Adanya rencana Presiden Jokowi untuk menurunkan kembali harga BBM pada 16 Januari 2015 hari ini, kepada harga semula penetapan SBY untuk Premium dari Rp.7.600,- menjadi Rp. 6.600,-/liter dan Solar dari Rp.7.250,- menjadi Rp.6.400,-/liter berlaku Senin 19 Januari 2015 (Up date 16.33 WIB). Inilah dasar seluruh rakyat Indonesia mengatakan bahwa Presiden Jokowi terlanjur sangat salah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi 18 November 2014 menjadi Premium Rp.8.500,-/liter dan Solar Rp.7.500,-/liter. Lucunya Pemerintah pimpinan Jokowi malu-malu menurunkan BBM pada tanggal 1Januari 2015 dan inilah kelicikan Pemerintah pusat menurunkan lagi harga BBM bersubsidi menjadi Premium Rp.7.600,-/liter dan Solar Rp.7.250,-/liter. Kondisi ini, membuat ketidak percayaan pasar, terutama harga barang-barang sekunder dan kebutuhan pokok berbasis impor, karena ketidak stabilan keputusan makro ekonomi dari Pemerintah Jokowi-Jk.
Hai, Presiden Jokowi, memangnya seluruh Rakyat senang dengan penurunan harga BBM kembali ke harga penetapan SBY dahulu ? Kami rakyat sekarang ini sudah terjebak kedalam beban kehidupan berbiaya mahal sebagai dampak kenaikan harga BBM tanggal 18 November 2014. Hai Presiden Jokowi, anda harus bertanggung jawab untuk menurunkan beban biaya hidup seluruh rakyat Indonesia.
Disaat kenaikan 18 November 2014 itulah semua harga kebutuhan pokok rakyat diseluruh Indonesia naik dan sangat mahal. Jika Jokowi kembali menurunkan kepada harga BBM bersubsidi semula, apakah Presiden Jokowi bisa dan mampu menurunkan juga seluruh harga kebutuhan pokok dan harga barang sekunder lainnya ? Bahan baku industri kecil UKM sudah naik tinggi sehingga melemahkan daya saing para pengusaha kecil, begitu juga permasalahan daya saing para indutriawan besar semakin melemah saja sebagai dampak harga bahan baku yang naik serta naiknya harga listrik PLN dan BBM serta tidak stabilnya nilai tukar mata uang.
Bagaimana Jokowi bisa menurunkan harga ticket transportasi darat antar kota dan dalam kota, kereta api serta menurunkan harga transportasi laut ? Dimana harga suku cadang semua kendaraan dan permesinan alat produksi sudah naik terlebih dahulu. Bagaimana Jokowi bisa menurunkan seluruh harga kebutuhan sekunder barang-barang dan harga pokok lainnya diseluruh Indonesia ? Inilah blunder yang dilakukan Presiden Jokowi yang tidak mengikuti saran seluruh rakyat ketika menolak kenaikan harga BBM pada tanggal 18 November 2014. Disaat itu harga minyak dunia menurun dari US$.105,-/barel menuju harga US$.65,-/barel.
Ternyata saat ini secara terselubung, pemerintah sebenarnya sudah menghilangkan total subsidi BBM untuk Premium dan Solar makanya pemerintah sudah mematok harga BBM Premium dan Solar tertinggi. Jika nantinya harga minyak mentah dunia naik menjadi US$.105,-/barel maka BBM Premium menjadi harga Rp. 9.500,-/liter dan Solar Rp. 9.000,-/liter. Nantinya akan terjadi kenaikan BBM yang otomatis dengan menyelaraskan kepada kenaikan harga minyak mentah dunia. Di momen ini, akan lebih menyengsarakan seluruh rakyat dan akan ada demo besar menggugat kepemimpinan Jokowi-Jk.
Menurut penulis, bagi Indonesia, belum saatnya harga BBM tanpa subsidi, mengingat pendapatan perkapita masyarakat Indonesia masih jauh dibawah pendapatan perkapita Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Masyarakat Indonesia masih sangat rendah tingkat produktifitas Nasionalnya mengingat Pemerintah tidak mempunyai grand strategi untuk memasalkan aktivitas produktif masyarakat. Apalagi pemerintah daerah diberbagai wilayah Indonesia, para Bupati dan Gubernurnya tidak memiliki kemampuan untuk menggerakkan aktivitas produktif rakyat secara tersistem sehingga bahan baku mudah dan murah serta marketing hasil produksi bisa lancar berdaya saing tinggi bahkan bisa ekspor. Para oknum Bupati, Walikota dan Gubernur hanya memikirkan bagaimana bisa korupsi sebesar-besarnya tanpa ketahuan KPK.
Hallo Presiden Jokowi, para pendukungmu dahulu yang sangat menyanjung diri anda, bahkan anda sudah dianggap menjadi dewa mereka (kecuali penulis tetap konsisten sudah tahu kualitas Jokowi sejak semula), kini mereka sangat kecewa sehingga mengalami sindrom "gigit dua jari" dan sudah ada yang jarinya kelihatan mulai terputus. Penulis ucapkan makanlah sepuasnya hai pendukung Jokowi yang sangat bodoh dan dipelihara kebodohannya, pilihan anda sudah sangat mengecewakan anda semua hanya dalam 100 hari kepemimpinan Jokowi-Jk. Presiden Jokowi juga diambang kejatuhannya ditambah banyak Menteri lemah kinerja. (Abah Pitung)
Ini Buktinya Jokowi Tidak Ingin Adanya Reformasi Indonesia.
Sebenarnya KPK telah Menyelamatkan Kepolisian RI.
Sebagian tulisan gambar diolah sendiri oleh Penulis.