Kita bisa saja menurunkan tulisan tentang keributan dan protes terjadi ketika PGI dan KWI menyatakan menolak pembangunan gereja GKI Yasmin di Bogor, gereja HKBP Filadelfia di Bekasi karena pembangunan itu berada didekat pemukiman mayoritas ummat Islam. Adanya penolakan selama ini merupakan reaksi dari masyarakat setempat karena diawali dengan adanya rekayasa dan manipulasi tanda tangan persetujuan penduduk, rekayasa perizinan pada mulanya, lalu bereaksi dengan keputusan MA yang ada permainan uang dengan cara paling kotor didalamnya berlanjut kepada tekanan proses keluarnya putusan MA. Putusan MA yang cacat inilah dipakai sebagai dasar hukum jemaat pembangunan gereja bahwa pembangunan Gereja sepantasnya dan selayaknya bisa dibangun karena adanya putusan MA, tanpa melihat reaksi penolakan keras dari masyarakat/penduduk sekitarnya. Akhirnya bermuara dengan diadakannya ritual politik perkabaran Bibel didepan Istana Negara berkali-kali (agama dijadikan alat politik).
Kami juga sangat bisa membuat tulisan dengan memakai beberapa ayat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan menggunakan nama Yesus Kristus didalam pembenaran tulisan bohong kami. Tapi kami tidak lakukan karena bisa merembet kedalam hal SARA dan saling menghargai antar sesama Agama. Anggap saja tulisan ini sebagai pengimbang, agar Ninoy N Karundeng (NNK) si penulis bohong itu dan para kelompok teman-temannya di Kompasiana tahu bahwa orang lainpun bisa menulis seperti itu. Kami harapkan juga agar admin Kompasiana mengangkat tulisan ini juga pada tempat yang sama seperti yang diberikan admin K kepada kompasianer NNK.
Ada tulisan yang dimuat oleh Kompasianer senior berjudul "Dukung FPI dan PKS tentang Natal, Islam, Ahmadiyah, dan Syiah". FPI dipelesetkan dengan "Front Pencinta Indonesia", lalu PKS dipelesetkan dengan "Pencinta Kompasianer Sejati" dengan segala caranya sang penulis menipu pembaca dengan cara pelesetan seperti itu dan semua yang dituliskan tidak ada bobotnya sama sekali, bahkan menjadi blunder karena singkatan itu tidak seperti yang dituliskan. Malah membawa-bawa Rasulullah SAW segala kedalam tulisan itu. Bahkan admin Kompasiana menempatkan tulisan kacangan bermuatan tipuan dan penyesatan itu pada posisi tulisan yang sangat dihargai. Betapa rendahnya kualitas Admin Kompasiana berpihak kepada tulisan kacangan seperti itu.
Menurut analisa PGI dan KWI, Kristen Mormon memiliki kitab Alkitab 73 Bab ditambah dengan 3 Kitab Mormon. Sedangkan Katolik Alkitab 73 Bab ditambah Magisterium ditambah Tradisi Suci. Sedangkan Protestan Alkitab hanya 66 Bab saja. Kristen Mormon mengajarkan bahwa kelahiran Yesus adalah sebagai hasil hubungan biologis antara Tuhan Bapa dan Maria dan Tuhan Bapa sebagai Tuhan Allah. Selanjutnya Kitab Mormon ditulis oleh malaikat Moroni pada abad ke-18. Kristen Mormon sangat percaya bahwa Tuhan Bapa memiliki tubuh dari darah dan daging yang sama persis dengan yang dimiliki oleh manusia biasa. Nabi Adam sebenarnya adalah Tuhan Bapa dari Yesus Kristus.
Kristen Saksi Yehuwa atau Saksi Yehova menganut Yesus adalah Putra Allah ciptaan Allah yang paling pertama, yang telah ada sebelum Adam, akan tetapi Yesus bukanlah Allah/Tuhan. Hanya Tuhan Bapa sajalah sebagai Allah.
Kristen Katolik menganut Paus sebagai otoritas tertinggi dalam gereja-gereja, umat Katolik mempercayai konsep Sola Verbum Dei artinya Sabda Tuhan. Menggunakan Liturgi dalam perayaan, sehingga setiap Misa dari awal sampai akhir berkesinambungan, sedangkan dalam gereja Protestan menekankan pada Khotbah.
Kristen Protestan tidak mengakui Paus sebagai otoritas tertinggi gereja-gereja dan inilah yang menjadi sebab perpecahan agama Kristen atas kemunculan Kristen Protestan pada abad pertengahan di Eropa.
Kristen Kharismatis mengutamakan peran Roh Kudus disamping mengakui Trinitas, mereka lebih mementingkan Tuhan Roh Kudus. Pembabtisan dikatakan sebagai isitilah pembabtisan oleh Roh Kudus. Gereja yang tidak sealiran dengan Kharismatik adalah gereja yang tidak memiliki Roh Kudus.
Kristen Anabaptis, mereka mempercayai Alkitab terutama Perjanjian Baru. Anababtisme merupakan aliran yang lebih radikal dari Kristen Lutheranisme dan Kristen Kalvinisme.
Merupakan salah satu ciri utama kepercayaan kaum Anabaptis, dan mereka menolak baptisan untuk anak bayi oleh orang tua mereka. Kepercayaan ini ditentang keras oleh kelompok Kristen Protestan lainnya. Mereka menolak baptisan anak karena bertentangan dengan Kitab Suci, karena mereka menganggap satu-satunya baptisan yang sah adalah yang dilakukan pada orang percaya yang memiliki kesadaran tinggi nilai keTuhanan. Dari situlah mereka mendapat julukan "Anabaptis".
Mereka ingin untuk kembali ke bentuk kekristenan purba (gereja mula-mula) pada abad pertama, maka dari itu, mereka cenderung menolak banyak hal dalam kekristenan yang datangnya dari pengaruh kuat Gereja Katolik Roma.
Pemimpin Katolik Roma dan Protestan, menganggap kaum Anabaptis sebagai orang-orang radikal yang berbahaya, sering mengancam timbulnya anarki di gereja dan negara. Di akhir 1520-an dan awal 1530-an, ratusan jemaat Anabaptis dibunuh, sebagian lagi dengan cara ditenggelamkan, beberapa dipenggal, dan lainnya dibakar hidup-hidup.
Mengapa PGI dan KWI merangkul Saksi Yehova dan Mormon, Kharismatik, Anabaptis lalu menolak pembangunan gereja GKI Yasmin dan gereja HKBP Filadelfia, karena PGI sebagai organisasi "Persekutuan Galauer Indonesia" diketuai oleh Kompasianer AÂ dan KWI sebagai organisasi "Konferensi Wali-pergalauan Indonesia" diketuai oleh Kompasianer B. Mereka adalah orang-orang jemaat gereja yang bertentangan dengan Kristen Protestan dan Katolik.