PADA suatu malam Sayyidina Ali bin Abi Thalib duduk bersama sahabatnya bernama Kumail bin Ziyad duduk di atas hamparan pasir. Lalu, Ali menjelaskan kepada Kumail bahwa dalam sebuah lingkungan atau organisasi ada lima jenis manusia lengkap dengan tabiat dan perangainya.
Dalam konteks kekinian, kelima jenis manusia itu dijabarkan dalam kelompok Autic Workers, Invisible Zip, Riverist, Opportunist, dan Indigostar. Autic Workers merupakan jenis kelompok manusia yang sibuk dengan diri sendiri, abai melaksanakan kewajiban, dan enggan berkontribusi.
Lalu, Invisible Zip adalah kelompok manusia yang selalu menuntut haknya dan lupa akan kewajibannya. Sedangkan Riverist jenis kelompok manusia yang mendedikasikan diri sekedar melaksanakan kewajibannya.
Sementara itu, jenis Opportunist merupakan sekolompok manusia yang tidak ambil pusing dengan lingkungan atau organisasinya. Terakhir adalah jenis Indigostar, yaitu sekelompok manusia dengan perangai dan tabiat yang sangat positif. Mereka selalu berkarya, inovatif, kreatif, dengan inisiatif serta motivasi tinggi.
Singkatnya, jenis manusia indigostar merupakan manusia yang profesional, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia. Dalam pandangan Plato manusia “berkualitas bintang” ini merupakan manusia yang ide-idenya merupakan cermin kebaikan dan kebajikan.
Dalam buku Indigostar karya N Syamsuddin CH Haesy yang diterbitkan Salamadani ini dikupas secara detail tentang sosok manusia indigostar atau bintang yang bersinar di antara gugusan bintang. Buku setebal 232 halaman ini menuturkan bagaimana sosok manusia Indigostar dalam bahasa yang apik dan terstruktur.
Secara garis besar buku ini dibagi dalam empat bagian, yaitu Memahami Indigostar, Jentera Indigostar, Jalur Indigostar, dan Sembilan Cahaya. Bagian pertama memberikan penjelasan etos kerja para indigostar, kedua mengungkap sisi moralnya, ketiga menelisik pandangan mereka yang visioner, dan terakhir bagaimana ketiga elemen tadi membuat sosok indigostar begitu bercahaya atau gemilang.
Buku ini membuat kita memahami tentang karakter manusia berkualitas bintang yang ada di sekitar kita. Dalam konteks organisasi atau perusahaan, bila manusia-manusia seperti itu diberikan kesempatan untuk berkarya, maka menghadirkan kegemilangan. Buku ini mengajak kita mendeteksi dan peka akan kualiats manusia berkarakter indigostar.
Dengan tinjauan dari sisi religius, manajemen, dan filsafat, buku ini cukup komprehensif menjabarkan tentang sosok manusia indigostar Jadi buku ini menawarkan pencerahan agar kita pun bisa menjadi sosok manusia indigostar. Yaitu menjadi manusia yang malu hidup tanpa berkarya, manusia yang malu tak meninggalkan kebaikan dan hal bermanfaat. (wasis wibowo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H