Kaum Sex-LGBT itu muncul adalah sebagai dampak dan akibat dari terjadinya kerusakan moral dan akhlak banyak para keluarga di Negara-negara Barat. Sejak sekitar tahun 1975 telah terjadi kerusakan moral akhlak masyarakat Barat dan banyak Gereja telah ditinggalkan malah mereka beralih kedalam kehidupan kekeluargaan yang tidak ber-tuhan alias Atheisme. Hal ini bisa terjadi karena ledakan kemajuan ekonomi Negara-negara Barat sehingga materi serta keduniawian berubah menjadi Tuhan-nya mereka. Semaraklah berbagai pesta narkoba dan miniman keras pada kalangan generasi muda ketika itu, bermunculan para gang anak muda yang sudah bercorak penyimpangan sex bebas. Malah Tuhan Yesus dikatakan sudah mati dan tiada (GOD nothing and has died). Kerusakan moral masyarakat Barat yang sangat terlihat dan banyak diekspose media adalah Negara Amerika Serikat serta negera-negara di Eropah. Hasil kerusakan moral yang dahulu di Barat, berbuah kerusakan nilai kemanusiaan yang sangat parah yang kini muncul sebagai budaya Sex-LGBT yang mengulangi kembali munculnya budaya terkutuk dan terlaknat dizaman kaum Nabi Luth dahulu.
Adalah Aming putra Sunda bernama asli Aming Supriatna Sugandhi terlahir di Jakarta 07 November 1980 sebagai seorang sarjana Seni Rupa & Design (FSRD) ITB-Bandung, malah dirinya terbawa arus tanpa ada seleksi nilai kesarjanaannya serta nilai yang telah ditanamkan kedua orang tuanya, dirinya hanyut kedalam gelombang kehancuran nilai kemanusiaan yaitu Sex-LGBT. Malah Aming tega bersusah payah untuk hadir serta tampil kedalam pawai pesta Gay Pride Parade 2015 di kota New York, tepatnya di sepanjang jalan Madison Avenue New York, Aming berjalan sembari berlenggang-lenggok memakai sandal hak wanita memamerkan tubuhnya yang nyaris mendekati bugil. Semua ini malah dilakukan Aming secara berlebihan melebihi orang Amerika yang gay. Jadi Aming lebih gila gay dari orang gila gay Amerika (hanya sekedar untuk popularitas kah). Coba perhatikan foto Aming ketika itu dia hanya memakai penutup pada sekitar bawah perutnya dan sekitar duburnya dengan rangkaian minim dominan bulatan donat plastik warna merah seperti penutup dizaman flinston dahulu. Malah pakaian di zaman flinston lebih sopan. Memang Aming akhir-akhir ini sering tampil sebagai wadam laki-laki berpakaian wanita dan dia sangat menikmatinya sebagai kaum gay saat ini. Bahkan televisilah yang melambungkan serta membuat banyak para gay bisa eksis tanpa ada yang mengawasinya. Para gay dan lesbi bisa memanfaatkan media TV secara gratis bagi kepentingan popularitas mereka sebagai ajang kampanye para kaum Sex-LBGT selama ini dan bisa mempercepat pengrusakan moral masyarakat Indonesia.
Perhatikan juga didalam foto seorang yang sering tampil dalam hal masak memasak bernama Priscil begitu sangat gembira dan sumringahnya mengambil foto selfi dan dipastikan dirinya sebagai pendukung berat para Sex-LGBT ini. Bagaimana tidak sebagai pendukung LGBT dan foto ini juga didapat dari tampilan di akun instagramnya dan dipublish dengan riang gembira.
Pada sebuah diskusi dan debat di TV-One tanggal 6/7/2015 ada seorang bernama Jeremy Teti yang mendukung Sex-LGBT mengatakan dalam menanggapi perkawinan sejenis tidak akan mendapatkan turunan manusia, malah Jeremy Teti menyanggah, kita kawin sejenis bisa kok mendapatkan turunan, kan ada dan bisa sewa rahim wanita untuk mendapatkan anak. Sedangkal inilah pola pikir seorang mantan penyiar TV dan mudahnya ia berkata seperti itu. Kalaulah punya anak dengan sewa rahim, bagaimana pendidikan keluarga bagi si anak itu kelak ? Pastilah sianak akan bigung kedua ibu bapaknya laki-laki, akibatnya akan menjadi generasi Sex-LGBT juga dikemudian hari dan menjadi generasi yang lebih parah rusaknya (generation lost).
Kita semua prihatin dengan banyaknya para pendukung Sex-LGBT di Indonesia dan mereka bisa eksis karena tidak adanya pengawasan dan pelarangan dari Pemerintah Indonesia. Terutama cara tampilan para pendukung Sex-LGBT di media TV dan tidak ada sensor yang melarang dari para tokoh manajemen perusahaan TV swasta itu sendiri dan berkesan adanya pembiaran eksisnya Sex-LGBT. Termasuk Pemerintah berkesan melakukan pembiaran juga. (Abah Pitung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H