Mohon tunggu...
Encang Zaenal Muarif
Encang Zaenal Muarif Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Lepas, Youtuber, Petani, Pebisnis Tanaman

Tak kenal maka tak sayang. Guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 3 Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat. Pemilik kanal YouTube Abah Alif TV dan Barokah Unik Farm. Mantan wartawan dan Redaktur Pelaksana SK Harapan Rakyat. Ketua Yayasan Al Muarif Mintarsyah sekaligus pendiri SMP Plus Darul Ihsan Sindangkasih. Kini aktif di PGRI dan diamanahi sebagai Ketua PGRI Cabang Kec. Banjar dan sekretaris YPLP PGRI Kota Banjar. Untuk menyalurkan hobi menulis, aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Karena seorang anak petani tulen, sangat suka bertani dan kini menjadi owner Toko Barokah Unik Tokopedia, yang menjual berbagai jenis bibit tanaman, di antaranya bibit kopi, alpukat dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tak Ada Masa Pensiun untuk Guru yang Memenuhi Syarat Ini

11 Januari 2024   18:49 Diperbarui: 11 Januari 2024   18:57 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Hasil Screenshot Kompasiana 

Kutulis apa yang kupikir, kurasa dan kualami. Tentu saja kugunakan pula logika dan rasa untuk memfilternya. Meski sebagian menanggapi nyinyir. Tapi aku tak peduli. Prinsipku, guru yang tidak menulis bagaikan seorang artis cover-an. Hanya mengcover lagu orang, namun tidak punya karya sendiri. Tak punya kreasi.

Hebatnya dampak menulis sudah tak bisa diragukan lagi. Mempengaruhi orang tanpa menyentuh. Menggiring opini tanpa mesti ribut. Penulis selalu menuntut dirinya untuk terus membaca, merasa, mengolah pikir dan membuat jasad dan ruhnya terus bergerak. Itulah mengapa biasanya penulis awet muda dan kesehatannya bagus. 

Salah satu penulis Kompasiana yang saya kagumi, Pak Tjiptadinata Effendi, pria kelahiran Padang, 21 Mei 1943 (usia 80 lebih) yang hingga tulisan ini dibuat, telah menulis 7.158 artikel di Kompasiana. Di channel YouTube Kompasiana, beliau bercerita bahwa menulis bagi beliau awalnya adalah sebuah hobi, namun lambat laun berubah menjadi kebutuhan. Sehari saja tidak menulis, terasa ada yang kurang dan tidak enak badan.

Luar biasa bukan? Bahkan, hingga kini Pak Tjipta masih sanggup menyetir jarak jauh. Perkara kesejahteraan, jangan ditanya. Ketika seseorang telah konsisten berkarya hingga mencapai tahap maestro, kebutuhan hidup bukanlah sebuah beban. 

Saat tak ada orang yang mendengar cerita kita, setidaknya akan ada orang yang membaca tulisan kita. Sebuah tulisan mampu menembus batas ruang dan waktu. Tidak di tempat kita, bisa jadi di tempat yang lain. Tidak hari ini, mungkin hari esok, ada orang yang mengambil manfaat atas ide yang kita tuangkan. 

Menjadi PNS guru, tentu dibatasi waktu. Usia 60 tahun mau tidak mau kita harus pensiun. Namun jadi penulis, selama hayat dikandung badan, selama jari kita bisa mengetik, bahkan ketika jari kita sudah tak berdaya pun, selama masih bernyawa dan sehat secara psikologis, kita bisa menyuruh orang untuk menuliskan isi pikiran kita. Intinya, tak ada kata pensiun untuk penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun