Mohon tunggu...
Abah Faiq
Abah Faiq Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka Ilmu, Senang Menulis, Cinta Keadilan, Benci Kedzaliman

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS, Agama Baru di Indonesia?

2 April 2013   13:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:51 1890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hingga detik ini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih menarik perhatian para kolumnis, jurnalis, dan pegiat media lainnya untuk menjadi bahan pemberitaan dan perbincangan. Kenapa menarik? karena kerap kali ia tampil menawan dan perilaku politiknya mampu mencuri perhatian publik. Dinamika politik dan sepak terjang PKS yang pada tanggal 21 April 2013 nanti akan berulang tahun yang ke-15 kerap menjadi obyek pengamatan para pengamat dan bahan perbincangan para komentator.

Dari hari ke hari, beragam komentar, persepsi, dan pandangan orang tentang PKS bertaburan menghiasi berita dan opini di media elektronik dan media massa di Republik ini, bagaikan butir-butir salju yang indah turun dari ketinggian langit menghiasi hamparan permukaan bumi.  Pro dan kontra pun bermunculan menyikapi perilaku politik /gaya politik (politick style) PKS yang kerap kali tampil 'nyeleneh' dan kreatif di mata publik. Namun pada dasarnya persepsi publik terhadap PKS terbagi menjadi dua, yaitu : persepsi positif dan persepsi negatif. Apa pun persepsi itu, baik muncul dalam bentuk lisan maupun tulisan memberi efek dahsyat terhadap kenaikan popularitas partai ini. Manakala PKS mampu mengelola persepsi / opini yang dilontarkan publik kepadanya, selain akan mengangkat popularitas juga akan menaikan tingkat elektabilitasnya di mata publik.

Dari sekian banyak persepsi mengenai PKS, ada persepsi yang 'unik', tendensius dan menggelitik bagi saya, yaitu: PKS dipersepsikan sebagai 'agama baru' di negeri ini, sebagaimana di akhir tulisanartikelsalah seorang kompasianer Ninoy N Karundeng. Adakah yang salah dari persepsi itu? hemat saya, siapapun di negeri ini mempunyai hak untuk menyatakan persepsi pribadinya tentang sesuatu di hadapan publik, baik secara lisan maupun tulisan. Nanti publik sendiri yang akan menguji kebenaran persepsi tersebut dengan logika, pengalaman, dan pengetahuan yang mereka miliki. Apakah persepsi itu sesuai fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan atau hal itu hanya sekedar persepsi yang bernada 'fitnah' tak berdasar alias opini pembodohan publik.

Mempersepsikan suatu institusi atau organisasi apalagi dengan pernyataan negatif (negative statement) memang perlu ekstra hati-hati, agar tidak terjebak ke dalam perangkap 'kecerobohan' yang dapat melukai perasaan pihak lain. Karena pada hakikatnya persepsi tentang organisasi ditujukan kepada semua orang dan elemen yang ada di dalam intitusi atau organisasi tersebut. Bilapun ada person-person di dalamnya sebagaimana yang dipersepsikan namun hal itu tidak bisa digeneralisir secara keseluruhan, apalagi bila karena alasan keterbatasan pengetahuan seseorang tentang obyek yang dipersepsikan itu, ternyata faktanya tidak seperti yang dipersepsikan, hal itu akan berakibat fatal. Setujukah brother?

PKS menurut saya, tiada lain dan tiada bukan hanyalah salah satu partai politik yang legal formal dan dilindungi payung hukum undang-undang di Indonesia, bukanlah agama. Tidak ada ‘agama PKS’ di negeri ini, yang ada adalah partai yang dalam berpolitiknya banyak mengadopsi nilai-nilai luhur ajaran Islam (islamic values) yang bila dikaji secara mendalam, sebenarnya ia sejalan dan selaras dengan tabi'at dasar umat manusia di negeri ini.

Apakah hanya karena alasan PKS memiliki model tersendiri dalam berpolitik, kader-kadernya berpenampilan‘ala Islam’ sesuai dengan pemahaman dan pengetahuan ke-Islaman yang mereka miliki saat ini, lantas PKS dikatakan sebagai suatu agama, "agama PKS"? Saya pikir hal itu kurang tepat, bahkan merupakan pernyataan ceroboh yang bernada ‘penghinaan’dan ‘kebencian’ terhadap suatu organisasi politik di negeri ini. Penulis sejati mengedepankan etika dan adab dalam beropini dan berwacana. Semoga segala ucap yang keluar dari lisan dan untaian kata-kata yang tersusun dalam bentuk tulisan kita, bernilai kebaikan dan terhindar dari sanksi Ilahi di dunia dan akhirat kelak. Wallahu a’lam bishshawab.

Salam hangat dari pecinta kebenaran!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun