Mohon tunggu...
Abah Pitung
Abah Pitung Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pengamat Politik & Sosial Ekonomi yang sangat Sadar pada tingkat bawah sadar. Sangat setuju agar Koruptor besar dihukum mati dan perilaku mereka sebenarnya sudah mengabaikan serta meniadakan Allah SWT., dalam kehidupannya ketika berbuat korupsi. KORUPTOR adalah PENJAHAT NEGARA dan BANGSA INDONESIA sampai dunia kiamat. Vonis hukuman bagi Koruptor, bukanlah nilai yang bisa impas atas kejahatan Korupsi. Email ke : abahpitungkite@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Penghinaan Presiden RI Terjadi, Konspirasi Protokoler PDIP

15 April 2015   11:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:05 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rupanya sudah ada perencanaan matang dalam mengundang Presiden Jokowi hadir dalam Kongres PDIP IV di Bali. Atas penjelasan wakil Sekjen PDIP di ILC tadi malam (14/4/2015), Presiden Jokowi diundang dengan sebutan "Kader Utama PDIP" bukan dengan sebutan Presiden RI. Lucunya, Wapres Jusuf Kalla diundang dengan sebutan "Wakil Presiden RI" artinya pada acara Kongres IV PDIP, pada saat itu posisi JK jauh lebih tinggi dan terhormat dari Presiden Jokowi.

Keriuhan penyebutan "Petugas Partai" yang banyak dihujat masyarakat, diperparah dengan sebutan Kader Utama PDIP kepada Presiden Jokowi ketika dicantumkan dalam undangan. Memang telah ada skenario sangat terencana terhadap pengkerdilan Presiden Jokowi oleh panitia pelaksan Kongres cq. Bidang protokoler. Mengapa PDIP bisa demikian ? Adakah permintaan yang mendesak dari orang yang paling berkuasa di PDIP ? Baru pertama kalinya terjadi seorang Presiden RI diundang dalam acara sebuah partai, tidak memberikan kata sambutan dalam acara tersebut.

Setelah para petinggi PDIP melakukan penghinaan kepada Presiden Jokowi, justru Presiden Jokowi datang ke lokasi kongres dengan fasilitas kepresidenan dan tentu semuanya atas beban uang rakyat atas nama Negara. Kalaulah dalam undangan tertulis dengan sebutan "Kader Utama PDIP" dan sangat disadari oleh Jokowi datang dengan dirinya berbaju seragam merah sebagai petugas partai, seharusnya Jokowi tidak menggunakan fasilitas Negara ketika datang menghadiri Kongres tersebut. Disini, Jokowi-pun tidak tahu diri main babat saja menggunakan fasilitas protokoler Negara dan memaksakan dirinya dalam posisi seorang Presiden RI dan bukan Kader Utama PDIP. Disini, Jokowi-pun turut serta menghinakan dirinya sendiri didalam posisi kongres IV PDIP tersebut.

Bisa dibayangkan kerugian dari seluruh rakyat Indonesia, ada seorang Presiden di dibebas tugaskan oleh PDIP selama 2 hari lebih dan telah terjadi kekosongan jabatan kepresidenan di Indonesia ketika itu. Bagi para kader PDIP, ini dianggap sepele, akan tetapi bagi seluruh anak bangsa Indonesia peristiwa penghinaan dan pembebas tugasan seorang Presiden, ini adalah masalah besar.

Pembenaran konyol yang dilakukan pihak petinggi PDIP, mengundang bahan tertawaan dari semua kalangan terhadap istilah salah kaprah Megawati dengan ucapan "Petugas Partai". Pembenaran yang konyol yang dipertontonkan membuat muak semua orang menyaksikannya dan mendengarkannya dan merendahkan martabat sebuah Partai. (Abah Pitung)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun