Mohon tunggu...
Kang Ukung
Kang Ukung Mohon Tunggu... wiraswasta -

Wiraswasta, anak baru 2, istri 1 saja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gunung Ciremai Ay'em Kaming

21 Februari 2015   04:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:48 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur saya awalnya bukan orang yg seneng nanjak gunung, jangankan gunung ciremai yg tingginya nyampe 3.078 MDPL. Tanjakan obyek wisata menuju pancuran tujuh di baturaden Banyumas aja dah ngos – ngosan. Dengkul rasanya mau copot

Gunung Ciremai kata mbah google tertulis gunung tertinggi di Jawa Barat, dari rumah saya yg di Losari Brebes keliatan banget. Kalau malem juga cahaya  lampu entah itu berasal dari rumah penduduk atau tempat lainnya yg berada di kaki gunung Ciremai juga keliatan kok.

Untung punya temen yg seneng nanjak gunung, namanya MUSTOFA anak tegal. Dia seringbanget tuh nanjak gunung, dah banyak puncak gunung yg dia naiki. Dari Sindoro, Sumbing, Merbabu, Merapi. Cuma dia belum pernah sampe ke Gunung Ciremai

Singkat cerita saya ngajak dia, awalnya cuma iseng ga taunya dia serius. Okelah kalo bek..bek..bek..gitu ( dgn dialek khas Tegalnya ) jadilah ketentuan waktu mendaki, diputuskan malam pergantian Tahun Baru 2015.

Kami berangkat dari Losari Brebes jam 11 siang pake motor, mas Mustofa boncengan sama temennya saya sendirian. Sampai  pos pendakian Palutungan sekira jam 3 sore. Titip motor di deket Pos Palutungan Cuma 15 ribu ( dihitung dari nanjak sampe turun lagi ), terus mendaftar untuk pendakian sekaligus bayar Tiket masuk sebesar 20 ribu rupiah/kepala

Bismillah, tepat ba’da Ashar kami berangkat mulai pendakian.

Hmm… ini toh yg namanya mendaki gunung. Napas udah ga karuan rasanya, maklum saya perokok berat. Sehari sampai 2 ½ bungkus, rokok kretek lagi J, pakaian yg saya bawa juga celana jeans, tas gendong minjem dari temen ( bukan tas Carrier ), sepatu warrior yg biasa di pake anak SMP. Hehehehehe

Setelah melewati perumahan penduduk dan areal perkebunan masuk jg ke pintu awal pendakian. 2 jam kami tempuh untuk sampai ke Pos Cigowong, disitu temen” pendaki lain dah banyak yang datang duluan dan  nge’camp. Kami bertiga cm ngambil air, istirahat sejenak.

Ba’da maghrib kami melanjutkan perjalanan, pas jam 8 malem hujan turun gede banget. Mau ga mau harus gelar tenda dan ngecamp di pos Paguyangan Badak. Hujan baru berhenti jam 3 pagi. Lanjutin perjalanan, jam 6 pagi gelar tenda lagi di Tanjakan Asoy. Ngantuk, soale semalaman waktu di Paguyangan Badak boro” tidur, pakaian basah semua belum lagi saya Hipotermia. Dingin buanget

[caption id="attachment_369883" align="aligncenter" width="300" caption="Pemukiman penduduk & Kebun ( doc.pribadi )"]

14244413591590004549
14244413591590004549
[/caption]

( Dicepetin aja yah ceritanya  )


jam 8 pagi  kami nglanjutin lagi perjalanan, Tenda sengaja di tinggal biar beban ga terlalu berat. Kurang lebih 3 jam kami sampai di Pos Pesanggrahan. Emang kata Ranger kalau tahun baru banyak banget yg nanjak. Pantesan ini gigi sampe kering, tiap papasan orang pasti nyapa.

Lanjut ke Pos Goa Walet, rehat sejenak. Masak mie goreng yg tingggal sarang satu, sumpah…. Saya mau nyerah. Rasanya dah ga kuat. Cm karena saya malu nanti temen cerita ke anak saya, kalau bapaknya ga kuat sampe puncak

Ternyata setelah dilakoni, jarak tempuh dari Goa Walet sampai puncak paling 15 – 20 menit. Cepet banget yak. Perasaan tinggi, terjal lagi

Alhamdulillah jam 11 siang pas Tahun Baru 2015 kami sampai di puncak Ciremai. Foto – foto sebentar, paling 1 jam di puncak lanjut turun lagi

[caption id="attachment_369887" align="aligncenter" width="300" caption="tanjakan Asoy ( doc.pribadi )"]

14244415001234439215
14244415001234439215
[/caption]

[caption id="attachment_369889" align="aligncenter" width="300" caption="Papan petunjuk yg penuh coret - coretan ( doc.pribadi )"]

1424441610272521136
1424441610272521136
[/caption]

[caption id="attachment_369891" align="aligncenter" width="300" caption="ini loh yg namanya mas Mustofa (doc.pribadi )"]

1424441693713589922
1424441693713589922
[/caption]

[caption id="attachment_369892" align="aligncenter" width="300" caption="three mas kenthir (doc.pribadi )"]

1424441745776938715
1424441745776938715
[/caption]

[caption id="attachment_369894" align="aligncenter" width="300" caption="alhamdulillah, nyong tekan puncak (doc.pribadi )"]

14244418031640695861
14244418031640695861
[/caption]

Ternyata naik gunung itu kalau nanjak napas ngos – ngosan tapi kalau turun dengkul, betis kaya mau copot. Kerammmmm .

tapi  saya ga kapok. malah rencananya bulan Agustus mau ke MAHAMERU Semeru... IN SYA ALLAH, kalau sikon memungkinkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun