Ucapan Jokowi yang mengatakan bahwa Prabowo salah baca dan salah dengar, adalah suatu kebohongan dari Jokowi sendiri. Hal ini disampaikan Jokowi ketika menjawab pertanyaan dari Prabowo pada debat terakhir capres-cawapres di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (5/7/2014) malam. Prabowo memiliki dasar atas pertanyaannya itu yaitu berupa ucapan Jokowi pada kampanye di Desa Karangbong, Indramayu Jawa Barat Selasa 17 Juni 2014. Jokowi mengatakan : "Koperasi sudah tidak efektif lagi bagi petani dan nelayan". Malah ketika itu Jokowi mendapat hujatan dan kritikan yang sangat tajam dari berbagai pengurus koperasi. Salah satunya adalah Ketua Umum Induk Koperasi Unit Desa (INKUD) Herman Y.L.Wutun mengatakan, "Pernyataan Jokowi sebagai capres tersebut, menujukkan kualitasnya yang tidak mengetahui dan memahami peran sejatinya Koperasi". Hal ini disampaikan Herman Y.L.Wutun dalam bentuk tertulis pada 20 Juni 2014.
Teganya Jokowi mempersalahkan Prabowo didepan ratusan juta pemirsa TV dan ratusan juta para pemilih Pilpres dalam ajang penting debat Capres Cawapres yang terakhir, mengatakan : "Bapak Prabowolah yang salah baca dan salah dengar". Ini ucapan sangat blunder yang menohok muka Jokowi sendiri. Seluruh masyarakat akan mencatat apa yang telah disampaikan Jokowi ketika itu dan membandingkannya dengan reaksi keras yang terjadi ketika Jokowi mengucapkan kalimat mengabaikan Koperasi (17/6/2014) dari berbagai kalangan yang telah dicatat juga pada berbagai media on line.
Ketika sebelum terjadi ucapan itulah rupanya panggung kampanye Jokowi roboh yang melukai tangan dan kaki Jokowi saat itu.
Hal yang sama juga terjadi ketika Jokowi ditanya oleh beberapa wartawan tentang adanya hubungan sangat dekat Jokowi dengan Michael Bimo Putranto yang terkait dengan kasus Korupsi pengadaan bus TransJakarta, sampai kini Jokowi masih mengatakan tidak mengenal sosok Michael Bimo Putranto dengan mengatakan : "Saya TIDAK KENAL Michael Bimo Putranto. Banyak orang ngaku2 kenal saya". Padahal, Bimo Putranto sendiri mengatakan bahwa Jokowi merupakan rekannya sewaktu di Jawa Tengah bahkan Jokowi dan Michael Bimo Putranto sama-sama menjabat sebagai Wakil Ketua dalam kepengurusan DPD PDIP Jawa Tengah periode 2005-2010. Selanjutnya Michael Bimo Putranto mengatakan bahwa dirinya sebagai Ketua Timses Jokowi dan sebagai rekanan utama berbagai proyek Pemda di Solo. Begitu juga pengakuan Puan Maharani dan Tjahyo Kumolo juga seperti Jokowi menyatakan tidak mengenal sosok bernama Michael Bimo Putranto. Ada apa dengan mereka semua para petinggi PDIP khususnya Jokowi sang calon presiden yang tidak mengakui Michael Bimo Putranto ??? (merdeka.com). Mengertikah Jokowi dengan jargonnya "Revolusi Mental" ? Revolusi yang bagaimana yang dimaksudkan, kalau budaya kemunafikan, kebohongan selalu diwujudkan malah didepan umum.
Inilah pembuktian yang bisa disaksikan oleh kita semua dan penulis berharap tulisan ini bisa menjadi bahan masukan bagi para pemilih di tanggal 9 Juli 2014 yang tinggal 3 hari lagi. (Abah Pitung)
Bahkan Alampun Turut Serta Memilih Prabowo Subianto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H