Pada saat Jokowi sang presiden berjanji akan mengumumkan susunan kabinetnya Rabu 22/10/2014, Jokowi berkeras untuk mengumumkannya di Tj.Priok Jakarta Utara yang maksudnya sebagai perlambang kuat bahwa komitmennya untuk membangun laut kemaritiman Indonesia dengan selogan "Jalesveva Jayamahe" adalah sangat serius. Rupanya sejak siang tim Jokowi sudah mengontak pihak PT.Pelindo untuk mempersiapkan tempat pembacaan susunan kabinet oleh Jokowi. Maka segala keperluan untuk tempat seorang presiden yang pantas  adalah panggung yang sangat pantas dan dilaksanakan oleh kelompok tertentu serta pihak pengamanan Paspampres melakukan sterilisasi keamanan minimal pada radius 2 Km. Adanya rencana Presiden Jokowi mengumumkan susunan Kabinetnya di Tj. Priok, sebagian awak media massa Internasional dan dalam negeri sudah lebih dahulu menunggu cari posisi tempat sejak jam 16.00 Wib. Berangkat dengan bus yang disediakan oleh pihak Istana Negara. Ternyata setelah ditunggu sampai jam 19.30 Wib. awak media dikomandokan staf  Biro Pers agar ke kendaraan bus menuju kembali ke Istana Negara. Semua para wartawan media dan awaknya penuh tanda tanya dan kecewa saat didalam kendaraan.
Kalau Jokowi menganut dan paham dengan makna revolusi mental yang dia ucapkan sendiri, mengapa Jokowi berbuat acara yang hanya membacakan susunan Kabinet, menghamburkan uang sia-sia di Pelabuhan Tj. Priok ±Rp.600 Juta lalu acaranya dibatalkan begitu mudahnya tanpa penjelasan yang pasti. Selanjutnya menyetujui adanya pesta rakyat yang dikerahkan terencana di Monas yang menghamburkan uang cukup besar dan hasilnya adalah banyaknya penonton yang mabok-mabokan serta sampah yang menumpuk bersama banyaknya kondom berserakan setelah acara pesta rakyat itu. Bagaimana Jokowi yang katanya mau membangun Indonesia akan tetapi berbuat dan menyetujui cara-cara ironis yang bersifat pemborosan dan bukan penghematan.
Batalnya Presiden Jokowi dalam acara pengumuman susunan menteri cabinet di kawasan Petikemas pelabuhan Tj. Priok Jakarta Utara, sangat mengecewakan para wartawan media asing dan media dalam negeri. Tidak itu saja, juga sangat mengecewakan dan membingungkan seluruh rakyat Indonesia. Karena bagaimana bisa terjadi dari seorang Presiden yang sudah memastikan adanya acara pembacaan susunan Kabinet pada awalnya, sehingga terjadi sebuah aktifitas persiapan untuk itu, tiba-tiba berubah batal yang diingkari tanpa adanya penjelasan yang pasti.
Perilaku seperti ini sangat berbahaya bagi sebuah bangsa, apalagi kita di Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai penderitaan tekanan permasalahan ekonomi dan hutang yang seharusnya tidak dipimpin oleh Presiden yang "try and error", Presiden yang coba-coba sehingga akan berdampak kepada kepercayaan rakyat terhadap solusi permasalahan Nasional lainnya. Apalagi diperkirakan awal November 2014 mendatang, BBM bersubsidi akan dinaikkan oleh Presiden Jokowi sebesar Rp. 3.000,- sehingga BBM bersubsidi Rp. 9.500,-/liter. Kita ketahui PDIP adalah partai yang selalu menolak kenaikan BBM yang di sampaikan SBY, tetapi ketika mereka berkuasa Presidennya Jokowi, malah mereka pulalah yang pertama menaikkan BBM bersubsidi diawal kekuasaan mereka, sehingga beban kehidupan mayoritas rakyat semakin berat saja disamping bayang-bayang kenaikan inflasi yang lebih memberatkan biaya kehidupan rakyat cilik.
Walaupun demikian kenyataan yang dialami Presiden Jokowi, kita sebagai rakyat berharap Jokowi bisa mengatasi persoalan yang dihadapinya dan Jokowi bisa memimpin Negara Indonesia yang tercinta ini kepada perwujudan harapan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. (Abah Pitung)
Selamatkan Indonesia dari penjajahan daratan serta penjajahan lautan oleh Kapitalis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H