PASANTREN CIPASUNG & AHMADIYYAH[1]
Oleh Al-Faqir Muhammad Rizqi Romdhon bin KH. Ubaidillah Ruhiat bin KH. Ruhiat[2]
Latar Belakang
Latar belakang penulisan artikel ini adalah sebagai jawaban atas pertanyaan dan kritik dari salah seorang aktivis organisasi Islam dalam diskusi dengan aktivis muda NU Tasikmalaya tentang keislaman pada saat ini. Salah satu yang dibahas adalah apa peran Pasantren Cipasung dalam memberantas pergerakan Ahmadiyyah di Tasikmalaya pada umumnya dan di Kampung Cipasung pada khususnya.
Oleh karena itu penulis berinisiatif untuk menuliskan jawaban atas pertanyaan tersebut. Jawaban ini bukanlah jawaban resmi dari Pasantren Cipasung, namun merupakan apa yang dialami, dirasakan, dan diamati penulis atas apa yang dilakukan oleh Pasantren Cipasung dalam mencegah perkembangan Ahmadiyyah.
Penulis menulis artikel ini bukanlah untuk mebangga-banggakan Pasantren Cipasung, namun untuk menjawab pertanyaan yang sebetulnya bisa ditanyakan langsung kepada Pasantren Cipasung dan tidak perlu diumbar di sosial media.
Penulis sebelumnya memohon maaf, apabila ada kata-kata yang salah dan menyinggung, mohon dimaafkan. apabila ada keterangan yang salah mohon dibetulkan. Ilmu hanya milik Allah kebodohan adalah milik penulis sendiri
Penulis berharap penulisan jawaban ini bisa memberikan penjelasan tentang kedudukan Pasantren Cipasung dalam mencegah perkembangan Ahmadiyyah. Penulis hanya berharap kepada Allah subhanahu wata’ala apa yang sudah dilakukan Pasantren Cipasung bisa bermanfaat baik di dunia maupun di akherat.
اللهم اجعل هذا المعهد معهدا مباركا لنا ولدينك وللناس أجمعين....آمين
“Ya Allah, semoga Engkau menjadikan Pasantren Cipasung sebagai Pasantren yang memberikan berkah baik bagi kami, agama Engkau, dan semua manusia...amin”
Sejarah Ahmadiyyah di Singaparna