Sihol Manulang dari Bara JP juga mengingatkan hal serupa. Katanya, semua data pemilu itu sudah transparan. Karena itu hentikan upaya membohongi rakyat. Sihol pun lantas menjelaskan proses penghitungan suara  yang dilakukan KPU. Setelah suara selesai dihitung di TPS, kemudian dituangkan dalam formulir C1 dan C1 Plano. Jadi setiap orang bisa melihat, mencatat, mendokumentasikan formulir C1 dan C1 Plano itu. Kalau memang ada yang salah, pasti langsung ketahuan. Pelaku manipulasi pun bisa dihukum.
"Jadi, hentikan segala cara dan upaya yang membohongi, bahkan menipu rakyat. Semua data transparan dan bisa kita adu validitasnya," tegas Sihol.
Wignyo dari Mappan, menambahkan, kalau kubu Prabowo-Sandi tetap bersikukuh menang, dan memang punya data valid, ia menantang,  bertarung saja di Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konsitusi  adalah  lembaga sahih dan konstitusional untuk menyelesaikan sengketa hasil Pemilu.
" Jika konstitusi sudah tak lagi dihormati, dipatuhi, dan dijalankan, untuk apa kita bernegara? Mereka yang menolak membawa bukti suara ke MK, patut disebut pembangkang konstitusi,"katanya.
Ferdy Semaun dari Posraya, mengatakan pemilu legislatif dan pemilihan presiden serentak merupakan sejarah bagi demokrasi di Indonesia. Ini pesta demokrasi langsung dan serentak yang pertama kali diterapkan. Semua rakyat Indonesia pantas bersyukur, sebab proses pemilu secara umum berlangsung aman, tertib, lancar dan damai. "Jangan nodai torehan tinta emas demokrasi ini. Prabowo jangan mengulang-ulang drama yang makin menjatuhkan wibawanya,"ujarnya.
Kelik Wirawan dari GK Jokowi dan Aidil Fitri Koordinator Aliansi Relawan Jokowi, juga satu suara. Menurut Kelik, publik untuk sementara bisa mengetahui kemungkinan hasil akhir pemilu legislatif dan pemilihan presiden lewat quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei maupun real count KPU. Tentu, penghitungan dan rekapitulasi manual KPU yang sedang berjalan yang akan jadi dasar penetapan resmi. Direncanakan real count KPU akan diumumkan tanggal 22 Mei 2019. Karenanya masing-masing kubu capres dan cawapres bersabar dan menahan diri. Jangan tiba-tiba mengklaim kubunya sudah menang, apalagi hanya berdasarkan real count internal sendiri.
 "Sepertinya kubu Prabowo-Sandi kehilangan kesabaran sampai harus deklarasi kemenangan namun sesungguhnya pepesan kosong," kata Kelik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H