Juhana tetap tenang. Bahkan senyuman manis ciri khasnya tersungging dari bibirnya.Â
"Kisanak, saya bukan saudagar kaya, hanya seorang guru SR. Perbekalan saya ini bukanlah harta berharga. Percuma juga jika saya serahkan," katanya penuh santun.Â
"Aaaaah, jangan banyak bacot kau, aku tak peduli! Semua orang yang melintasi kawasan hutan ini harus tunduk pada perintahku," bentak pria sangar itu. Dua anak buahnya tertawa terbahak-bahak.Â
Juhana segera turun dari kudanya.Â
"Kalau kalian memaksa, silahkan rebut barang bawaanku ini, asal kalian bisa menjatuhkanku," kata Juhana sambil tetap tersenyum.
Si kumis tersulut emosinya. Dia menerjang Juhana. Tendangannya begitu kuat ke arah Juhana.
(Bersambung)Â
Kisah lanjutannya silahkan baca :Â Jejak Langkah Sang Guru : Perceraian Mengandung Hikmah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H