Memperhatikan pernyataan Megawati SP yang mengatakan bahwa : "Prabowo Belum Berpegalaman di Pemerintahan" sedangkan Jokowi-Jk adalah orang-orang yang sudah sangat berpengalaman di pemerintahan. Jadinya maksud Megawati, bahwa Prabowo tidak akan bisa berbuat sesuatu yang terbaik bagi bangsa dan Negara jika Prabowo terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Di berbagai Negara manapun didunia, tidak selamanya ada orang yang akan menjadi Presiden pada awalnya, figure itu adalah yang sudah berpengalaman di pemerintahan, begitu juga Soekarno ketika menjadi Presiden RI yang pertama sekalipun pada awalnya belum berpengalaman dipemerintahan.
Kalau pernyataan Megawati seperti itu, memangnya dia (Megawati) sewaktu diangkat menjadi Presiden RI apakah ketika itu Megawati sudah sangat berpengalaman dalam pemerintahan ??? Jelas tidak berpengalaman, akan tetapi bisa jugakan mejalaninya walaupun banyak asset penting dan strategis Negara dijual murah termasuk gas Tangguh dijual kontrak sangat murah ke China, penjualan PT. Indosat (usaha BUMN sangat profitable) ke Singapura yang dibawah harga begitu juga solusi BLBI yang bermasalah yang disetujui oleh Megawati ketika itu.
Sangat disayangkan seorang wanita mantan Presiden yang Ketua Umum PDIP berkata seperti itu, berbicara didepan umum tanpa berpikir kebelakang atas sejarah hidupnya terdahulu. Samalah Megawati dengan Jokowi yang mengatakan pada debat Capres ke-3 yang mengatakan "Kita jangan melihat kebelakang, kita harus melihat kedepan", tidakkah Jokowi mengamini dan menyetujui ketika JK bertanya tentang masa-lalunya Prabowo tentang masalah HAM yang tidak terbukti itu ? KPU saja sudah meloloskan, bahkan ketika Prabowo dijadikan Cawapres oleh Megawati 2009 permasalahan HAM tidak pernah dikorek-korek dan dibahas gencar seperti sekarang ini. Inilah ketidak adilan serta kebelunderan yang dipamerkan oleh pihak PDIP melalui orang penting mereka Megawati pendukung JKW-JK. Bahkan sekarang pihak asing ikut-ikutan menyerang Prabowo Subianto lewat seorang wartawan asing bernama Allan Nairn.
Memang mendekati 9 Juli 2014, tekanan opini untuk membeberkan keburukan yang dicari-cari dan tidak berdasar mengemuka sangat kuat dan semuanya bagi pihak lawan Prabowo yang ketakutan elektabilitasnya sudah berada pada posisi mengalahkan JKW-JK adalah bagaimana memperoleh kemenangan dengan segala cara yang kotor. Bahkan ada berbagai surat per pos kepada para guru yang berisi uang antara Rp. 5000,- s/d Rp. 100.000,- ini adalah sebuah rekayasa busuk sangat kotor yang dilakukan oleh lawan politik Prabowo dan sekarang oleh timses Prabowo sudah dilaporkan kepada Kepolisian RI untuk mengungkapnya.
Pecapresan Prabowo sekarang ini, mendapatkan reaksi dari berbagai Negara asing kapitalisme seperti AS, Australia, Singapura yang ketakutan jika Prabowo memenangkan pemilihan Presiden, begitu juga para kapitalis turunan asing di dalam negeri, termasuk para neo-komunisme, neo-leberalisme, neo-amoralisme, neo-gospelkharismatisme, neo-pluralisme, neo-zionisme. Oleh karena itu, seluruh ummat Islam harus bersatu padu untuk menggalang kekuatan yang padu dan solid untuk MELAWAN KAPITALISME ASING, MELAWAN KAPITALISME DALAM NEGERI yang akan menghambat kemajuan ummat Islam kedepan di Indonesia ini. Untuk wujud perlawanan ummat Islam yang selama ini dimarginalkan oleh Kapitalis, perlawanan ummat Islam melawan KAPITALIS adalah dengan memilih Prabowo-Hatta No.1 dalam pemilu 9 Juli 2014. (Abah Pitung)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI