Mohon tunggu...
Abah Faiq
Abah Faiq Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka Ilmu, Senang Menulis, Cinta Keadilan, Benci Kedzaliman

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bertarung Menuju Istana, Menjemput Takdir Tuhan

1 Juni 2014   20:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:51 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini, Ahad, (01/06/2014), dua kandidat capres dan cawapres akan memilih. Memilih nomer urut dari KPU (Komisi Pemilihan Umum). Siapa memperoleh nomer urut 1 tak dijamin jadi pemenang. Siapa mendapat nomer urut 2 belum tentu jadi pecundang. Nomer urut hanyalah pembeda yang satu dari yang lain. Peluang dua pasangan masih fifty-fifty, mungkin menang dan mungkin kalah. Saat ini, hanya Tuhan-lah Sang Pemegang takdir.

Pertarungan antar kandidat pada pilpres kali ini diperkirakan akan sangat sengit. Kedua pihak akan memperlihatkan kekuatan masing-masing. Serangan terhadap akan dilakukan dari berbagai arah; serangan darat maupun serangan udara. Polarisasi dukungan media massa; televisi, radio, dan surat kabar sudah nampak jelas sejak beberapa waktu ke belakang. Bahkan tensi keberpihakan akan semakin naik pada hari-hari ke depan.

Keberpihakan media massa tak bisa dielakkan. Kemana sang pemilik berlabuh, ke situlah media dan awak media akan mengikuti arahan dan kebijakan. Independensi media seakan hilang untuk sementara, dipinjam oleh masing-masing capres. Sebut saja, MNC Group dan Tvone, nampak keberpihakannya kepada pasangan Prabowo-Hatta. Sementara MetroTV, berpihak kepada pasangan Jokowi-Kalla.

Maka, siapa yang ingin kenyang dengan kabar mengenai kelebihan Prabowo-Hatta, tontonlah siaran berita saluran MNCTV, SCTV, RCTI, Tvone, ANTV, GlobalTV. Siapa yang ingin kenyang dengan kabar menegnai kelebihan Jokowi-Kalla, jangan lewatkan siaran berita pada saluran MetroTV. Dalam hal ini, pasangan Prabowo-Hatta lebih banyak menguasai serangan udara daripada pasangan Jokowi-Kalla, perbandingannya adalah 6:1 media.

Untuk serangan darat, kedua pasangan pun memiliki banyak pasukan. Prabowo-Hatta punya 6 peleton pasukan darat (baca: parpol pegusung); Golkar, Gerindra, PAN, PKS, PPP, dan PBB, diantara mereka memiliki gubernur/ kepala daerah, ratusan caleg terpilih yang siap menjadi juru bicara. begitupun Jokowi-Kalla punya 5 peleton pasukan darat, yakni PDIP, Nasdem, Hanura, PKB, dan PKPI, mereka pun memiliki kepala daerah, dan ratusan caleg yang siap jadi juru bicara. Dalam hal ini, Prabowo-Hatta lebih banyak menguasai serangan darat daripada Jokowi-Kalla, perbandingannya 6:5 parpol.

Apabila melihat dua kekuatan di atas, secara hitungan manusia, pasangan Prabowo-Hatta akan lebih berpeluang memenangkan pertarungan pilpres 9 juli mendatang. Namun, sekali lagi, perkiraan manusia bisa benar dan bisa salah. Manusia hanya bisa memprediksi, berupaya keras sampai ambang batas maksimal. Sementara hasilnya ialah hak preogratif Tuhan Yang Maha Kuasa.

Siapakah pemengan pertarungan, Prabowo-Hatta atau Jokowi-Kalla?

Siapapun yang terpilih kelak dialah pilihan rakyat. Pemimpin merupakan cerminan rakyatnya. Semoga, kedua pasangan siap untuk menang dan siap bila kalah. Menang dan kalah dalam pertarungan merupakan ketetapan Tuhan yang insya Allah baik untuknya.

Jakarta, 01 Juni 2014

Salam Persaudaraan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun