Ada seorang Presiden di Indonesia, tidak mengetahui isi naskah Perpres yang dia tanda tangani sendiri dan itu terjadi. Karena banyaknya orang yang mengkritisinya serta membicarakannya, akhirnya Presiden Jokowi membuat lagi Perpres baru khusus untuk pencabutan atas Perpres terdahulu.
Inikah arti kerja-kerja-kerja yang Jokowi kumandangkan ketika pertama kali melakukan pelantikan Kabinet Kerja yang membuat banyak orang terkesima bahwa akan ada sebuah perubahan dibawah kepemimpinan Jokowi. Kenyataan yang terjadi ketika baru mencapai 100 hari menjabat sebagai Presiden, sangat banyak kerja yang dilakukan oleh Presiden Jokowi yang senyatanya memberatkan kehidupan seluruh rakyat Indonesia. Termasuk pembuatan Perpres yang sangat menyia-nyiakan waktu itu yaitu menanda tangani tanpa membaca terlebih dahulu apa yang akan dia tanda tangani. Termasuk penentuan Kapolri yang bisa berbulan-bulan lamanya. Ini adalah kerja Presiden Jokowi yang sangat membuang waktu.
Semua masyarakat yang mendengar dan menyaksikannya sangat kecewa dengan tindakan Presiden Jokowi tersebut dan perbuatan itu sangat berbahaya serta fatal bila dilakukan pada level kepemimpinan sebuah negara.
Tindakan konyol yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi, walaupun sudah tidak diberlakukan Perpresnya, akan tetapi sebuah keteledoran yang amat sangat fatal telah pernah dilakukan oleh seorang Presiden Jokowi.
Kedepan akan bagaimana jika sebuah naskah kesepakatan kenegaraan dalam bentuk bahasa Internasional akan ditanda tangani oleh Presiden Jokowi lalu isi dan makna kalimatnya tidak bisa dipahami oleh Jokowi ? Akankah naskah itu ditanda tangani seperti menanda tangani Perpres itu ? Akan kemana arah Negara Indonesia ini.
Luar biasa hebatnya perlambungan opini tentang figur Jokowi ini, baik sebelum dan setelah menjadi Presiden sehingga sangat besar harapan yang dibebankan kepundak Jokowi. Ternyata perlambungan yang bombastis tersebut hanya rekayasa saja dan kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang dikatakan dan disampaikan oleh para pendukung Jokowi, termasuk para penjilatnya diberbagai media. Lucunya, dengan adanya kekonyolan Jokowi akhir-akhir ini, masih saja ada yang membela serta menutupi kesalahan tersebut dengan cara berbagai siasat kotor pembenaran yang sangat menyesatkan publik.
Termasuk ada beberapa penulis di Kompasiana ini, yang sangat tanggap melakukan pembelaan dan pengelabuan atas kekonyolan Jokowi. Sehingga citra yang selama ini di bentuk diharapkan tidak terhancurkan menurut pendapat mereka. Padahal kenyataan di masyarakat opini yang terjadi adalah citra Jokowi sudah sangat menurun dan sangat anjlok. Bahkan sampai dibuat sebuah opini adanya kaitan atau skenario dengan seorang pemuda 21 tahun sampai berani menaiki rongga ban pesawat terbang komersial dari Pekanbaru ke Jakarta hanya untuk bisa bertemu Presiden Jokowi. Artinya, ada kesan masih ada orang yang berani sampai mengorbankan jiwanya hanya untuk bertemu sang idolanya Jokowi dan peristiwa ini sudah sewajarnya diadakan penelitian dan investigasi apakah ada kaitan politisnya penyusup penumpang gelap tersebut. (Abah Pitung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H