Mohon tunggu...
Abah Faiq
Abah Faiq Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka Ilmu, Senang Menulis, Cinta Keadilan, Benci Kedzaliman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dibalik Ketulusan Prabowo Ada Harapan

19 Juni 2014   16:32 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:08 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PRABOWO. Apa yang terbayang di benak orang ketika mendengar nama tersebut? saya yakin jawabannya akan berbeda-beda sesuai dengan kadar pengenalannya tentang beliau. Namun, beliau seorang mantan anggota militer menurut saya adalah jawaban yang paling populer di seluruh lapisan masyarakat. Lalu beliau seorang politisi menempati urutan berikutnya di benak masyarakat pemerhati media massa. Kemudian beliau seorang pengusaha menempati urutan berikutnya dibenak masyarakat pebisnis.

Sosok beliau sebagai mantan komandan pasukan elit militer (KOPASSUS), diyakini semua orang bahwa beliau adalah sosok yang tegas, berani, disiplin, cerdas, dan kuat. Namun tak banyak orang yang mengenal beliau sebagai orang yang tulus kepada rakyat Indonesia. Ketulusan pak Prabowo beroleh pengakuan dari mantan Presiden RI, almarhum Kiyai Haji Abdurrahman Wahid atau yang lebih populer dengan panggilan Gusdur.

Dalam sebuah wawancara di televisi swasta, Gusdur pernah berujar "kalau orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu Prabowo." Saya termasuk orang yang mempercayai benar bila kesaksian Gusdur tentang beliau dilandasi dalil dan bukti nyata. Bagi yang penasaran ingin menyimak langsung ujaran beliau silakan tonton video ini.

Cermin ketulusan hati pak Prabowo dapat dilihat dalam sikap, ucap, dan pikir beliau. Ada baiknya bila kita menyimak kembali untaian kata-kata beliau saat berorasi, ujaran kalimat-kalimat beliau ketika berdebat, dan lontaran sapa tulus beliau pada pesaing politik. Tak tampak dalam dirinya sikap menyerang, ambisi menjatuhkan lawan, menyepelekan atau merendahkan. Justru beliau tunjukkan kenegarawanan sikap tanpa kepalsuan, ketulusan bicara tanpa kelancangan, kejernihan pikir tanpa kepura-puraan, singkatnya beliau tampil apa adanya tanpa rekayasa.

Saya masih ingat suasana yang sangat mengesankan sikap hormat beliau kepada ibu Megawati beserta rombongan yang telah dianggap melukai hati (baca: pengingkaran butir ketujuh perjanjian Batu Tulis) di gedung KPU. Saya pun belum lupa bagaimana hangatnya sapaan beliau meski tak berbalas kepada pesaing politiknya pak Jokowi dan pak JK dalam acara deklarasi kampanye damai di Bidakara. Dan tulusnya penghargaan beliau atas ide/gagasan orang lain yang dianggap sejalan dengan pemikirannya (baca: gagasan ekonomi kreatif yang dilontarkan pak Jokowi) dalam debat di Grand Melia. Paling tidak, itu semua mencerminkan ketulusan hati beliau untuk membangun negeri, meskipun ada anggapan sebagian orang bahwa tampilan seseorang di muka publik tidak dijamin mencerminkan karakter yang sesungguhnya.

Ketulusan hati pak Prabowo membawa secercah harapan bagi bangsa Indonesia. Orisinalitas pribadi beliau memaksa rakyat untuk menaruh simpatik dan memberi dukungan atas pencalonannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Maka, tak heran bila dukungan untuknya mengalir begitu deras dari hari ke hari, dari dalam dan luar negeri, baik personal maupun organisasi datang berbondong-bondong menghampiri rumah Polonia, kantor pusat pemenangan Prabowo-Hatta.

Kini, tim pemenangannya mengklaim sudah lebih dari 600 organisasi massa dengan beragam jenisnya telah menyatakan dukungan terhadap pasangan Prabowo-Hatta. Dan sejumlah tokoh publik dengan beragam profesinya mulai dari kaum ulama, cendikia, akademisi, purnawirawan, budayawan, seniman, artis, buruh, petani, hingga nelayan dengan mantap memberi dukungan dan bersedia menjadi relawan.

Dibalik ketulusan ada secercah harapan. Meski tak sempurna dan memang tak ada orang yang seratus persen sempurna, beliau punya kelebihan dan kekurangan, punya kebaikan dan kesalahan. Kelebihan beliau adalah ketegasan, keberanian, kecerdasan, kenegarawanan, kemapanan, dan kejujuran. Barangkali itu semua menjadi modal utama beliau untuk memimpin Indonesia.

Saya tak bisa menyembunyikan kesukaan atas pernyataan terkahir (closing statement) beliau di penutup debat capres, pada hari Ahad, (15/06/2014) yang lalu "kita harus menjadi negara yang kuat, kekayaan kita jangan 'bocor' ke luar. Kita harus menjadi negara yang siap untuk menjadi macan asia."

Dari statement cerdas beliau di atas, paling tidak saya menangkap ada dua kata kunci menurut beliau untuk membangun Indonesia menjadi macan Asia, yakni stabilitas politik (kuat) dan stabilitas ekonomi (kekayaan). Semoga bila beliau terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, mimpi beliau benar-benar menjadi kenyataan. Ayo bersama bangkitkan semangat Indonesia!

Jakarta, 19 Juni 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun