Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Banyak Politisi Partai Tuna Wawasan

10 Agustus 2017   07:36 Diperbarui: 24 Agustus 2017   02:06 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dia adalah katanya elit Partai Nasdem, yang mengumandangkan restorasi Indonesia,ternyata didalamnya banyak yang ngaku Politisi tapi tuna wawasan. Salah satu namanya Viktor Laiskodat yang menyatakan didalam pidatonya di  NTT bahwa Partai yang mendukung atau menolak Perppu No.2/2017 adalah sebagai kelompok ekstremis yang mau membuat sebuah Negara berdasarkan Khilafah katanya.

Apalagi dia katakan bahwa Khilafah itu berarti semua harus sholat dan digerejapun harus sholat, artinya Viktor L ingin menyampaikan kepada masyarakat NTT bahwa paham Khilafah itu akan memaksa para kaum Kristen untuk masuk Islam dan aktifitas non Islam akan sangat dibatasi. Ini sebuah pendapat yang sangat tuna wawasan, bahwa Viktor L tidak memiliki wawasan yang baik dan benar tentang apa yang dia sampaikan. Inikah orang yang ngaku Politisi Nasdem ? Katanya politisi senior akan tetapi cara dan gayanya seperti orang jalanan yang sangat gusar memprovokasi elit masyarakat NTT untuk memusuhi Partai Gerindra, Partai PAN, Partai Demokrat dan Partai PKS, yang dituduh sebagai Partai Intoleran serta menyudutkan ummat Islam.

Ini adalah sebuah penyampaian pemikiran Viktor Laiskodat yang sangat dangkal dan tidak memiliki dasar yang kuat, dan terlihat asal berpidato didepan para orang yang juga tidak mengerti atas ketidak mengertian sang penyampai pidato si Viktor Laiskodat. Sesungguhnya Viktor Laiskodat ini asal bicara tanpa mengerti apa yang dia sampaikan.

Selanjutnya Viktor Laiskodat menyampaikan kalimat yang sangat provokatif yang mengandung permusuhan yang penuh dengan nilai nilai intoleransi adalah kalimat :

"Kelompok-kelompok ekstremis ini mau bikin satu negara lagi, tak mau di negara NKRI. Domo ganti dengan nama khilafah. Ada sebagian kelompok ini mau bikin negara khilafah. Dan celakanya partai-partai pendukung ada di NTT. Yang dukung khilafah ini ada di NTT itu nomor satu Partai Gerindra, nomor dua itu namanya Demokrat, partai nomor tiga itu PKS, nomor empat itu PAN. situasi nasional ini partai mendukung para kaum intoleran

 Catat bae-bae, calon bupati, calon gubernur, calon DPR dari partai tersebut, pilih supaya ganti negara khilafah. Mengerti negara khilafah? Semua wajib solat. Mengerti? Negara khilafah tak boleh ada perbedaan, semua harus solat. Saya tidak provokasi.

 Nanti negara hilang, kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965, mereka tidak berhasil. Kita yang eksekusi mereka. Jangan tolak perppu nomor 2 Tahun 2017".

Didalam pidato Viktor Laiskodat diatas, ada kalimat "Nanti negara hilang, kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965, mereka tidak berhasil. Kita yang eksekusi mereka. Jangan tolak perppu nomor 2 Tahun 2017". Kalimat "kita bunuh pertama mereka sebelum kita dibunuh", ini adalah ucapan yang sangat provokatif dan seharusnya aparat Kepolisian RI menangkap Viktor Laiskodat untuk diperiksa atas ucapan adu dombanya di NTT. Apalagi Viktor Laiskodat ngaku sebagai Politisi senior Partai Nasdem. Apa hubungannya kata "bunuh" dengan kalimat "Ingat dulu PKI 1965" Seharusnya juga Presiden Jokowi menegur keras Viktor Laiskodat sebagai politisi dari partai pendukung kekuasaan.

Sangat kita sesali, bahkan pidato Viktor Laiskodat dinyatakan oleh konfrensi pers Partai Nasdem, isi pidatonya adalah ada yang mengeditnya sehingga melenceng seperti itu. Lalu kita bertanya bagian mananya  yang diedit orang lain ? Kalau demikian, kalimat PROKLAMASI yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dahulu juga sudah diedit orang ? Inilah cara cara kotor sebuah kelompok untuk berupaya menutupi sebuah kebusukan. Masyarakat Indonesia sudah sangat pintar dan janganlah ada upaya pembohongan publik akan menjadi nilai buruk yang permanen didalam opini masyarakat. (Abah Pitung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun