Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa, Video Panco Jokowi

5 Juli 2016   17:21 Diperbarui: 5 Juli 2016   17:35 1907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ada seorang rekan menampilkan di WA video panconya Jokowi dengan anaknya Kaesang, kita melihat dalam durasi tertentu, memang ada nilai kesantaian dan keakraban yang ingin dibangun Jokowi dengan sang anak dan keluarga. Memang seharusnyalah semua orang tua bisa berlaku mesra dan akrab dengan para sanak keluarganya. Sesempatnya kedua orang tua meluangkan waktu untuk saling bercengkerama dan saling interaksi memberi kalimat kalimat bernas dengan para anak anak.

Video tersebut bisa ramai sebagai tayangan viral sosmed menjadi perhatian publik, karena didalamnya ada Jokowi sebagai Presiden Indonesia saat ini.

Dari gesturnya Jokowi dan Kaesang, kita bisa melihat, bahwa memang video itu merupakan inisiatif anaknya yang diamini oleh Jokowi. Maksud Jokowi juga, agar masyarakat bisa mengetahui bahwa Jokowi juga bisa akrab dengan anaknya dan Kaesang juga ingin memanfaatkan popularitas dirinya melalui jabatan bapaknya sebagai Presiden RI untuk bisa menjadi bahan pembicaraan dan bisa dia sangat berharap untuk menjadi posisi trending topic di media social dan youtube. Semuanya adalah numpang beken dan numpang tampil supaya lebih memiliki nilai popularitas dirinya.   

Bagi Jokowi, video Panco ini, juga ingin dimanfaatkannya untuk mempertahankan nilai citra dirinya yang sangat sederhana agar diketahui banyak orang, walaupun sudah menjadi Presiden, Jokowi ingin mengesankan dirinya tidak berubah dan tetap konsisten sederhana seperti yang dahulu, pakai kain sarung dan kaos dalaman putih T-Shirt serta bersendal capit.

Disaat Jokowi adu panco dengan anaknya, kelihatan Jokowi sangat berat untuk bisa mengalahkan anaknya yang tangannya lebih tegap dan kuat dari tangan Jokowi yang berkesan kurus tidak berotot dan kerempeng. Disini Jokowi memperlihatkan bahwa dia tidak sanggup melawan secara tuntas tantangan walaupun hanya dengan tantangan panco, lalu membela kekalahannya yang dikesankan seolah olah masih memiliki kemampuan menang dengan mengatakan : “Yang besar itu belum tentu yang paling kuat, yang besar itu yang tinggi kesabarannya, yang besar itu yang tinggi kesalehannya”. Inilah jurus ngeles Jokowi kepada anaknya dan ingin di pamerkan di Youtube. Rupanya Jokowi ingin juga memamerkan jurus kalimat filosofinya supaya banyak orang yang mengatakan bahwa Jokowi juga memiliki jiwa seni filosofi yang tinggi juga.

Tidakkah orang saleh itu harus sesuai kata janjinya dengan perbuatannya ? Masih ingatkah bahwa dulu Jokowi berjanji akan membuat SDM Kabinet Kerja dan tidak akan traksaksional yang terdiri dari para ahli teknokrat diluar orang orang Partai, nyatanya sangat banyak mengisi bidang Kabinet dengan orang orang Partai. Masih ingatkah anda dengan semua janji janji Jokowi ketika kampanye penCapresan dahulu ? Apakah Jokowi laksanakan saat ini ? Inikah orang besar yang penuh dengan tingginya kesalehan yang dikatakan oleh Jokowi kepada anaknya itu ? Lalu dipamerkan di Youtube agar banyak orang menontonnya ? Demikian narsiskah Jokowi ? Inikah yang ingin dipamerkan Jokowi ? (Abah Pitung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun