Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Presiden Paling Lemah dalam Sejarah Kepemimpinan Indonesia

29 Juli 2015   15:25 Diperbarui: 11 Agustus 2015   22:19 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Tidak tanggung-tanggung, sebuah media mainstream Wall Street Journal menuliskan pendapat Prof. Jeffrey Winters dari Northwestern University yang mengatakan “Presiden Jokowi terlemah sejak masa Gusdur”. Lalu tambahan Jeffrey Winters, kesalahan utama Jokowi, karena terlalu cepat menjadi Presiden dari seorang Walikota pada kota kecil Solo lalu tiba-tiba memimpin Negara besar seperti Indonesia. Lanjut Jeffrey Winters, Jokowi harus membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk memilah dan memilih siapa saja pemain politik yang baik pada level Nasional, bagaimana mereka dapat menjalin jaringan yang dapat diagendakan kedepan”. Menurut penilaian penulis, justru Presiden Jokowi adalah sosok Presiden yang paling lemah didalam perjalanan sejarah kepemimpinan Nasional Indonesia. Hukuman apa yang sedang dikenakan kepada bangsa Indonesia sekarang ini dari Yang Maha Kuasa ? Kita di Indonesia belum bisa memilih sosok seperti Bung Karno yang berani mengajak Indonesia untuk bisa Mandiri di dalam segala bidang. Selama ini, kita selalu memilih sosok Presiden yang sangat suka dibawah pengaruh asing Kapitalisme.   

Pada kenyataan yang dialami banyak rakyat Indonesia adalah, berbagai perderitaan kemiskinan serta daya beli rakyat yang sangat lemah karena berbagai barang dan makanan kebutuhan sehari-hari menjadi sangat mahal tak terjangkau oleh banyak rakyat Indonesia. Semua ini karena dampak kenaikan harga BBM serta dicabutnya seluruh subsidi BBM tertentu. Inflasi diberbagai daerah serta inflasi Nasional menjadi meningkat tak terkendali dan upaya para Menteri terkait juga tidak mampu mensolusi dalam waktu yang cepat serta berkesinambungan. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sangat sementara sifatnya. Pada saat ini nilai kurs per 1US$.=Rp. 13.443,- bergerak naik dan turun pada 3 sampai dengan 5 point. Pemerintah tidak mampu untuk menekan hingga lebih 200 point. Artinya kemampuan pemerintah Indonesia hanya untuk mengendalikan nilai tukar terhadap US$ adalah sungguh sangat lemah.

Para Menteri Jokowi yang terkait dengan produktifitas Nasional seperti Menteri Perdagangan, Menteri Perekonomian, Menteri Luar Negeri terlihat sangat lamban dan tidak sesuai dengan predikat Kabinet Kerja yang digembar-gemborkan oleh Jokowi seperti selama ini, apalagi jika dikaitkan dengan Nawacita dan Revolusi Mental sebagai jargon yang sekarang ini ingin dilupakan secara paksa oleh Presiden Jokowi.

Isu reshuffle Kabinet yang menandakan banyaknya para Menteri yang tidak becus, belum dapat dilaksanakan oleh Presiden Jokowi sehingga kepercayaan pasar semakin menipis yang ditandai dengan perlemahan sektor ekonomi secara nasional. Nilai kurs yang selalu tidak stabil dan meningkat terus, membuat barang impor terutama bahan baku pokok industri yang masih impor menjadi sangat mahal dan industri dalam negeri semakin tidak bisa kompetitif. Hal ini ditandai dengan banyaknya industri menengah dan besar yang memberhentikan usahanya. Dampak semua ini adalah semakin banyaknya barisan pengangguran dan orang miskin di Indonesia ini.

Rencana memunculkan BBM Pertalite dengan harga Rp.8.400,-/liternya, akan semakin menterpurukkan mayoritas rakyat Indonesia dan dipastikan daya beli semakin terus melemah. Belum lagi PLN yang akan juga menaikkan tarifnya per KWH sehingga membebani kepada pendapatan rakyat yang sudah sangat terbatas. Akibatnya, industri kecil menengah yang masih mengandalkan pasar dalam negeri akan semakin terpuruk kemampuan pasarnya yang akan mengakibatkan kebangrutan baru dari berbagai industri kecil menengah lainnya. Inilah efek domino yang akan terjadi selanjutnya sebagai akibat lemahnya pola kepemimpinan Presiden Jokowi.

Ajakan Presiden Jokowi untuk sebanyak-banyaknya investor Singapura untuk menanamkan modalnya pada sektor turisme di kawasan Pulau Batam, Bintan, Karimun dan sekitarnya, adalah upaya kegalauan kepemimpinan yang sedang dihadapi oleh Presiden Jokowi. Kita ketahui Singapura adalah sebuah Negara yang sangat kecil akan tetapi investasi mereka di Indonesia berada pada peringkat teratas no.1. Lalu kedatangan Presiden Jokowi ke Singapura sangat berkesan mengemis-gemis agar masuknya kembali investor dari Singapura. Malah Singapura sudah menjadi Negara liliput yang berperan besar dalam mengatur kurs Rupiah terhadap mata uang asing. Betapa lemahnya posisi kewibawaan pemerintah Indonesia saat ini. (Abah Pitung)

Kompasianer Kaki Busuk Kacung Zionis Yahudi.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun