Meskipun tetap eksis, tukang cukur tradisional menghadapi berbagai tantangan di era modern ini. Persaingan dengan barbershop yang menawarkan layanan lebih menarik menjadi tantangan utama. Selain itu, perubahan preferensi pelanggan yang semakin mengutamakan estetika juga membuat tukang cukur tradisional perlu beradaptasi agar tidak ditinggalkan.
Namun, di balik tantangan tersebut, ada peluang besar bagi tukang cukur tradisional untuk terus bertahan. Dengan menjaga kualitas layanan, meningkatkan keterampilan mencukur, dan mempertahankan harga yang kompetitif, mereka tetap bisa menarik pelanggan. Bahkan, beberapa tukang cukur tradisional mulai mengadopsi sedikit inovasi, seperti menawarkan model potongan rambut yang lebih bervariasi atau memperbaiki tampilan kios mereka agar lebih menarik.
Barbershop dan tukang cukur tradisional sebenarnya bukanlah dua hal yang harus saling meniadakan. Keduanya memiliki segmen pasar masing-masing dan dapat hidup berdampingan. Barbershop hadir untuk mereka yang menginginkan pengalaman mencukur rambut yang lebih modern dan stylish, sementara tukang cukur tradisional tetap menjadi pilihan bagi mereka yang mengutamakan harga terjangkau dan layanan yang cepat.
Keberadaan tukang cukur tradisional yang tetap bertahan membuktikan bahwa kebutuhan masyarakat sangat beragam. Tidak semua orang mengutamakan tren, dan banyak yang masih lebih nyaman dengan suasana sederhana dan akrab yang ditawarkan oleh tukang cukur tradisional. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mendukung keberadaan mereka agar tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, baik di desa maupun di kota.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI