Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Kabarnya Kasus Tolikara?

2 September 2015   10:23 Diperbarui: 2 September 2015   10:50 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media kita juga sepertinya suka melupakan kasus besar yang terjadi, banyak janji yang disampaikan oleh para pejabat hukum kita bahkan seorang Presiden RI Jokowi, telah menyampaikan dengan tegas untuk mengungkap secara tuntas kasus Tolikara yang dilakukan oleh sekelompok pihak yang terprovokasi oleh lembaga GIDI (Gereja Injili Di Indonesia). Oleh karena itu, sangatlah berbahaya jika media massa dikuasai oleh segelintir orang, karena berita bisa dimanipulasi oleh segelintir orang tersebut. Media mainstream kita, juga sepertinya tidak berkeinginan untuk mengungkapkan kasus Tolikara ini, karena mungkin juga menyangkut kepentingan mereka yang kebetulan satu paham ideologi, dan jangan harap dimedia mereka ada ungkapan seperti pada tulisan ini. Padahal kasus Tolikara adalah sudah masuk kedalam ranah hukum dan penegakan hukum itulah yang harus kita tagih sudah sampai sejauh apa proses penegakan hukumnya yang dilakukan oleh Kepolisian RI. Hal ini juga sekaligus sebagai penilaian kita semua ingin melihat kinerja Kepolisian RI apakah sudah berubah atau belum dari masa lalunya kebobrokan penegakan hukum di Kepolisian RI.

Presiden Joko Widodo mengutuk keras : "Saya mengutuk keras pembakaran dan tindak kekerasan di Tolikara tersebut”, kata Presiden Jokowi melalui akun resminya di Facebook, hari Minggu (19/07/2015) malam."Saya jamin, hukum akan ditegakkan setegak-tegaknya, bukan hanya untuk pelaku kriminal di lapangan tetapi juga semua pihak yang terbukti mencederai kedamaian di Papua”."Masalah ini harus diselesaikan secepatnya agar ke depan tidak terjadi lagi kekerasan di Tanah Papua”, kata Presiden Jokowi. Kita semua berharap sama dengan Presiden Jokowi agar Kepolisian RI bisa mengungkap secara tuntas sampai kepada otak teroris intelektualnya yang ada disekitar GIDI dan para simpatisan pendukungnya.

Semua kita saat kejadian kasus Tolikara, baik yang beragama Kristen apalagi yang beragama Islam kaget dan diluar dugaan, bahwa penistaan dan penyerangan kepada ummat beragama Islam atas nama agama yang dilakukan oleh oknum GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) telah terjadi secara sangat memalukan sekaligus memilukan nilai-nilai kemanusiaan kita semua. Masih ada para oknum yang sangat biadab tanpa memiliki moral/akhlak yang baik berencana untuk membumi hanguskan ummat Islam di Kecamatan Karubaga Kabupaten Tolikara (d/h. Wamena) Papua. Perencanaan pembakaran ini, sudah sangat nyata kalau kita membaca isi surat dari GIDI tertanggal 11 Juli 2015 Nomor : 90/SP/GIDI-WT/VII/2015 yang ditujukan kepada ummat Islam se-Kabupaten Tolikara di Karubaga. Isi dari surat pemberitahuan GIDI ini adalah : 1) Mereka akan melakukan seminar KKR Pemuda GIDI tingkat Internasional pada tanggal 13-19 Juli 2015. 2) Pimpinan GIDI Wilayah Toli membatalkan dan menunda semua kegiatan yang mengundang ummat besar dari tingkat jemaat lokal dan klasis dari berbagai Yayasan atau lembaga-lembaga lain. Pada butir 2) ini, ingin mengimbaskan sebuah larangan kepada kegiatan besar ummat beragama Islam yang berada di Tolikara. . Ini adalah urusan intern kalangan GIDI sendiri serta PGLII (Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia) dan tidak ada korelasinya dengan ummat beragama lainnya. Atas dasar butir 2) ini, GIDI memberitahukan bahwa : a. GIDI tidak mengijinkan pelaksanaan acara sholat Idul Fitri 1436 H pada tanggal 17 Juli 2015 diseluruh wilayah Kabupaten Tolikara (Karabuga). b. Ummat Islam boleh melaksanakan Sholat Idul Fitri dan merayakan lebaran diluar Kabupaten Tolikara (Wamena) atau di Jayapura. c. Dilarang kaum muslimat memakai pakaian Jilbab. Ini adalah isi surat yang sangat arogansi dan sombong seolah-olah Negara Indonesia milik mereka.

Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) terbentuk dari Kristen Amerika yang dikenal dengan gerakan Kristen Evangelis yang lebih fundamentalis dan radikal dibandingkan dengan pecahan kelompok gereja lainnya. Kristen Evangelis ini sangat mendukung gerakan Zionis Yahudi yang lebih dikenal dengan Gerakan Kristen Zionis. Makanya pada setiap ada acara besar yang dilaksanakan oleh GIDI, selalu ada pemunculan berbagai lambang-lambang dan bendera Zionis Yahudi bintang Daud.  

Adanya pengibaran bendera atau lambang-lambang dari Negara asing tanpa izin, apalagi Negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik seperti bendera Israel, serta mengabaikan bendera Merah Putih sebagai lambang Negara Indonesia, adalah merupakan penodaan kepada Negara Republik Indonesia serta penodaan kepada bangsa Indonesia. Pengibaran dan pemunculan berbagai bendera dan lambang Israel oleh mayoritas warga di Tolikara, seharusnya ada pelarangan oleh Pemerintah Daerah serta aparat Kepolisian RI setempat harus menindaknya. Pemerintah pusat harus mengangkat kasus ini dan meminta pertanggungan jawab kepada Pemerintah Daerah di Tolikara. Hal ini sangat jelas sudah menodai bangsa dan Negara Indonesia yang dilakukan oleh sekelompok orang terkait GIDI di Tolikara.

Kelompok gerakan Injili masuk ke Indonesia sejak tahun 1950-an dari Amerika Serikat dan Eropa. Oleh kelompok Injili di Inggris mengirimkan para misionaris mereka untuk melayani beberapa gereja dan lembaga Kristen di Indonesia melalui Overseas Missionary Fellowship (OMF). Tokoh Kristen Evangelis Pat Robertson (2013) pernah mengatakan bahwa Islam bukanlah agama (Huffington Post). Dikatakan oleh Pat Robertson, “Setiap kali kalian lihat – orang-orang yang marah itu, kelihatannya sifat kesetanannya yang mendorong mereka untuk membunuh dan melukai dan menghancurkan, serta meledakkan dirinya sendiri,” kata Robertson tentang Islam. “Itu sebuah agama kekacauan.” Bagi kita ummat Islam, kita bisa menilai betapa bodohnya tokoh Kristen Evangelis Pat Robertson ini yang hanya menilai Islam dari kejadian yang bersifat kasuistis dan inilah upaya mereka untuk menimbulkan Islamophobia dunia. Kita kaitkan dengan kasus Tolikara adanya palarangan Sholat Idul Fitri dan pelarangan memakai Jilbab bagi muslimat serta pembakaran pemukiman dan masjid adalah sebagai kepatuhan kepada Pat Robertson yang dungu itu. Apalagi Paul Golding dari Britain First aktivis Evangelis serta para kelompoknya sering menyerang sejumlah masjid di Inggris serta membagi-bagikan Bibel kepada ummat Islam dan menurut mereka sebagai bagian awal dari kampanye “Perang Salib Kristen” dijalan-jalan kota Inggris. Adanya pernyataan yang disampaikan oleh PGLII Ronny Mandang bahwa semua korban dalam kerusuhan Tolikara adalah jemaat Gereja Injili Di Indonesia (GIDI). Artinya jemaat GIDI-lah yang menyerang serta melempari ummat Islam yang sedang melaksanakan sholat Idul Fitri dan mereka akhirnya berhadapan dengan aparat keamanan yaitu Kepolisian RI karena mereka juga menyerang dan melempari aparat Kepolisian serta melakukan pembakaran itu. Seperti inikah Perang Salib Kristen yang dikumandangkan Paul Golding yang diterapkan Kristen Evangelis GIDI di Tolikara Papua ? (Sumber Disini)

Kita di Indonesia, ingin menyaksikan, sudah sampai sejauh apa seluruh jajaran aparat Kepolisian RI untuk bisa mengungkap siapa saja yang terlibat dan mengapa hal ini bisa terjadi di Tolikara. Selanjutnya kita ingin juga menyaksikan sudah sejauh apa Kepolisian RI mau menjalankan perintah seorang Presiden RI Joko Widodo yang menyatakan dan menegaskan : ."Saya jamin, hukum akan ditegakkan setegak-tegaknya, bukan hanya untuk pelaku kriminal di lapangan tetapi juga semua pihak yang terbukti mencederai kedamaian di Papua”."Masalah ini harus diselesaikan secepatnya agar ke depan tidak terjadi lagi kekerasan di Tanah Papua”, kata Presiden Jokowi. (Abah Pitung)

Kasus Tolikara : 1, 2, 3

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun