PEMILU presiden dan wakil presiden (pilpres) kian dekat dan mendebarkan. Riuh pendukung masing-masing calon menyuasanai kemeriahan pemilu dibalut sedikit ketegangan. Sebagian orang nampak sudah tak sabar lagi menanti hasil perolehan suara. Kehadiran pemimpin berwibawa dan siap membawa bangsa ini ke pentas dunia menjadi impian bersama. Terpilihnya presiden yang siap menyejahterakan rakyatnya menjadi dambaan semua.
Pada masa tenang dan menunggu tanggal pemungutan dilanjutkan penghitungan suara, dua pasangan calon diliputi harap-harap cemas. Semua paham, pemenang pemilu masih menjadi rahasia Tuhan. Keduanya memiliki peluang yang sama; kalau bukan pemenang ya pecundang. Tak ada seorang pun yang mampu mendahului kehendakNya, manusia hanya bisa membaca sinyal dan memprediksi.
Bila mengamati tanda-tanda yang ada dan fenomena yang terjadi, menurut pandangan saya sinyal kemenangan itu ada pada pasangan Prabowo-Hatta. Siapapun anda boleh setuju atau tidak. Sinyal-sinyal kemenangan itu nampak pada hal berikut:
Hasil survei
Sinyal pertama, rilis 16 lembaga survei pada rentang waktu (2 Juni - 2 Juli 2014) menyatakan angin kemenangan bertiup kepada pasangan Prabowo-Hatta. Inilah hasil survei yang mereka lakukan:
- Indonesia Network Elections Survey (INES) : 54,3 persen - 37,6 persen
- Pusat Data Bersatu (PDB) : 40,6 persen - 32,2 persen
- Institut Survei Indonesia (ISI) : 52,55 persen - 47,45 persen
- The Institute Indonesian Development Monitoring (IDM) : 48,4 persen - 34,7 persen
- Political Communication Institute (Polcomm) : 46,8 persen - 45,3 persen
- Lembaga Survei Jakarta (LSJ) : 47,5 persen - 41,3 persen
- Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) : 43,68 persen - 40,83 persen
- Lembaga Survei Nasional (LSN) : 46,6 persen - 39,9 persen
- Media Survei Nasional (Median) : 46,2 persen - 44,3 persen
- Evello : 50,85 persen - 49,15 persen
- Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) : 47 persen - 42 persen
- Indonesia Research Center (IRC) : 47,5 persen - 43 persen
- Forum Indonesia Maju (Forima) : 45,7 persen - 41,4 persen
- Vox Populi Survey : 52,8 persen - 37,7 persen
- Rectoverso Institute : 55,64 persen - 38,7 persen
- Oranye Survei Indonesia (OSI) : 39,04 persen - 32,32 persen
Berdasarkan data survei di atas, tingkat keterpilihan Prabowo-Hatta mencapai 6-7 persen atas pesaingnya, yakni 39-55 persen untuk Prabowo-Hatta dan 32-49 persen untuk Jokowi-Kalla. Meski tak ada keharusan beriman kepada hasil survei, paling tidak data tersebut dapat menjadi kompas penunjuk arah perolehan suara pada pilpres 9 Juli mendatang.
Restu sang 'penguasa'
Sinyal kedua, presiden SBY pada setik-detik terakhir dengan senang hati memarkirkan kendaraan politiknya di pasangan Prabowo-Hatta. Hal itu mengakhiri spekulasi dukungan politiknya selama ini. setelah sebelumnya beliau berpikir keras, membaca, mengamati, menganalisa konstelasi politik menjelang pelaksanaan pemilu.
Menurut saya, analisa politik mantan militer yang ahli strategi pastilah tajam. Pengambilan keputusan dan kebijakan yang berdampak kepada masa depan diri dan partainya penuh kehati-hatian dan perhitungan. Menambah kemantapan dukungan pak SBY kepada pasangan nomor satu, keinginan pak Prabowo untuk melanjutkan program pemerintahan pak SBY yang dianggap baik dan bermanfaat bagi akyat. Puncaknya adalah kunjungan beliau ke kediaman pak SBY di Cikeas sana.
Ada pemandangan menarik di acara kunjungan pak Prabowo ke presiden SBY di kediamannya, Cikeas Jawa Barat. Nampak terjadi tradisi baru dalam 'peralihan kepemimpinan' seperti dikomentari banyak orang. Dengan penuh khidmat, hangat, dan kekeluargaan, presiden SBY menyampaikan wejangan kepada pak Prabowo. Nampak di wajah pak SBY sebuah keyakinan dan optimisme untuk kemenangan capres yang ada di hadapannya.
'Kegelisahan' pak Jokowi dan pendukungnya
Sinyal ketiga, mentalitas pak Jokowi saat ini nampak berbeda dengan mentalitas beliau sebelumnya. Pasca pemilu legislatif mentalitas beliau begitu percaya diri. Hampir semua orang mempercayai bila pak Jokowi dipasangkan dengan siapa saja akan menang. Namun kini keyakinan tersebut berangsur memudar. Hampir semua orang memandang sebaliknya. Pak Prabowo dipercayai akan memenangan pertarungan pada pemilu ini. Dari hari ke hari elektabilitas pak Prabowo terus meroket dan dukungan moril terhadapnya begitu deras tak terbendung.
Kondisi seperti itu membuat pak Jokowi dan pendukungnya nampak gelisah. Memperparah kegundahan beliau lepasnya kontrol emosi para pendukungnya yang berujung tindak anarkis. Kegundah-gulanaan mereka nampak jelas dari lontaran kata-kata sinis terkadang kotor menghiasi media sosial, ulah penyegelan kantor salah satu stasiun televisi swasta, hingga pengepungan kantor Partai Keadilan Sejahtera. Tak heran, bila beliau saat ini berumroh ke tanah suci dengan harapan dapat mengurangi kegelisahan dan mengusir keraguan keislamannya selama ini.
Dukungan ulama dan habaib
Sinyal keempat, mayoritas ulama muslim dan habaib berbondong-bondong memberi dukungan kepada pasangan Prabowo-Hatta. Dukungan moril dan doa orang-orang soleh seperti mereka sangat diperlukan untuk menjemput kemenangan dari Allah penguasa alam semesta. Apalagi di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Hasil pasti dari pemilu presiden dan wakil presiden akan kita saksikan pasca penghitungan suara pada 9 Juli mendatang. Semua pihak berharap proses pemungutan dan penghitungan suara bejalan lancar. Siapapun pemenangnya dialah pilihan rakyat yang harus dihormati. Sikap sportif dari kedua pasangan menjadi harapan semua rakyat. Jadilah petarung yang siap menang dan siap kalah.
Jakarta, 07 Juli 2014
Salam Persaudaraan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H