Bagaimana jadinya jika nama-nama penulis Kompasiana dijadikan sampiran dalam pantun Ramadan?Â
Saya mencoba membuatnya. Namun sebelumnya, mohon maaf yang sebesar-besarnya untuk para penulis hebat yang saya tulis namanya.Â
Bukannya kurang sopan, atau kurang etika, namun saya sebut nama-nama penulis hebat ini semata-mata sebagai bentuk kekaguman saya akan karya Anda.Â
Tidak semua Kompasianer hebat saya pakai namanya untuk sampiran pantun, berhubung keterbatasan waktu dan tempat, hehe. Namun bagi yang ingin dibuatkan pantunnya, silahkan ajukan di kolom komentar, hehe.Â
Tanpa mengurangi rasa hormat, mohon maaf pula jika sebagian besar nama-nama yang disebut tidak menggunakan sebutan Pak, Bu, Mas, Mbak, dan yang lainnya. Hal itu dilakukan karena alasan teknis saja, mengingat larik yang ditulis harus tetap saling sesuai, antara suku kata pada sampiran dengan yang terdapat di isi pantun.
Pantun Ramadan Kompasianer
Buyung Nurman Wijaya Kusumah
Novia Respati dan Ibu Kartika
Yuk jalankan ibadah wajib dan sunah
Agar setelah mati tidak celaka
Ludiro Madu Irwan Sikumbang
Billy Kaitjily Itha Abimanyu
Jangan ragu janganlah bimbang
Mari membeli pakaian baru
Siska Fajarrany Cucum Suminar
Bambang Syairudin Ade Setiawan
Siapa berani main ke Banjar
Pasti kuajak main ke Pangandaran
Firman Rahman Pende Lengo
Suprihadi dan Pak Siman
Hari lebaran jangan melongo
Yuk silaturahmi salam-salaman
Pak Syahrial Jandris Tambatua
Inayat Tjiptadinata Effendi
Biar perut lapar karena puasa
Kita tetap harus rajin mandi