Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menguak Sejarah Kerajaan Galuh di Situs Karangkamulyan Ciamis

10 Februari 2024   19:33 Diperbarui: 7 Maret 2024   18:15 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Kepala SMAN 3 Banjar, Dr. Endang Mulyadi dan tim, berfoto di depan aula pertemuan di Situs Karangkamulyan. 

Bagi Anda yang sedang bepergian dari arah Bandung, Jakarta, Tasikmalaya atau dari manapun, menuju Semarang, Cilacap, Majenang, Banjar atau tujuan manapun, melintasi akses utama jalan nasional Ciamis, jangan lupa sempatkan mampir ke area wisata Karangkamulyan yang terletak di Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. 

Situs Karangkamulyan ini cocok dijadikan tempat istirahat perjalanan Anda, karena area hutan lindung yang sangat rindang seluas 25 Ha ini memberikan nuansa adem, pepohonan berusia ratusan tahun yang membuat udara semakin sejuk, serta para pedagang yang menyediakan makanan dan minuman yang harganya murah. 

Dokpri. Sejuknya hutan di Situs Karangkamulyan, membuat otak kita fresh di tengah hiruk pikuk kesibukan.
Dokpri. Sejuknya hutan di Situs Karangkamulyan, membuat otak kita fresh di tengah hiruk pikuk kesibukan.

Beberapa waktu lalu, kami mengunjungi Situs sejarah Kerajaan Galuh ini bersama Mrs. Shellee, guru mitra kami yang datang dari Australia dan menetap di Kota Banjar selama 2 minggu sebagai bagian dari kemitraan antar sekolah pada program BRIDGE. 

Selama dua pekan di Kota Banjar, Bu Shellee kami ajak tour ke berbagai tempat, dan Insya Allah akan saya ceritakan satu persatu, masing-masing tempat satu artikel, he-he. 

Objek utama peninggalan sejarah dari Situs Karangkamulyan, yang merupakan peninggalan Kerajaan Galuh terbagi menjadi sembilan situs yaitu Pangcalikan, Sanghiyang Bedil, Panyabungan Hayam, Lambang Peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan, dan Patimuan.

Jika Anda pernah mendengar atau membaca kisah Ciung Wanara, seorang anak raja yang dibuang di sungai, kemudian diselamatkan oleh Aki Balangantrang, maka di Situs Patimuan Karangkamulyan lah kisah itu bermula tempat ditemukannya bayi Ciung Wanara yang sengaja dibuang ibunya ke sungai, untuk menyelamatkannya dari upaya pembunuhan.


Sementara itu, situs Cikahuripan dipercaya oleh sebagian orang yang ingin mendapatkan kesuksesan, mencalonkan diri jadi pemimpin, atau hajat lainnya, untuk mandi di sumber air bernama Cikahuripan. 

Menurut penuturan penjaga Cikahuripan, banyak pula bujang dan perawan tua yang mandi di sana, agar segera mendapatkan jodoh. Bagaimana, mau mencoba mandi di Cikahuripan? He..he. 

Dengan tiket yang sangat murah, hanya Rp. 3500 saja, kita disuguhi pemandangan alam dan kisah sejarah yang sangat menarik. 

Namun sangat disarankan untuk berhati-hati memegang bawaan kita karena banyak monyet yang kadang-kadang merebut apapun yang kita pegang. Mereka mencari makanan dari pengunjung dengan merebut apapun yang dibawa, kadang mencuri dari para pedagang. 

Oh iya, area utama Karangkamulyan sekarang sudah dibangun oleh gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sehingga tampilannya sangat indah, cocok sekali untuk dijadikan tempat syuting film-film kolosal, istana kerajaan tempo dulu. 

Di situs ini pun ada Gong Perdamaian yang merupakan gong terbesar di dunia, dengan diameter 3,3 meter, terbuat dari perunggu dan plat besi. Gong ini dibunyikan setahun sekali, setiap tanggal 9 September. 

Alasan penyimpanan Gong Perdamaian di Karangkamulyan, karena Kerajaan Galuh sejak dulu terkenal sebagai kerajaan yang cinta damai, dan memiliki pantangan untuk menyerang daerah lain. 

Dokpri. Kepala SMAN 3 Banjar, Dr. Endang Mulyadi dan tim, berfoto di depan aula pertemuan di Situs Karangkamulyan. 
Dokpri. Kepala SMAN 3 Banjar, Dr. Endang Mulyadi dan tim, berfoto di depan aula pertemuan di Situs Karangkamulyan. 

Shelee Nikoula, guru mitra kami dari Canberra Australia, sangat senang berada di Situs Karangkamulyan. Pertengahan tahun 2024 ini, dia akan membawa suaminya, Steve  (seorang guru sejarah di SMP) ke situs ini. 

"Suami saya pasti akan senang dibawa ke sini. As a history teacher, he will do a research here," kata Shelee sumringah. 

Dokpri. Desain bangunan tempat pertunjukan seni di Situs Karangkamulyan, melengkapi indahnya kisah sejarah Kerajaan Galuh. 
Dokpri. Desain bangunan tempat pertunjukan seni di Situs Karangkamulyan, melengkapi indahnya kisah sejarah Kerajaan Galuh. 

Selama beberapa jam berada di Situs Karangkamulyan, saya merasa terbang ke dunia masa lalu. Masa di mana nenek moyang kita masih hidup dan mengembangkan peradaban masyarakat tatar Galuh, di mana sungai menjadi tempat transportasi utama yang menghubungkan sebuah kerajaan dengan kerajaan lainnya. 

Kuda-kuda dan kereta kencana pun ikut melengkapi bayangan di kepala. Bagaimana orang-orang zaman dahulu bertahan hidup, merebut dan mempertahankan kekuasaan, serta bagaimana mereka melestarikan warisan budaya secara turun temurun. 

Kisah Lutung Kasarung pun ada di Situs Karangkamulyan. Kerajaan Galuh, yang meninggalkan sejuta misteri dan kisah yang melegenda, takkan punah dilekang zaman, meski sistem pemerintahan saat ini sudah berubah. 


Museum di Karangkamulyan bercerita segala hal, mulai dari perkakas yang digunakan, perabotan yang didatangkan dari China, dan prasasti zaman dulu yang masih terpelihara, semakin melengkapi kisah sejarah tatar Sunda. 

Mohon maaf jika cerita ini tidak lengkap. Untuk lebih detail lagi, silahkan langsung datang ke Situs Karangkamulyan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun