Kalau dahulu ada sebutan Mr.Krack, dialah BJ.Habibie yang menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak pada logam struktur. Sehingga sejak dahulu hingga kini, semua industri penerbangan dunia termasuk NASA memakai rumus Habibie sebagai penemuan anak Indonesia. Ternyata anak bangsa Indonesia bisa setara dan sejajar dengan anak bangsa lainnya didunia.
Kali ini, kita sebagai bangsa Indonesia, sepantasnya bangga bahwa telah muncul satu lagi anak bangsa Indonesia setelah BJ.Habibie yang sangat berprestasi dia adalah Yogi Ahmad Erlangga si penemu rumus matematika Helmholtz yang selama 30 tahun belum mampu terpecahkan. Dalam hal ini, Indonesia sebenarnya sudah memiliki banyak ilmuwan yang tangguh baik yang sedang berada di Indonesia maupun di luar negeri dan telah memposisiskan bangsa Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan bangsa lainnya di dunia khususnya bangsa Barat.
Lelaki berpenampilan sederhana berjenggot sangat rajin sholat lima waktu dan berjamaah yang dilahirkan tanggal 8 Oktober 1974 di Tasikmalaya dia adalah Dr.Yogi Ahmad Erlangga sebagai alumni ITB Cum Laude S1 dan S2 dosen Penerbangan dan melanjutkan studi S3-nya di negeri Belanda (Delft).
Dari kesuksesan Dr.Yogi Ahmad Erlangga, beliau sekarang menjadi perebutan para pebisnis perminyakan dan banyak universitas didunia tidak mau tertinggal atas pengetahuan penemuannya sebagai nara sumber diberbagai kuliah umum universitas dunia. Karena sulit dan rumitnya rumus Helmholtz ini, sangat banyak pakar Iptek dunia sering menjauh untuk mau meneliti dan memecahkan rumus Helmholtz.
Dengan nawaitu semata beribadah kepada Allah SWT., Dr.Yogi Ahmad Erlangga melakukan penelitian yang bersungguh-sungguh dengan kesabaran dan kejeniusannya pada akhirnya Yogi dapat memecahkan rumus Helmholtz dan ini membelalakkan para ilmuwan dunia serta mendapatkan penghormatan tinggi tersendiri dari berbagai universitas di dunia seperti USA, Eropah dan Israel serta lainnya.
Hasil temuan Dr.Yogi Ahmad Erlangga, sangat mempermudah semua perusahaan pemboran minyak dunia. Karena dengan rumus ini, dunia perminyakan akan bisa 100 kali lebih cepat didalam menemukan sumber sumber minyak di dalam bumi melalui gelombang elektromagnetik yang memantul dari perut bumi dengan ketepatan yang sangat tinggi. Selanjutnya, industri yang bisa memakai rumus Helmholtz adalah industri kapal selam, industri radar, industri penyimpanan data dalam format blue ray disc, aplikasi pada laser serta ilmu yang berkaitan dengan gelombang elektromagnetik.
Yogi Ahmad Erlangga justru enggan mematenkan temuannya ini untuk mendapatkan uang yang banyak, malah Yogi mengatakan saya menolak temuan saya dan menyebut dengan “Erlangga Equation”. Dikatakan oleh Yogi, mematenkan temuan justru akan menghambat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. Inilah pikiran non-kapitalistik yang telah dibuang oleh Yogi didalam pola pikirnya. Yogi ingin temuannya ini bisa bersifat open source yang bisa dimanfaatkan sebesar besarnya untuk memperkembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Dr.Yogi Ahmad Erlangga sebagai pemenang penghargaan VNO-NCW Scholarship dari Dutch Chamber of Commerce, bercita cita untuk melakukan penelitian yang mendalam tentang pesawat terbang yang bisa menjadikan spesialisasi dibidang Aeronotika dan Astronotika, Biomedika dan Perminyakan. Pada saat ini, Dr.Yogi Ahmad Erlangga menjadi dosen di Al Faisal University, Riyadh, Arab Saudi dan mendapat julukan sebagai Habibie muda. (000)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H