Mohon tunggu...
Juhdi Sayyidi
Juhdi Sayyidi Mohon Tunggu... Lainnya - Birokrasi dan Wirausaha

Membaca, Berolahraga dan Travelling

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kepemimpinan : Antara Amanah, Keadilan dan Kedholiman

8 Januari 2025   07:00 Diperbarui: 7 Januari 2025   14:22 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepemimpinan adalah amanah besar yang tidak hanya memiliki konsekuensi di dunia, tetapi juga di akhirat. Rasulullah SAW bersabda : "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini memberikan pesan tegas bahwa setiap pemimpin, baik di tingkat nasional, regional, maupun lokal, memiliki tanggung jawab besar terhadap orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Kepemimpinan bukanlah sekadar soal kekuasaan, melainkan tentang menegakkan keadilan dan menjaga sekaligus mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Dalam pandangan Islam, keadilan menjadi inti dari kepemimpinan yang baik. Rasulullah SAW bersabda : "Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tiada naungan selain naungan-Nya, salah satunya adalah pemimpin yang adil." (HR. Bukhari dan Muslim).

Pemimpin yang adil adalah mereka yang mampu menegakkan hak rakyat tanpa memandang golongan, yang mendahulukan kesejahteraan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sebaliknya, pemimpin yang zalim---mereka yang mengabaikan hak rakyat atau bertindak sewenang-wenang---akan menghadapi azab yang berat. Rasulullah SAW mengingatkan : "Sesungguhnya kedzaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat." (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Ironi Kepemimpinan dan Realitas Saat Ini

Sayangnya, jika kita melihat kondisi kepemimpinan di berbagai tingkatan, masih banyak yang mencederai nilai-nilai keadilan. Ambisi untuk meraih kekuasaan terkadang mengalahkan semangat untuk mengabdi. Janji-janji politik diobral selama kampanye, tetapi setelah kursi kepemimpinan diraih, janji-janji itu lenyap tanpa bekas.

Sebagai contoh, baru-baru ini tersiar kabar tentang guru-guru madrasah di salah satu daerah yang haknya tidak terpenuhi. Selama berbulan-bulan, honor mereka tidak diberikan, bahkan hingga masa jabatan sang pemimpin akan berakhir. Lebih parahnya lagi, sang pemimpin meninggalkan utang besar dan defisit anggaran, yang berpotensi akan menjadi beban berat bagi pemimpin penggantinya.

Guru madrasah, yang semestinya menjadi garda terdepan dalam membangun generasi bangsa berakhlak mulia, justru menjadi korban kegagalan kepemimpinan. Situasi ini menunjukkan betapa kedholiman seorang pemimpin dapat merugikan masyarakat, khususnya mereka yang berada di lapisan bawah dan mengharapkan penghasilan sebagai sumber mata pencaharian hidup.

 

Kedholiman dalam Kepemimpinan : Dampak dan Pertanggungjawaban

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun