Mohon tunggu...
Abah Kabayan
Abah Kabayan Mohon Tunggu... -

Wong cilik yang bukan penggemar hoak

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kisah Tukang Mebel Kalahkan Jenderal Purnawirawan Bintang Tiga

20 April 2019   09:57 Diperbarui: 20 April 2019   11:04 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase sumber istimewa

Dua kali sudah, Joko Widodo dan Prabowo Subianto bersaing memperebutkan tiket menuju ke Istana Negara. Tahun 2014, menjadi persaingan pertama antara keduanya. Lewat pemilihan presiden yang digelar secara langsung, Jokowi panggilan akrab Joko Widodo dan Prabowo Subianto, berkompetisi.

Mengutip situs biografiku.com, jauh sebelum jadi politisi, Jokowi bukan siapa-siapa. Ia bahkan tak punya titisan darah politisi dari keluarganya. Ayahnya orang biasa. Pun ibunya, ibu rumah tangga biasa. Jokowi datang dari keluarga sederhana, bahkan bisa dikatakan keluarga miskin.

Jokowi juga bukan aktivis. Ia sebelum jadi politisi lebih banyak berkecimpung di dunia usaha bidang perkayuan. Jadi pengusaha mebel. Kesuksesannya di jalur politik dimulai, saat ia maju ke gelanggang pemilihan wali kota di kota kelahirannya, Kota Solo. Di usung PDIP, Jokowi sukses terpilih jadi walikota bahkan hingga dua kali berturut-turut. 

Kelasnya di politik naik, saat ia maju ke pemilihan gubernur di Jakarta. Berduet dengan Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama, Jokowi sukses duduk sebagai orang nomor satu di ibukota. Belum selesai menjabat sebagai gubernur di Jakarta, Jokowi sudah didorong PDIP maju sebagai calon presiden. 

Ini bisa dikatakan pertaruhan terbesar di pengusaha mebel di dunia politik. Apalagi lawannya, Prabowo Subianto, bukan orang sembarangan. Mantan jenderal, bekas menantu presiden dan anak menteri di era Soekarno. Prabowo lama aktif di militer. Sempat jadi Danjen Kopassus dan Pangkostrad. Tapi kemudian dipensiunkan dini, karena tersandung kasus penculikan para aktivis pada tahun 1998. Pangkat terakhirnya Letnan Jenderal atau jenderal bintang tiga.

Bersama dengan Jusuf Kalla, Jokowi maju ke arena pilpres 2014. Sementara Prabowo yang dilawannya, maju menggandeng Hatta Rajasa, Ketua Umum PAN. Sejarah akhirnya menorehkan namanya. Mengutip Kompas.com, setelah penghitungan suara selesai, Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, meraih suara terbanyak.  Jokowi-JK meraup 70.997.85 suara atau 53,15 persen suara.

Sementara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya meraih 62.576.444 suara atau 46,85 persen. Selisih suara Jokowi-JK dari Prabowo-Hatta sebanyak 8.421.389 suara. Jokowi pun akhirnya terpilih jadi presiden ketujuh Republik Indonesia. Kini, Jokowi kembali maju ke gelanggang pilpres 2019 berduet dengan KH Ma'ruf Amin. Lawannya masih tetap sama, Prabowo Subianto yang maju bersama Sandiaga Uno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun