Mohon tunggu...
khusnul mubarok
khusnul mubarok Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Belajar sepanjang zaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makalah Sebagai Formalitas: asal selesai asal masuk kelas

23 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 23 Oktober 2024   15:33 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makalah Sebagai Formalitas: Fenomena di Lapangan dan Dampaknya pada Pendidikan

Di banyak institusi pendidikan, fenomena penulisan makalah hanyalah formalitas untuk menuntaskan tugas semakin sering dijumpai. Alih-alih fokus pada pembelajaran mendalam, banyak siswa yang hanya berusaha memenuhi persyaratan tanpa memedulikan kualitas atau pemahaman atas materi. Lalu, apa dampaknya terhadap proses pendidikan? Bagaimana kita bisa melihat fenomena ini secara lebih luas?

1. Realitas di Lapangan: Makalah Sebagai Beban, Bukan Kesempatan

Di banyak kampus, tekanan akademis yang berat membuat mahasiswa memandang tugas menulis makalah sebagai beban. Waktu yang terbatas, tuntutan dari berbagai mata kuliah, dan tekanan untuk segera menyelesaikan studi sering kali memaksa siswa untuk mengambil jalan pintas. Hasilnya, makalah yang disusun seringkali tidak mencerminkan kemampuan berpikir kritis, melainkan hanya kumpulan informasi yang disusun secara cepat untuk memenuhi syarat penilaian.

Dalam kondisi ini, siswa cenderung menyalin informasi dari internet, menggunakan bahan referensi yang terbatas, dan hanya memenuhi persyaratan teknis seperti jumlah kata atau format, tanpa benar-benar memperhatikan isi. Tentu saja fenomena ini menurunkan kualitas pendidikan dan tujuan pembelajaran yang sebenarnya, yaitu untuk membangun pemahaman mendalam dan kemampuan analisis.

2. Faktor-Faktor yang Mendorong Sikap "Asal Selesai"

Ada beberapa alasan mengapa pelajar cenderung menyelesaikan makalah hanya sebagai formalitas, antara lain:

  • Beban Tugas yang Overload : Mahasiswa sering kali diberi tugas dari berbagai mata kuliah dalam waktu yang bersamaan. Dalam kondisi ini, mereka lebih fokus menyelesaikan semua tugas daripada mendalami setiap topik.

  • Kurangnya Minat Terhadap Topik : Ketika siswa tidak tertarik dengan topik yang diberikan, motivasi untuk mengeksplorasi dan memahami materi pun rendah. Mereka lebih memilih menyelesaikan tugas secara cepat, bahkan jika harus mengorbankan kualitas.

  • Batas Waktu yang Singkat : Tenggat waktu yang ketat membuat siswa terpaksa mencari cara cepat untuk menyelesaikan makalah. Mereka lebih fokus pada aspek administratif dibandingkan kualitas isi.

  • Kurangnya Arahan yang Jelas : Kadang-kadang, instruksi dari dosen tidak cukup jelas atau dukungan bimbingan tidak memadai. Hal ini membuat siswa bingung dan hanya berusaha memenuhi syarat minimum agar tugas dianggap selesai.

3. Dampak Terhadap Kualitas Pendidikan

Fenomena ini tentu saja memiliki dampak jangka panjang yang merugikan, baik bagi pelajar itu sendiri, institusi, maupun kualitas pendidikan secara keseluruhan:

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun