebih kacau lagi. Saya melihatnya ini betul-betul ketidakcermatan panitia pelaksana atau daerah pengusul yang Asal-asalan saja menghubungkan tempat kerja dan jurusan yang seharusnya.
Gara-gara tulisan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dikiranya itu salah satu bagian dari sanggar seni, sehingga kualifikasi lulusan yang dicari adalah S-1 Pendidikan Seni Musik, S-1 Pendidikan Seni Rupa, dan S-1 Pendidikan Seni Tari. Betul-betul menggelikan, atau jangan-jangan memang khusus SKB ini yang dicari adalah para pekerja seni.
Bagi saya, ketimbang kita saling menyalahkan lebih baik sama-sama melakukan introspeksi, mengapa hingga 2019 ini Pendidikan Luar Sekolah tetap tidak dikenal oleh masyarakat luas, bahkan oleh "anak buah" pejabat di negeri ini.
Walaupun sebenarnya dari dulu banyak orang yang menilai, bahwa orang-orang yang berkepentingan di dunia PLS itu juga cuek-cuek saja, mereka lebih asik gontok-gontokan saling berebut nama masa depan untuk Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, ketimbang memikirkan nasib lulusan mereka yang kebanyakan akhirnya menyerah dengan PLS, kemudian berkegiatan diluar Jurusan mereka saat kuliah.
Kemudian jika ditarik ke SKB, sepertinya mereka juga tidak benar-benar serius menyelenggarakan jenis Pendidikan ini, sehingga hampir di semua lini PLS seperti tidak memiliki kekuatan yang berarti kecuali kegiatan-kegiatan PAUD.
Walaupun, sebenarnya juga tidak salah mereka juga, karena kebanyakan mereka yang mengenyam Pendidikan dalam PLS akhirnya bosan dan menyerah kepada keadaan, sehingga satu-persatu mencari pintu keluar, guna menyambung hidup tanpa memikirkan jalur yang seharusnya ditempuh.
Semoga format ini dapat diperbaiki, sehingga tidak adalagi orang-orang yang kecewa, dan jurusan yang merasa di kecilkan. Selamat bertanding kawan-kawan di seluruh penjuru Negeri ini, semoga Allah memberikan jalan terbaik untuk kehidupan kita semua.