Kalau anda membaca kembali tulisan "Rumah Kaca Abraham Samad" pada alinea pertama dituliskan dengan nyata bahwa Megawati SP memang menekan Presiden Jokowi dalam hal mencalon tunggalkan Komjen Polisi Budi Gunawan menjadi Kapolri. Ini tulisannya :
"Dalam satu minggu ini adalah hari-hari yang berat bagi Jokowi, di satu sisi ia ditekan oleh Kubu Megawati untuk memunculkan Komjen Budi Gunawan, ..........."
Tulisan "Rumah Kaca Abraham Samad" sudah diakui oleh Hasto Kristyanto (HK) sebagai Plt. Sekjen DPP-PDIP serta PDIP sebagai lembaga Partai juga sudah membenarkan tulisan itu, malah Hasto Kristyanto sudah memperkuat kebenaran tulisan tersebut pada acara penjelasan di Komisi III DPR-RI.
Upaya untuk mengaburkan kenyataan adanya tekanan Megawati SP dan kubunya terhadap Presiden Jokowi, adalah sebuah strategi untuk mengembalikan citra baik Megawati SP bersama organisasinya PDIP bahwa didalam proses pembentukan Kabinet dan pengangkatan para pimpinan lembaga instansi dan BUMN tidak ada cara-cara transaksional atas berbagai kesepakatan politik antara lembaga partai PDIP dan koalisinya dengan Presiden Jokowi. Justru semua orang mengetahui dan menyaksikan bahwa realisasi pengisian orang-orang di Kabinet sangat transaksional antara PDIP dengan partai koalisinya.
Jika ada orang lain diluar kader PDIP yang berupaya mengaburkan adanya tekanan-pemaksaan Megawati SP dan kubunya kepada Presiden Jokowi, itu adalah sebagai cara-cara kotor yang ingin memprovokasi publik dalam hal memutar balikkan kenyataan yang ada. Sudah sangat jelas bahwa memang ada tekanan kepada Presiden Jokowi dalam hal penetapan Budi Gunawan dan itu di nyatakan serta ditegaskan sendiri oleh kader PDIP bernama Hasto Kristyanto (HK) sebagai Plt. Sekjen DPP-PDIP.(Abah Pitung)
Mobil Nasional ESEMKA Hanya Untuk Pencitraan Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H