Mohon tunggu...
mohamad husen
mohamad husen Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan dan praktisi penerapan teknologi informasi

Pengamat perubahan budaya masyarakat di era Industry 4.0

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Manfaat WFH bukan sekedar penangkal penyebaran virus.

25 Maret 2020   15:00 Diperbarui: 25 Maret 2020   17:10 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seperti diketahui bahwa Pemerintah pusat dan beberapa pemerintah Daerah sudah mengeluarkan himbauan kepada warga untuk tinggal di rumah dengan kebijakan meliburkan sekolah, kantor dan menutup pusat pusat keramaian untuk menghindari menyebarnya wabah virus COVID19. Istilah yang digunakan untuk tinggal di rumah ini adalah Work From Home (WFH). 

Tujuan dari kebijakan ini adalah mengurangi interaksi fisik langsung antar masyarakat selama 14 hari karena itu masa inkubasi virus tersebut. Jika dalam kurun waktu 14 hari di suatu rumah tidak terjadi apa apa maka rumah tersebut dan penghuninya sudah steril. Bagi yang terpapar virus di suatu rumah bisa langsung dijemput dari rumah tersebut untuk penanganan lebih lanjut. Sehingga, virus tidak akan menyebar kemana kemana dan titik penyebaran sudah dapat teridentifikasi.

Setelah menjalankan anjuran kebijakan WFH dalam waktu seminggu, masyarakat mulai dapat merasakan efeknya dari kebijakan WFH ini. Secara perorangan banyak yang merasa bosan, jenuh dan kesal terutama karena usahanya juga banyak yang terganggu dan aktifitas dibatasi. Akan tetapi, dibalik itu semua ada sesuatu yang membuat masyarakat baru menyadari bahwa ada manfaat dibalik kondisi yaitu :

1. Banyak waktu luang buat keluarga, terutama bagi kepala keluarga atau suami istri yang bekerja dari pagi pulang malam.

2. Lalu lintas menjadi lenggang , tidak terjadi kemacetan. Ini dambaan masyarakat pada umumnya.

3. Pengiritan biaya rutin bulanan , karena pos anggaran bensin, angkot, e-toll, jajan di cafe , laundry dll turun secara signifikan.

4. Bagi pemilik usaha pun akan dapat dirasakan dalam pos bayar tagihan listrik, biaya operasi harian rutin akan jauh berkurang. 

Dengan melihat fenomena tersebut maka WFH sebetulnya dapat diterapkan bukan hanya sebagai salah satu penangkal penyebaran virus tetapi diterapkan disaat kondisi normal karena ada manfaat manfaat yang dirasakan masyarakat. Hanya diperlukan suatu penataan atau pengaturan agar pihak pihak yang terimbas kerugian oleh program WFH seperti restoran, mall, cafe, transportasi umum, tempat wisata dll dapat kembali berjalan normal.

Salah satu cara penataannya adalah pembuatan jadwal rotasi kerja bagi karyawan "back-end office" ( yang tidak berhubungan langsung dengan pelanggan, klien atau layanan publik ) untuk bekerja bergiliran dengan cara Work From Home (WFH) atau Work At Ofiice (WAO). Dengan cara ini tingkat kemacetan akan menurun sekurang kurangnya 30 %. Pengeluaran perusahaan dan biaya ongkos transport pegawai akan jauh berkurang (win win solutions).

Era Industry 4.0 dan implementasi Internet Of Things (IOT) sudah berjalan, dengan ditunjang infrastruktur komunikasi internet yang memadai maka program WFH merupakan sesuatu yang bukan mustahil lagi. Interaksi antar masyarakat sudah bisa dibantu aplikasi aplikasi berbasis online berupa aplikasi chatting, video conference, belanja online, payment online dll. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun